Pregnant Again

2.8K 225 24
                                    

Kamar tersebut hawanya begitu panas, dan terdengar alunan suara-suara merdu yang membuat mereka semakin bersemangat mengejar kenikmatan.

Sang dominan tanpa henti menggerekkan badannya mengejar pria manis di bawah kungkungannya yang sudah mencapai kenikmatan terlebih dahulu.

"Emmmhhh."

Seketika badan Singto roboh di atas pasangannya. Dengan penyatuan yang belum dilepaskan.

"Phi lepas," ujar Krist yang perutnya terasa begitu hangat mendapat semburan benih-benih kenikmatan dari Singto.

Dengan perlahan Singto mencabutnya, dan seketika cairan yang tadi Singto keluarkan kini merembes keluar karena di dalam sudah terlalu banyak.

"Terima kasih buat hadiah ulang tahunnya," ucap Singto melabuhkan kecupan di kening Krist dan merebahkan dirinya di samping Krist.

"Sama-sama Singtuan."

Baru mereka akan memejamkan matanya karena lelah bermain. Pintu kamar mereka di ketuk dengan begitu keras. Membuat keduanya kembali membuka matanya.

Krist memakai selimutnya hingga menutup seluruh badannya. Sedangkan Singto bangkit dan segera memakai boxernya yang tadi sudah terbang entah kemana.

Ketika membuka pintu kamarnya, terlihat wajah Anthares yang cemberut dan bibirnya melengkung ke bawah dengan boneka buaya dalam dekapannya.

"Ada apa ke sini Sayang?" tanya Singto sambil mengangkat badan Anthares dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.

"Tadi Anthales mimpi di kejal macan, Pa. Telus nggak bisa tidur lagi," jawab bocah kecil berumur 4 tahun itu.

Singto mendengarkan aduan anaknya, sambil tangannya melempar sebuah kaos pada Krist. Bukannya Krist tidak ingin memakainya tadi, namun badannya susah bergerak karena sakit semua setelah melayani suaminya.

"Mau tidur sama Mama dan Papa?" tanya Krist ketika Anthares sudah di ranjang mereka.

Dengan semangat Anthares menganggukkan kepalanya dan langsung berbaring di samping Krist.

Singto yang melihatnya hanya bisa menghela nafas, sudah biasa Krist dimonopoli oleh anak-anaknya. Hingga terkadang Singto jarang mempunyai waktu meminta jatah seperti tadi.

Pagi harinya tidur nyenyak Singto dihebohkan dengan suara Krist yang muntah-muntah di kamar mandi. Dengan segera dirinya bangkit dan menghampiri Krist. Mengurut leher Krist, agar badannya agak baikan.

"Sudah enakan?" tanya Singto ketika Krist selesai.

Krist hanya menganggukkan kepalanya. Namun, sedetik kemudian badannya menegang karena sudah dari kemarin setiap pagi dirinya seperti ini.

"Phi kamu keluar dulu deh," pinta Krist.

"Mau ngapain Sayang?" tanya Singto heran. Padahal niatnya ingin sekalian mandi bersama.

"Temenin Anthares tang masih tidur sana," ucap Krist mendorong Singto agar keluar dari kamar mandi.

Setelah Singto sudah keluar dari kamar mandi, dan menyisakan Krist yang mengambil sesuatu dari laci.

Memeriksanya dengan perasaan yang harap-harap cemas. Seketika pandangannya membola ketika melihat apa yang ada di tangannya.

"Singtuaaaannn"

Singto di kamar yang mendengar teriakan dari Krist, langsung bangkit dari duduknya dan menuju kamar mandi.

"Ada apa Kit?" tanya Singto dengan raut wajah yang begitu khawatir.

"Aku hamil lagi," teriak Krist kesal dengan Singto.

"Akhirnya nambah lagi." Singto begitu senang dengan kabar yang baru saja didengarnya.

.
.
.

Cerita ini kembali mengudara karena aku sedang rindu sama mereka wkwk.

Mampir ke ceritaku yang lain juga ya hehe

Beautiful Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang