#Sleep 10

28 14 3
                                    

Marah padamu hanya tak bisa berlama-lama karena apa? Entahlah, rasanya aku tak bisa marah padamu meski kesalahan itu amat besar, dan aku baru menyadari kau punya dua sisi dan aku suka sisi dalammu

____Gupta Zahildan___

"DIAAM!!"

"SAYA BILANG DIAM!!"

"KAMU TU YANG DIAM! MASALAH SEPELE DIBESARIN! "

"KAMU MAU SAYA BUNUH, HAH!?"

"KAMU MAU BUNUH SAYA!? BISA APA KAMU, HAH! HIDUP AJA NUMPANG SAMA SAYA. UDAH LAH DIAM! "

"LAKI-LAKI KURANG AJAR! "

aku terkejut saat mataku terbuka di dalam rumah seseorang yang entah milik siapa. Dua orang manusia suami isteri tengah bertengkar hebat. Sangat berisik. Sang isteri sudah berjalan pergi entah kemana, Dan si anak?

Anak itu? Gupta kan?. Iya itu Gupta, dia duduk di sofa menonton pertengkaran hebat orang tuanya. Dikepalaku mulai banyak pertanyaan, kenapa raut mukanya biasa saja bahkan terlihat santai menikmati pertengkaran itu. Ternyata memang hati manusia itu tidak bisa di tebak. Tunggu, kenapa kali ini aku tak bisa membaca isi hatinya? Rusak kah telingaku, atau korlset?

'Mereka berdua sama-sama bajingan'

Mataku terbelalak, aku pikir saraf  telingaku rusak jadi tidak bisa mendengar isi hati Gupta  ternyata dia hanya sedang tidak berbicara dalam hati.

Gupta tak sadar dia menoleh kesamping dengan seringainya lalu terkejut sangat terkejut melihatku sudah duduk di kursi dekat telepon. Bahkan camilan yang di makannya ikut terjatuh saking terkejutnya.

"Law? "

"Gupta"

"Lo!  ... Lo disini!? Lo ngapain masuk ke cerita hidup gue!?" Gupta masih kaget, bahkan dia panik.

"Ih lo kenapa sih? " heranku.

"Mending lo pergi deh! Pergi pergi Law! lo gak boleh masuk ke hidup gue, lagi tidur kan!? bangun buruan!" Gupta mendorong-dorongku sampai di pintu.

"Ihh! sumpah muka lo kalo panik lucu tau, Gup. suka deh" jawabku lembut. Aku bahkan tertawa karena wajah Gupta memang sedang lucu. Gupta berubah malu, dia bersemu merah.

"Ih makin lucu kayak tomat... Hihihi" aku tertawa geli. Gupta kembali mendinginkan wajahnya dan mengeluarkan aku lalu mengunci pintu.

Wanita tadi yang tak lain tak bukan adalah ibu Gupta itu datang kembali membawa pisau di tangannya. Wajahnya merah padam.

"GUPTA MAMA LO!?" Pekikku terkejut dan cemas melihat pemandangan di di depanku. Tapi sepertinya Gupta tak mendengarnya. Aku berlari menyusul Gupta di pintu tadi.

"Gupta!"

"Eh Ayam jantung kambing kaki copot! Astaga kaget! "

"Gila ya lo, Law! Kok lo bisa disini bukanya di luar!? Gaib ya lo!?" berang Gupta mengusap dadanya.

"udah itu nanti aja, mama Gup! Mama lo!  ... " aduku berusaha menjelaskan tapi panik membuat aku kesulitan berbicara.

Tapi Gupta sudah lebih dulu berlari karena ternyata dia paham apa yang ingin aku katakan.

"MAMA JANGAN!!" lerai Gupta panik. Dia berusaha merebut pisau tersebut.

Papa Gupta terus berusaha melepaskan diri. Aku bingung, dalam kepanikan apa yang harus aku lakukan ya Tuhan.

Sleep And LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang