Apa aku sudah berhasil menjadi teman? apa aku pantas menjadi teman seseorang? membantu kehormatan seorang teman saja tingkat kebecusanku di bawah rata-rata. apa aku masih pantas di sebut teman!?
____Lawitta Arrvina____
Gelap. mataku menyisir seluruh tempat. sepi dan sunyi. yang terdengar hanya suara katak dan jangkrik malam. memangnya sudah jam berapa ini? dan dimana aku?.aku putuskan untuk meneruskan jalan. tanganku gemetar, jantung terus memompa laju tak sedikitpun detak itu memberi jeda. deru napasku tersengal. apa aku mulai ketakutan?
kresek kresek
aku refleks menoleh mana tahu ada petunjuk suara apa itu barusan. sontak kepalaku terangkat, gelang sana gelang sini mencari objeknya tapi yang terdengar hanya suaranya saja, mataku membelalak, aku terus menelan salivaku. jantungku semakin berdetak kencang. suara meminta tolong mulai mengiang dan mendenging di telingaku, semakin keras, semakin keras dan semakin ker .. Arrghh! cukup!
aku tidak kuat lagi. jika aku tetap disini hati dan pikiranku akan terus terasa sakit, telingaku akan melebur mendengar suara itu terus-menerus, aku merasa di panggil oleh suara itu. jadi aku putuskan mencari suara itu bagaimanpun caranya.
"Toloooongg ... ya Allah ampuni aku ..."
suara yang menggangguku tadi, yang menyakitiku, yang memanggilku. suara gadis itu terus-menerus meminta tolong dan menangis. dia menggigil dan ketakutan di sana.
aku melihat kearah mata yang membuatnya ketakutan setengah mati, putus asa dan pasrah. mataku membelalak, seorang pria yang membuat gadis itu ketakutan hingga menangis meronta. Anum lah gadis itu. lagi, aku masuk ke ceritanya. tiga Pria itu tengah bersiap, mereka tertawa penuh nafsu. aku meneguk ludahku. mereka mulai mendekat, Anum berusaha terus mundur menyeret tubuhnya sendiri, kakinya terluka, tapi sayang, dia sudah mentok di dinding rumah tua yang sudah lama tidak di tinggali.
wajah tiga pria itu terlalu penuh nafsu melihat tiap lekukan tubuh Anum. salah seorang dari mereka berusaha melucuti.
"PERGIII!! JANGANNN, AMPUNNNN JANGANN!!"
"YA ALLAH BANTU AKU! DIMANA ENGKAU YA ALLAH!!"
"JIKA INI TERJADI AKU TIDAK AKAN MAU LAGI TAAT PADAMU! AKU AKAN TERUS MEMBENCIMU SAMPAI AKHIR HAYATKU YA ALLAH!!!"
Anum menangis, berteriak. hanya pada Allah saat ini ia bisa meminta pertolongan, tapi jika tidak tertolong aku paham perasaannya. dia melantunkan doa, tapi juga melantunkan amarahnya. salah seorang lagi membantu temanya melucuti busana Anum. dia ingin pasrah tapi dalam hatinya masih ada keyakinan atas Allah dan ia akan terus mencoba melawan.
aku menghapus air mata dan ingusku. aku bersembunyi di balik mobil pickup entah milik siapa karena aku tidak mau Anum melihatku dan meminta tolong. aku tidak kuat lagi, aku tidak mau penderitaanku bertambah karena rasa bersalah akan Anum. baju atasan anum berhasil di lucuti. salah seorang lagi dari mereka mulai mendekat di tengah tawa nafsunya. menjijikkan. dia memegang kedua pundak anum kuat.
TROOIING! ...
dadaku naik turun efek dari degup jantung yang berdebar dan napas yang tersengal. di tambah lagi rasa takut. suara batu yang aku lempar ke salah satu tong berhasil menarik perhatian mereka. setidaknya aku berhasil menghentikan sebentar tindakan mereka terhadap teman baikku, dan aku tahu resiko ini akan aku dapatkan.
tiga pria itu murka. dia sangat marah lalu menyuruh dua temannya untuk menarikku padanya. aku panik sangat panik, aku harus kabur atau terus lanjut nolong Anum. kalo aku kabur percuma saja karena mereka akan mengejar. sebab, aku mengetahui tindak kriminal mereka. pria bertubuh kekar itu menarikku paksa, aku memberontak meski aku tahu itu mustahil. tenaganya lebih dariku.
Gubrahk!
Aku ikut meringsut ke samping Anum. menggenggam kuat kepalan tangan gadis itu. dia pasti kedinginan saat ini.
"satu malam dapat 2 mangsa sekaligus, lumayan juga" celetuk salah satu pria yang terlihat seperti pemimpin mereka bertiga.
"DASAR NAJISSS BAJINGAN KALIAN!!" teriakku berapi.
plaak! plaak! bugh!
tidak papa, aku merasa biasa dengan tamparan dan pukulan ini semenjak insiden peristiwa tidur di rumah Anum kala itu. dia mendesis lalu menyeringai. wajah mesumnya buat aku ingin muntah. wajah lebam dan bibir yang berdarah ini tidak aku pedulian saat ini. aku harus nekad! aku bisikkan sesuatu pada Anum saat mereka bertiga lengah. Anum mengangguk dalam senggukannya. aku keluarkan dua buah batu berukuran sedang dari dalam saku celanaku. dan Good batu kena sasaran yaitu mata mereka. tapi yang satu gak kebagian.
aku menarik Anum segera berlari sekencang-kencangnya. mereka bertiga mengejar, entah kekuatan dari mana rasa takut semakin menambah kecepatan lariku. Anum terus memegang erat jaket agar tidak diterbangkan angin saat berlari. itu adalah jaket yang aku balutkan di tubuh Anum untuk menutupi lekukan tubuhnya. beberapa kali kami terjatuh hingga berdarah-darah tapi aku ingatkan lagi bahwa itu tidak sedang kami pedulikan, bahkan rasa sakitnya belum terasa karena rasa takut lah saat ini yang terus mengiang.
Jakarta, 11 Agustus 2021
uhuk uhuk!
aku kesulitan menormalkan degup jantung dan deru napas ini. mataku melihat ke sekitar lalu melihat tanggal dan jam yang ada di HP.
Sial.
Aku berlari turun dan membiarkan pintu terbuka begitu saja. biarlah maling beruntung kali ini aku tidak peduli dan itu tidak penting saat ini. aku harus ke tempat dimana aku meninggalkan Anum. gadis itu pasti ketakutan, aku yakin itu. dia menjadi seorang yang bodoh saat ini, pasti. motor Genio melaju kencang menembus larut malam.
GUBRAMM!!
darah dan luka di tubuhku bertambah lagi akibat jatuh dari motor saat akan berhenti. aku berhenti tanpa berpikir waras, pikiranku sudah gila dan berkecamuk memikirkan Anum. motor terseret jauh dariku. kepalaku sakitt tapi saat ini Anum lebih sakit. aku harus cari Anum.
"Anuuummm!" teriakku.
sengaja aku berteriak sangat kencang agar tiga pria yang mengguliti tubuh mungil Anum itu mendengar dan berhenti. mereka berdiri kesal, lagi-lagi aku yang mengganggu. tapi hanya dua bedebah yang berdiri, bedebah satu lagi masih terus berusaha menghimpit Anum. Anum terus berontak. dan.
GUBRUGHH!
bedebah yang tidak pantas di panggil pria itu terlempar dan menabrak dinding. sebuah kaki dengan tendangan maut tadi itu adalah milik Gupta. aku tersenyum penuh syukur. aku menangis sekencang-kencangnya. ia lepaskan sekuat-kuatnya. aku berlari memeluk Anum bersamaan dengan mobil polisi yang berhenti. mereka para bedebah ingin kabur tapi sayang, polisi lebih gesit dari mereka.
Gupta memelukku. aku mencoba menepis karena yang harus ia peluk adalah Anum, gadis itu lebih membutuhkan kehangatan tapi entah kenapa tangisku kembali pecah dalam pelukan Gupta. namun aku juga tengah memeluk Anum. Gupta mendekap kepala belakangku. ternyata aku masih ketakutan dan trauma bertengger di hatiku. aku ikut trauma.
_________________________________
See You Next Page 👋
😭 Author terbawa suasana. ngebayangin duduk di posisi Anum pasti menyakitkan. sungguh berat, tidak bisa berkutik dan Alhamdulillah Anum berhasil menjaga keistimewaan tubuhnya meski tidak sempurna. semangat Anum ... tindak kriminal seperti ini harus segera di tuntaska, apalagi wanita itu mudah mendapat dampak trauma berat hingga stres.💪Jangan bosen ya ... pantengin terus ceritanya karena cerita akan semakin menarik.🙃 JANGAN PELIT VOTE AND KOMENTAR NYA DONG😌
Jangan lupa follow akun Author ya ntar di polback ama si author kece ini ... 😆
IG : Nissyarahim
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep And Law
FantasyCerita ke-tujuh "Orang-orang menyebutku Mata psikopat karena aku memiliki tatapan yang tajam bak psikopat!" Aku menatap tajam penuh penentangan pada mata orang di depanku yang kini sudah berpaling menghindari tatapanku. Jadi ini adalah sebuah cerita...