🐣Kuat Iman🐣

4.1K 175 1
                                    

WAJIB Follow sebelum baca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

Ica mengirimkan pesan kepada suaminya, apakah ia sudah dijalan atau belum. Tetapi lama menunggu, balasan dan juga kedatangan Sehun tak kunjung terlihat.

Pesannya hanya centang satu, itu artinya Sehun tidak memiliki paket. g. maksudnya, itu artinya Sehun tidak mengaktifkan ponselnya atau data selulernya.

Sebuah lampu mobil berkedip dua kali ditengah jalan, menyilaukan pandangannya. Sehun turun dari mobilnya membawa sebuket bunga mawar hitam, kesukaan Ica.

Entah Sehun tahu darimana bunga mawar itu. Setaunya hanya Acha yang mengetahui bunga favoritnya, bahkan Devano pun tidak tahu.

Dengan senyum manisnya, Sehun menyodorkan sebuket bunga besar itu dihadapan Ica. Dengan malas gadis itu menerima bunga kesukaannya dan menghirupnya dalam-dalam.

"Ayo!" Tangan mungilnya digenggam erat oleh tangan besar Sehun.

Setelah menutup pintu penumpang, Sehun memutar mobilnya dan masuk kedalam kemudi. Ia menjalankan mobil berlogo kuda loncat itu dengan santai.

"Apa tadi menyenangkan?" Tanya Sehun, memecahkan keheningan.

Ica yang sedang menghitung jumlah mawar. Memalingkan wajahnya, menatap Sehun, "Ngga. Lo lama banget jemput gue, untung aja gak sampe lumutan!" Omelnya.

Sehun terkekeh, "Maaf. Tadi saat menuju parkiran mobil, Angel menjegat saya, meminta untuk mengantarnya pergi ke bandara," Ucapnya santai.

Ica mendengus. Rupanya pria ini masih memprioritaskan si Juminten, lihat saja.

"Ngapain si Juminten ke bandara?" Tanya gadis itu kepo.

Sehun menghela napas, "Akhir-akhir ini Angel sangat sibuk, sampai tidak meluangkan waktu untuk saya."

Jadi si piyik ini curhat kepada dirinya? apakah ada seorang suami curhat kepada istrinya tentang wanita simpanannya? konyol.

Ica diam tak menjawab. Baru saja hatinya merasakan debaran, sudah dijatuhkan kembali oleh kenyataan.

Suasana didalam mobil pun menjadi hening. Sehun menipiskan bibirnya, "Apa hobimu?" Tanya pria itu, menatap wajah murung istrinya.

"Ngga ada," Ucap Ica seadanya.

Pria itu mendengus, "Kamu seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup. Coba dipikirkan kembali, pasti kamu mempunyai hobi," Titah Sehun. Menginjak rem dengan kakinya, saat lampu hijau dihadapannya berubah menjadi merah.

"Denger musik, tidur," Gadis itu menguap lebar, lalu meringsut duduknya mencari posisi duduk yang nyaman untuk tidur.

Lelaki itu menghela napas pasrah, "Kalau hobi saya. Mendengarkan musik, berbelanja, menonton video dan berenang," Jelasnya. Kembali menjalankan mobil yang ia kendarai itu.

"Gak nanya," Ujar Ica dengan mata terpejam.

Sehun tak menghiraukan jawaban istrinya, "Jadi, mari lakukan hobi kita berdua mulai dari sekarang sampai besok," Ucapnya. Mobil yang ia kendarai berhenti dibasement pusat perbelanjaan.

"Ayo lakukan hobiku. Berbelanja," Turun dari mobilnya dan membuka pintu penumpang.

Ica hanya menurut saja. Lagi lagi tidak sesuai listnya. Seharusnya ia tidur setelah pulang dari bimbingan, bukan keluyuran menghamburkan duit dengan si Piyik ini.

Dengan tautan tangan yang tak terlepas, Ica hanya mengikuti saja kemana langkah kaki pria itu. Kegiatan yang paling gadis itu hindari adalah berbelanja, itu sangat menguras tenaga.

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang