01.00
Hari ini sudah larut malam dan Livia belum juga bisa memejamkan matanya, ia terus-terusan seperti ini. Entah apa yang menganggu pikirannya saat ini, hingga ia merasakan tenggorakan-nya yang terasa kering. Livia berjalan menuju dapur yang berada tak jauh dari kamarnya dengan keadaan rumah yang begitu sepi, sepertinya pada tidur semua dan Ayahnya juga belum pulang, Pikirannya.
Livia melanjutkan langkahnya hingga tepat saat ia memasuki area dapur, tubuhnya berjingkat kaget mendapati ada seseorang yang juga tengah duduk di meja makan
'Wahh jangan-jangan maling nih pasti.'
Saat Livia melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah dapur, ia melihat. Ferdi-Ayahnya. Ternyata Pak Ferdi sudah pulang, sungguh legahnya Livia saat melihat Ayahnya sudah pulang, ia kira tadi maling masuk kedalam rumahnya.
Mendapati keberadaan Ferdi-Ayahnya yang tengah meneguk segelas air, Livia mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum dan tetapi ia lebih memilih untuk membalikkan badannya, ia takut ketahuan dengan ayahnya yang belum tidur-tidur juga.
"Mau ke mana?" tanya Ferdi saat menyadari jika Livia akan pergi dari sana.
'Mampus! Malah ketahuan lagi.'
"Sini dulu!" ucap Ferdi, akhirnya membuat Livia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Ferdi-Ayahnya yang juga tengah menatap ke arahnya
"Ngapain belum tidur?" ucap Ferdi lagi menyadari jika Livia hanya diam saja tak menanggapinya
"Ini udah mau tidur kok Yah," balas Livia yang memilih untuk beranjak dari sana meninggalkan Ayahnya. Ia takut kenal omelan lagi
°°°°🦋🦋🦋°°°°
Hari ini Livia sudah sampai di sekolah SMA PELITA JAYA. Beruntung hari ini ia tidak terlambat, saat ini Livia sedang berjalan menuju ke arah mading untuk melihat kelasnya
Saat di perjalan menuju ke kelasnya, ia melihat Raina yang sedang berjalan sendirian. Akhirnya Livia memutuskan untuk menghampiri Raina.
"Rainaa!" teriak Livia
Raina yang merasa dipanggil pun menengok ke belakang, terlihat Livia yang sedang berjalan ke arahnya. Raina tersenyum ketika Livia sudah berada di hadapannya
"Tumben lo gak telat,"
Livia memutar bola matanya malas. "CK gimana sih, telat di salahin, datang cepat di salahin juga."
"Ya maap," gumam Raina
"Hmm yaudah... kita ke kelas yuk," balas Livia
Mereka pun berjalan bersamaan menuju ke kelas. Sesampainya di depan laboratorium leb IPA, tiba-tiba...
"Livia! Raina!" Pekik seseorang dari arah belakang
"Woii tungguin gue napa!" tambahnya lagi
"Syeira? Ngapain lo lari-lari?" tanya Livia bingung
"Sialan malah nanya lagi."
"Dari tadi gue manggil-manggil, eh kalian berdua tetap gak dengar, yaa jadi gue teriak aja. Sekalian gue lari," ucap Syeira sembari mengatur nafasnya
"Ya sorryy.. kita gak tau."
"Iyah-yah... Kalian berdua mau ke kelas kan?" tanya Syeira
"Iyah," jawabnya serempak
"Yaudah ayok!" ajak Syeira
"Oke. Let's go!!"
Livia, Raina dan Syeira berjalan bersama melewati koridor. Syeira mengacuhkan siswa-siswi yang menyapanya sepanjang jalan. Ia bukan tipe orang yang sombong. Sekali ada yang nyapa dia, ia nyapa balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
K E L V I A [Slow Update]
Roman pour AdolescentsSAYA TANTANG KALIAN BACA SAMPAI PART 4 ATAU 5!!! AWALNYA SIH MEMBOSANKAN, LAMA-LAMA JADI KETAGIHAN😜 [Blum di revisi, REVISI SETELAH Selesai] CERITA INI MENGANDUNG KE-GAJEAN👍 [Klo GK suka, yah Jangan dibcaaa] Kalo kalian penasaran, langsung baca aj...