teman seperti apa yang kamu maksud? teman bermain? atau teman hidup? atau teman sejati? atau teman yang sebenarnya teman? aku tidak butuh teman jika teman itu hanya bisa merusuh dan berubah-ubah!
___Lawitta Arrvina___
"Law"
Aku menoleh sekilas, setelah tahu siapa yang memanggilku aku kembali mengikis tanah di depanku. orang yang memanggilku kini berjongkok di depanku.
"Ayok main!" ajaknya, dia menarik lenganku, aku menepis kasar lalu mendorongnya hingga anak itu terjengkang kebelakang.
"kamu gak liat aku lagi ngapain!?" bentakku. Gugun merungut sembari berdiri dan pergi. selang beberapa menit kemudian dia datang kembali, senyumnya merekah membalas tatapanku. dia juga membawa skop mainan ditangannya.
"kamu pasti cari harta karun kan, Law? aku bantuin ya" katanya berjongkok di depanku lalu mulai mengikis pasir dengan skop pasir mainan itu. aku menatap tak suka pada Gugun.
"Gugun!" panggilku ketus. mata psikopatku masih menatap tajam padanya.
"iya Law" sahutnya tetap fokus mengikis. aku tidak tahan lagi. aku berdiri mau pergi. Gugun langsung ikut berdiri menarik tanganku.
"mau kemana, Law? aku ikut ya?" seru Gugun sumringah. aku melepas pegangan Gugun dengan kasar.
"kamu gak ada kerjaan lain apa!?" ketusku. Gugun nyengir kuda.
"kita kan teman, Law" jawab Gugun seadanya. aku tanya apa dia balas apa. kembali aku mengeluarkan tatapan bengis nan tajamku seperti tatapan psikopat kata orang-orang.
aku tak mau lagi berurusan dengan Gugun. aku tak suka di ganggu dan terus diikuti sama Gugun. apalagi dia selalu bilang kita teman, aku tak suka itu. pernah aku iseng bertanya walaupun aku tahu bahwa dia punya banyak teman. "kamu gak punya teman ya, Gun" Gugun dengan santainya menjawab, "kamu kan temanku" tanpa aba-aba langsung saja aku menendang bagian vitalnya. dia menangis kejang aku tak peduli. mau saja aku lari tapi sayangnya aku suka melihat dia menangis kejang begitu.
****
"gak ngedip dia woii!" lapor Reno dengan suara besarnya. semua mata menatap fokus padaku. mereka berdiri mengelilingi.
Dasar cewe aneh! gue siram aja kali ya pake air ... itung-itung bales dendam.
"berani lo siram, berarti lo cari mati sama gue, Jess" seruku datar. mataku masih tak berkedip. mata Jessie melotot karena kaget aku mengetahui pikirannya. semua mata kini melihat Jessie lalu aku, secara bergantian.
"dia ngomong apa ih?"protes Jessie berpura-pura tidak tahu. dia gelagapan. aku mengedipkan mata menutup lamunanku tentang masa kecil. aku tidak tahu kenapa aku melamunkan kisah masa kecil itu.
saat melamun aku bisa masuk ke dalam pikiran orang bahkan aku bisa merasakan dan melihat isi hati orang. karena semua panca inderaku menajam sama pada saat sedang tidur.
"Are you okey, Law?" tanya Anum Cemas. Gupta sudah berdiri di depanku dengan tangan dilipat di dada. dia menatapku seperti berpikir.
"lo mikirin gue, Gup?" tanyaku spontan. Gupta tergelak. dia menatapku mendekat. aku bisa merasakan deru napasnya menembus pori-pori kulitku.
"kok lo tauu, Law?" tanyanya menyelidik. aku tak menjawab. mungkin itu sebabnya aku tiba-tiba melamunkan sosok anak kecil si perusuh itu karena dia terus ingin jadi temanku. sama seperti Gupta yang sepertinya juga ingin menjadi temanku. jadi dia memikirkan aku.
"bubar bubar!" usir Gupta mendorong semua orang mundur.
"opera patung Ms. Sleepingnya udah selesai ya" sambungnya masih terus mengusir. aku mendeling mendengar ucapannya.
Aku berdiri menerobos. Anum dan Gupta mengejarku lalu mensejajarkan langkahku. kalian harus tau satu hal. aku ini manusia yang tidak bisa tidur dengan nyenyak, bahkan jika bisa aku ingin menghilangkan tidur dari dunia ini. aku benci karena aku tidak bisa tidur.
tapi, kenapa aku punya kebiasaan yang suka tidur? jelasnya Kenapa aku ini pengantuk yang mengharuskan aku untuk tidur? kadang saat jam istirahat saja aku gunakan untuk tidur. aku berusaha untuk tidak tertidur tapi apa daya. aku sangat menderita akan itu.
tuhan, apa boleh aku di beri kekuatan untuk menghilangkan tidur dari dunia ini. aku mau semua orang merasakan penderitaanku yang tidak bisa tidur nyenyak seperti orang normal lainya.
"udah kali, Law. gak usah di pikirin" ucap Anum merangkul bahuku. Gupta berpindah posisi jalanya jadi di depanku, menghadap kearah aku.
"sotoy" jawabku.
"lo gak mau cerita gitu, Law. sama kita?" kini Gupta yang bersuara. dia menarik tanganku dan Anum duduk di kursi depan koridor kelas 12 Sastra 1.
Aku duduk di tengah. di kursi yang harusnya di duduki dua orang kami paksa duduk menjadi tiga orang sekaligus. alhasil kami sempit-sempitan.
"gue tau pasti ada sesuatu aneh sama Lo, kayak temen kecil gue" seru Gupta. dia duduk miring menghadapku, begitupun Anum.
"iya gitu, Gup? emang temen lo juga ada yang kayak Law?" Anum memastikan. Gupta mengangguk santai. dia mengeluarkan rokok dari saku celananya setelah celingak-celinguk.
aku mengambil paksa rokok itu dan menginjaknya sampai rokok hancur. bau tembakaunya langsung menguak menusuk penciumanku.
"beresin Num" perintahku datar. Anum menurut saja. aku tidak tahu kenapa gadis itu mau saja disuruh-suruh kalo sedang di kelas. asal kalian tahu, aku adalah orang yang tidak memiliki perasaan, bahkan mengenalnya saja aku tak sudi.
"parah Lo. Anum itu temen lo masa lo main suruh gitu aja kayak pembantu. minta tolong kek!" omel Gupta tak suka, alisnya bertaut satu sama lain, keningnya berlipat.
"percis banget kayak temen kecil gue" sambungnya lagi.
Bugh!
"STOP YA LO SAMA-SAMAIN GUE SAMA TEMEN KECIL LO ITU. BOSEN TAU GUE DENGERNYA!" berangku setelah meninju batang hidung Gupta sampai berdarah. ah, aku berharap dia menangis kejang seperti si Gugun pasti itu sangat menyenangkan. aku berlalu pergi begitu saja. samar-samar aku mendengar suara Anum khawatir.
"Gupta, Gupta kamu gak papa? maafin Law ya?" cemas Anum berusaha menghentikan mimisan di hidung Gupta.
aku pikir aku sudah menjauh dari mereka ternyata mereka mengejarku. kini Gupta dan Anum sudah berjalan bersisian denganku.
"kami gak mau ada korban Gupta kedua, Law" jawab Gupta karena aku bertanya ketus. aku tak suka diikuti begini.
"gue bukan psikopat" jawabku datar setengah kesal. mereka berdua terbahak mendengar balasanku. aku menatap kosong di depan sembari terus berjalan entah kemana. yang penting jalan aja dulu. asek.
See You Next Page
Pesan teks to riders : please ya buat kalian para pembaca. ini bukan mengemis. dengan kalian memberi vote dan komentar di cerita ini itu berarti kalian menghargai karya si penulis. pastinya jika kalian yang di posisi so author wattpad pengen dong karyanya di hargai? dengan kalian memberi vote dan komen, atau Krisar juga bagus karena kalian gak cuma menghargai tapi kalian juga secara tak sadar memberi semangat pada si author nya.
Thanks ya buat kalian yang udah sempatkan baca. Happy Reading part selanjutnya guys .... 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep And Law
FantasyCerita ke-tujuh "Orang-orang menyebutku Mata psikopat karena aku memiliki tatapan yang tajam bak psikopat!" Aku menatap tajam penuh penentangan pada mata orang di depanku yang kini sudah berpaling menghindari tatapanku. Jadi ini adalah sebuah cerita...