Chapter 04

321 291 56
                                    

"Bund bisa gak sih jang banding-bandingkan Livia terus sama anak tetangga, bisa gak sih!? Sakitnya tuh melebihi di putusin pacar."

Olivia Anatasya Laksani Putri Arganta<3

"Kakkk Liviaaaaa bangunnn dahh malammm!!!!" teriaknya yg sudah berdiri di hadapan kasur Livia

"Bangun kak ih!!"

"Kak Livia bangun!!" ucapnya sambil menepuk-nepuk punggung belakang milik Livia

"Gimana cara bangun-nya coba? Tidurnya kek kebo aja,"

Kirana sudah memondar-mandir untuk dapat ideh supaya bisa membangunkan Livia dari tidurnya

Setelah 3 menit memondar-mandir, akhirnya Kirana pun mendapatkan ide cemerlan

"Ahaaa aku tauu," balon lampu itu dahh muncul di kepala Kirana tanda-nya dia dah punya ide

Ia langsung memasuki kamar mandi mengambil 1 baskom kecil berisi air. Kirana melangkah menuju ke arah muka Livia dan tiba-tiba....

Byurrrr......

"Banjirr!! Tolong banjirr!!!" teriak Livia frustasi

"Hahahaha hihihi huhuhu," Kirana memegang perutnya yg terasa sakit gegara ketawa terus. Rencananya berhasil

"Anjirrr dasarrr luhh yehh!!!" Geram Livia

"Kiranaa!!" jerit Livia dengan suara nyaring nya dan berlari mengejar Kirana

"kejar gw kak kalo bisa," teriak Kirana terus berlari menuju lantai bawah dan di ikuti oleh Livia sedang berlari di belakangnya

Bunda Reta merasakan pusing sekarang melihat kelakuan ke-dua anaknya yang sedang  main kejar-kejaran menggelilingi meja makan

"Stopp!!! Jang kejar-kejaran sini!!! Pusing bunda!!" kesal Bunda Reta

Livia tidak memperdulikan ocehan bunda Reta, ia terus kejar Kirana sampai dia dapat.
Dan ia akan memberi pelajaran pada Kirana

"Awass aja Luh yehh bakalann gw hajarr Luh!!" teriaknya dengan suara nyaring nya berlari mengejar Kirana

"Gak takut gak taku, kejar kak," ucapnya sambil berlari dengan kecepatan tinggi agar Livia tak bisa menangkap-nya

"Ahh udahh tuhh, bisa puyeng nih kepala Bunda," teriak Bunda Reta untuk memisahkan pertengkaran Livia dan kirana

Setelah beberapa menit Livia kejar-kejaran dengan Kirana, ia merasakan sangat kelelahan mengejar Kirana yg tak kunjung dapat

"Dahh ahh gw capekk ngejar loh," ujar Livia dengan membungkukkan badan dan menempelkan telapak tangannya pada lutut kaki.

Matanya langsung tertuju ke arah segelas air putih yg sudah terletak di atas meja makan, dengan cepat Livia meneguk segelas air putih. Livia merasa sangat kehausan

"Ahh leganya," ucapnya yg sudah meneguk segelas air putih. Kirana melihat itu langsung  mematung di tempatnya tanpa Sadari Livia menyampari Kirana, dengan cepat Livia mencubit pinggang Kirana

"Aa'aa sakit tauu!!" teriak Kirana

"Rasain tuh emang enakk!! Hahahaha," 

Tawa Livia masih belum berhenti. Sekarang ia memegangi perutnya dan air sudah keluar dari matanya. Kirana terheran-heran mengapa tertawa begitu keras? Kirana yg merasa kesakitan dia malah ketawa

"Kak Livia kenapa sih? Ini beneran sakit loh kak," ucap Kirana sambil memegang perutnya kesakitan

"Itu masih gak seberapa, belum gw tonjok muka loh sampai berdarah," ucap Livia

"Bund, lihat tuh kak Livia," ujar Kirana seraya menunjuk ke arah Livia

Bunda Reta melirih menatap tajam kearah muka Livia "Udahh-udahh Jang berantem Mulu, kek tom Jerry ajaa," bunda Reta memisahkan Livia dan Kirana yg beradu mulut

"Tuh lihat Livia, anaknya si tetangga sebelah, diaa dahh rajinn bangat beres-beres rumah bantuin bunda-nya masak, ehh kamu malahh masih kek anak kecil, berantem aja teruss." bunda Reta ngomel panjang lebar

"TERUS AJAA BANDING-BANDINGIN LIVIA AMAA SI MELDA!! EMANG ANAK BUNDA ITU MELDA?"

"Bund bisa gak sih jang banding-bandingkan Livia terus sama anak tentangga, bisa gak sih? Sakitnya tuh melebihi di putusin pacar bund," lanjutnya

Melda seorang gadis yang terkenal rajin tetapi alhasil nya pemalas. Dia anak dari tetangga

"Emang kamu udah rasakan di putusin?" tanya bunda Reta memastikan

"Hmm yah Bund, di ghosting mulu gw bund" ujar Livia

"Elehh alayy Luh kak," Kirana bergidik jijik

"Kan emang fakta, yah Luh belum tau soal cinta-cintaan jadi diam aja Luh bocil,"

"Iya-iyalah gw tau kak," ucapnya mengiyakan saja

"Pantas di ghosting mulu, orang kamunya super duper cerewet. Bunda aja gak tahan sifat kamu apalagi dia," ejek Bunda Reta seraya tertawa kecil

"Ihh Bunda kok gitu sih," ujar Livia cemberut mengerucutkan bibirnya

"Hahahaha kasihann di ghosting mulu," Kirana ikutan ejek Livia, seraya ia tertawa keras

Taakk!!

Livia langsung menjitak kepala Kirana "Diam luhh!!" Ketus Livia

"Kak Livia, Sakit tau!!" pekik Kirana meraung kesakitan

"Emang enakk!!"

"Udahh-udahh!! Sini bantuin bunda tata semua piring teruss letak ke meja makan sudah itu lauk pauk amaa nasi juga simpan sini," ucap Bunda Reta menyuruh Livia, Kirana bertata semua makanan di meja makan dan semua keluarga siap makan malam

Setelah selesai makan malam bersama keluarga, Livia terpaksa harus kerjakan semua perintah bunda Reta. Lagi pada ia teruss dengar ocehan bunda-nya yg terus dibandingkan dengan Melda-anak tetangga sebelah

Lagi pula sifat si Melda hampir sama dengan Livia. Tapi bisa-bisanya si Livia di banding-bandingkan dengan si Melda. Ahh sudalah

"Capek juga yah beres nih semua," ucap Livia sambil menghela nafas panjang

"Bersih juga yah, ehh sebenarnya sih gw juga rajin kale tapi agak meger dikit. Jadi itulah,"

"Nahh sekarang dah selesai, saatnya tidorrr deh. Kasurrr I'm coming sayangg," ucapnya kemudian berlari menuju kamar kesayangannya itu

See youu🙂

K E L V I A [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang