#Sleep 15

29 10 1
                                    

Tidak masalah, hanya saja aku malas untuk berbicara, aku sedang memoles luka agar luka tak berbekas nantinya

____Gupta Zahlidan____

Gupta mengomando jalan menuju rumahnya. Aku, Rayanum dan Ade mengekor di belakang. dari tadi Gupta hanya diam. dia enggan mengeluarkan suara emasnya itu walaupun hanya untuk menjawab iya, aku sangat kesal.

"kalian duluan aja ke atas. gue mau ke dapur" perintahnya dingin.

kami serentak mengangguk. Ade berlari kecil menaiki anak tangga ingin cepat-cepat sampai di kamar.

Bhuuss!

Ade meringkuk lalu merentang meringkuk lagi lalu merentang. "kenyamanan yang luar biasa adalah kasur" gumamnya. Anum terkekeh sembari ikut melompat tidur berlawanan dengan Ade.

"gak mau deket-deket sama kepala Ade" respon Anum menjawab pertanyaan Ade.

Ade tidak terima kepala Anum tidur di samping kakinya. dia tidak enak hati atau malah merasa risih kepala di lawankan dengan kaki. hum, cukup sopan juga anak itu.

Aku duduk di tepi kasur membaca buku-buku non fiksi belajar bahasa Inggris. Ade merebut buku itu lalu tergelak menertawaiku. Anum ikut tertawa melihat kami, dia menyamping menopang kepalanya dengan tangan.

"heh Law. kalo udah Oon, Oon aja ga usah di paksain belajar"

GEBHUGH!

Adaaww!

Ade terbahak memegang dadanya disela meringis sakit karena aku meninju bahu depan kanannya begitu saja. Ade sudah mengejekku aku tidak terima. ya memang aku minus bahasa Inggris, tapi tetap aja aku gak terima dia terang-terangan.

"gila ni cewe!" sahut Ade.

"Dasar Oon! sok Inggris lagi!"

"Adeeee!!" berangku mengejar pria itu.

Ade berlari menghindar. dia terbahak-bahak di tengah larinya. Aku terus mengejar kesal sembari mengambil buku tebal dan.

BUGH!

Ade tersungkur. aku tertawa sekencang-kencangnya sengaja menertawai. dia memegang kepala belakang hasil timpukanku. Anum turun dari kasur karena cemas melihat Ade.

"Law Lo kasar banget sih!" berang Anum sembari membantu Ade.

Alunan lagu Menyimpan Rasa oleh Devanno Danendra menghentikan berangan Anum. aku berjalan meraih Handphone yang mengeluarkan lagu Menyimpan Rasa tadi. lagu berhenti saat ikon hijau kutekan.

"Haii Law ..." sapa Dova lebih dulu. dia terdengar kikuk. masih belum terbiasa kayaknya.

"ya hallo, kenapa?" jawabku dingin.

"gak papa. kamu lagi apa, Law?"

Aku sebenarnya ingin bisa berbicara manis layaknya sejoli lainya. tapi jujur, ini juga pertama kalinya aku menjalin hubungan seperti ini. aku tak pandai bersikap. di tambah lagi aku baru hari ini mulai berinteraksi dengannya tapi bodohnya aku kenapa aku mau menerima Dova gitu aja.

"Law? kamu masih disitu kan?" tanya Dova rada-rada cemas.

"ya Dov"

"kamu lagi dimana, Law? aku kesana ya?" ujarnya.

Dova memaksa dirinya se-care mungkin. ah pria itu terlalu nekad menurutku.

"gak usah, gue lagi di rumah Gupta" jawabku dingin.

Anum mencolek-colek sikutku. dia kepo dengan siapa aku menelpon. Ade juga ikut menguping, dia duduk di sampingku. aku pikir anak itu akan marah padaku setelah insiden buku tadi.

"kamu masih berhubungan sama Gupta ya?" ketus Dova berusaha tenang. aku mengernyit.

"maksud lo apa, Dov?" aku mulai kesal.

"hah? gak kok, have fun ya"

Klik.

Aku memandang layar HP yang gelap ini. sambungan telepon ia matikan begitu saja. apa Dova cemburu? atau marah?. aku garuk-garuk kepala bingung.

"Lawittaa ... lo barusan telponan sama Dova!?" tanya Anum penuh keterkejutan. aku mengangguk.

Ade dan Anum merapat. itu berarti mereka ingin aku bercerita tapi sayangnya aku sedang malas untuk bercerita. moodku sedang tidak baik karena Gupta tak ingin bicara.

suara decitan pintu mengalihkan kami. Gupta masuk dengan wajah dinginnya membawa nampan berisikan nasi dan gule ikan kakap dibantu Bik Oro membawa lauk lainya dan ceret berisi air. bibi kembali ke dapur mengambil alat makan, piring gelas dan sendok.

"pantes lama, lo masak Gup?" tanya Ade.

dia sudah mengambil aba-aba duduk bersila di lantai kamar. Aku ikut duduk di samping Anum.

"mama yang masak" jawab Ade dingin.

"Ah udahlah! gak asik ah lo, Gup" kesal Ade merajuk, entah itu benar atau tidak.

Bibik datang, Ade langsung mengambil piring padahal belum di tata, dia mengambil satu piring dari tangan bik Oro.

"kenapa lo, De?" tanyaku menyahuti kekesalannya tadi. Gupta tak acuh.

"kesel gue, Law. ni anak mukanya dingin banget, di tekuk mulu males tau gue!"

Gupta tak merespon. dia menyendok nasi dan lauk. aku sepemikiran dengan Ade. aku juga kesal dengan sikap Gupta hari ini.

"Oiya, Lo tadi gak sekolah kan, Num?" aku membuka suara. Anum nyengir.

"lagi males" jawabnya nyengir kuda.

Gupta berdiri karena sudah selesai lebih dulu. dia ke kamar mandi cuci mulut agar amis ikan hilang. dia kembali lagi mengambil belanga dari lemarinya. lagi-lagi belanga hehe.

"gue nemuin sesuatu di dalam lubang kecil ini" ungkap Gupta.

kami bertiga bergegas cuci tangan dan mulut. kami duduk melingkar mengelilingi si belanga misterius itu.

"gue liat banyak lampu hidup karena pas itu malam kan, terus gue juga liat banyak pohon di dalamnya, gak terlalu jelas sih soalnya ni lubang kecil banget!" papar Gupta.

dia mencoba mengintip lubang itu lagi tapi yang terlihat cuma wadah kosong seperti wadah lainnya. Ade ikut penasaran. dia mencoba memasukkan jarinya ke lubang itu.

Wooo Astaga kaget!

dia menarik kembali jarinya cepat-cepat. wajahnya sedikit pucat karena terkejut tapi juga takjub. kami bertiga ikut terkejut. lubang itu seperti lumpur hidup yang menarik jarinya masuk ke dalam.

tapi ketika Gupta ikut mencoba malah tidak terjadi apa-apa, Ade mengulangnya juga tak terjadi apa-apa. tapi saat jari ade masuk tadi dadaku sedikit sakit seperti di tusuk satu jarum.

"ni belanga ngajak main kali yak" celetuk Ade karena belanga tidak berfungsi lagi.

GUBRUGH!

Mataku terbelalak karena tiba-tiba saja mereka bertiga jatuh pingsan setelah Aroma terapi menyeruak dari dalam lubang. dadaku sakit sekali tadi seperti ada banyak gundukan batu yang mengham tapi sekarang tidak lagi. satu detik. dua detik. tiga detik. empat det ...

BRUGH!

Kamar sunyi. semua terasa gelap. seketika aku merasa seperti orang buta luar dalam yang tidak bisa melihat.

________________________________

See You Next Page 👋
Aduh Gupta, lu kenapa sih? gak usah Ababil deh ABG labil 🤣 canda Gupta, author mohon maaf:)

Jangan bosen ya ... pantengin terus ceritanya karena cerita akan semakin menarik.🙃 JANGAN PELIT VOTE AND KOMENTAR NYA DONG😌

Jangan lupa follow akun Author ya ntar di polback ama si author kece ini ... 😆 
IG : Nissyarahim

Sleep And LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang