#Sleep 14

22 11 0
                                    

Jika aku tak bisa mendapatkannya dalam kesabaran maka aku akan membuat sendiri, aku aku buat kisahku sendiri

____Lawitta Arrvina___

Hari ini Anum tidak sekolah, anak itu tidak biasanya tidak sekolah tanpa kabar atau mengirim surat. alhasil aku hanya berdiam diri di kelas. ikut ngumpul sama Gupta? Oh hey ... aku adalah Lawitta Arrvina bukan Rayanum Eldora yang care sana sini.

"gak ke kantin, Law? sama aku yuk! aku traktir deh ..."

suara itu semakin membuatku Elfeel. Dova mengerling lalu terkekeh sendiri. sejak kapan pria ini genit. Dova bersemu merah, sepertinya dia salah tingkah atau merasa garing sendiri. wajahnya pasti lucu sekarang pikir Dova. pria yang di juluki pria dingin sok jual mahal ini di kelas mengajakku ke kantin. tak ada salahnya kan kalo aku menerimanya.

"kalo kamu merasa keberatan gak papa kok, sans aja" kata Dova sedikit sayu. wajahku yang datar sepertinya tak memberi jawaban untuknya.

"Ok" balasku. Dova terbelalak girang.

"Ok apa dulu nih? Oke iya atau Oke tidak?" tanya Dova excited. wajahnya berbinar.

"iya" jawabku datar. Dova menahan dirinya untuk tidak melonjak girang. Aku berdiri, Dova menarik pergelangan tanganku.

"Yuk!"

"gak boleh gak boleh!" ketus seseorang tiba-tiba mencekal pergelangan tangaku lainnya. Dova menatap dingin seseorang itu. Gupta.

"Law itu ke kantinnya sama gue! paham yaa" lanjut Gupta lagi sembari memaksa tangan Dova yang enggan melepaskan pergelangan tanganku. dia mengeraskan cengkramannya.

"paahaam gaaak??" sahut Gupta lagi gemas. akhirnya ia berhasil melepaskan pegangan Dova.

"Lo ada masalah apa sama gue, Man?" Dova bersuara ketus sembari menjangkauku untuk di arahkan ke belakangnya tapi Gupta sudah lebih dulu memindahkanku berdiri dan berlindung di belakangnya.

"Oh, Anda merasa keberatan rupanya" sahut Gupta, dia menyeringai.

Aku menatap tajam mereka berdua. wajahku datar, Dova juga menatapku. aku pikir dia juga akan takut seperti yang lain menatap mata tajamku ini. ternyata tidak. dia bahkan tak mengeluarkan sedikitpun mimik wajah takut yang bisa aku baca.

mata elangnya yang menatapku sendu itu ingin rasanya aku tersenyum melihat itu. tapi, Ah sudahlah. aku membalikkan badan saat tak ada lagi adegan tatap menatap denganya. aku pergi begitu saja meninggalkan dua manusia yang akan berujung pada pertengkaran nantinya. aku lebih baik mengisi perut ke Kantin.

Duduk sendirian di salah satu bangku melihat lalu lalang anak sekolah membeli makanan, rela bolak balik ke kantin mengintip idaman mereka, bercengkrama, canda tawa, percekcokan, dah ah kapan aku bisa seperti itu.

"heran! kok ada sih orang kayak gitu. susah banget di bilangin!" cerocos Gupta mengambil duduk di sampingku.

"udah siap cekcok lo sama dia?" tanyaku santai. aku menyeruput es teh. dari wajah Gupta yang merah, keringat dan baju berantakan sudah menjawabku bahwa ia sempat berkelahi. sayang sekali harusnya aku tak ke kantin tadi pasti aku melihat momen menyenangkan itu.

"kenapa lo senyum-senyum sendiri!?" tanya Gupta sedikit ketus dengan raut bingungnya. wajahnya ketus itu berarti emosinya belum meredam.

"Ooh gue tau, pasti lo mikirin video aneh-aneh kan!? ngaku Lo! iyakan!?" sembur Gupta lalu tertawa dengan leluconnya sendiri.

"ngomong apa sih!?"

Gupta tersenyum meringis menanggapi ketidak acuhanku ini lalu berkata.

"Pengen ngomong kasar"

"tapi gabole"

"Sialan!"

Cks. Aku terkekeh mendengar dan melihat ia berbicara sendiri dengan raut berantakan.

"emang sialan bukan kasar?" tanyaku iseng. sekedar menggoda saja kok gak lebih xixixi.

"sedikit, lepel 1 lah" jawab Gupta. ah ada apa denganku ini.

Gupta berdiri. 3 manusia tengil teman-teman Gupta berjalan santai menghampiri. mereka menghentikan tawa setelah sampai.

"Hoii komandan! diam bae, ikut gak?" salah seorang dari mereka bersuara. Tino.

Tino merangkul bahu Gupta mengajak pergi. baru dua langkah mereka berjalan dia kembali ke arahku dan mendorong Jenot menjauh dariku.

"jangan deket-deket sama dia, Law. dia mesum overdosis" titahnya asal.

tangan dan kakinya bergerak melawan dan mengusir Jenot agar menjauh. tapi pria itu kekeuh karena suka. mengganggu Gupta seperti ada kenikmatan sendiri katanya. dua tengil lainya tertawa-tawa melihat itu. walaupun kaki Gupta sudah mendorong-dorong bokong Jenot pria itu malah berbalik kembali. aku tidak tahan lagi aku ikut tertawa.

"jauh jauh Lo Hama!"

"mesum gila!"

"Woii! jangan colek dia!"

"nih colek bokong gue" Gupta menyodorkan bokongnya ke jenot. jenot malah menepuk lalu menendang. "SEPII GO!" teriaknya sebelum menendang. mereka sangat kocak dan konyol. aku geleng-geleng kepala. selang beberapa menit Dova menarik lenganku pergi.

wajahku datar menatap Dova. pria itu bingung sendiri bagaimana cara berbicara. apa aku perlu menjadi guru privatnya agar ia pandai berbicara mengalahkan para bayi.

"eum ... Law"

"Stop!" Dova tercengang bingung.

"gue gak tau lo mau ngomong apa tapi ... gue bosan dari tadi yang lo keluarin eum Law eum Law terus!" ketusku. ini entah yang keberapa kali dia ber-eum. Dova garuk-garuk kepala salting.

"Ok sekarang serius" Dova tarik napas lalu hembus. tarik lagi lalu hembus. memangnya dari tadi dia tidak serius apa?.

"Law, ini mungkin baru pertama kalinya kita berinteraksi padahal kita satu kelas. tapi jujur gue suka sama lo, Law. lo mau gak jadi pacar gue?" tutur Dova. baru aku akan menjawab dia kembali bersuara.

"lo marah ya?" aku mengernyit. apa tampang terkejutku ini lebih terlihat seperti orang marah?.

Aku mendahului Dova tanpa menjawab. Dova gelagapan. dia lalu berlari kecil menyusulku.

"please maafiin gue, Law. lo jangan marah dong" bujuk Dova panik karena dia pikir aku marah.

"kita pacaran, kan?" sahutku.

"Hah?" Dova terbelalak. dia tergagap sendiri, wajah dan matanya berbinar.

"BENERAN LAW!?" Aku mengangguk menjawab. Dova ingin melonjak girang. dia ingin mengeluarkan kebahagiaannya tapi aku tau itu tak kan dia lakukan karena dia sangat menjaga imagenya sebagai cowo Cool, dingin dan jual mahal tapi apa ini? apa dia jual murah padaku.

Aku kembali ke tempat duduk sampai di kelas. Gupta menatapku sinis. kenapa anak itu?. dia lalu membuang muka sembari mengangkat telepon. aku mengedikan bahu.

________________________________

See You Next Page 👋
Huaaa😭 Law sama Dova? gak papa deh Dova juga ganteng kok, Cool lagi. uwuwu 🤣

Jangan bosen ya ... pantengin terus ceritanya karena cerita akan semakin menarik.🙃 JANGAN PELIT VOTE AND KOMENTAR NYA DONG😌

Jangan lupa follow akun Author ya ntar di polback ama si author kece ini ... 😆 
IG : Nissyarahim

Sleep And LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang