🐣Papa!🐣

5K 173 3
                                    

WAJIB Follow sebelum membaca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

Sehun menatap nanar keluar jendela Rumah Sakit. Pandangannya kosong, lingkar hitam disisi kelopak matanya terlihat seperti pinku-pinku, panda.

Ia telah di diagnosa oleh dokter bahwa Sehun mengidap depresi dan juga kecemasan berlebih. Sehun terlalu memikirkan Ica yang pergi sampai lupa akan kehidupannya sendiri, seperti tidak ada semangat hidup. Ia bahkan dengan sengaja tidak meminum obat penenangnya.

Membuat pikirannya semakin liar dan tubuhnya yang langsung kejang-kejang. Tubuh yang kurus, dan rambutnya yang gondrong, menambah kesan seperti orang terlilit hutang.

"Sehun. Hari ini kamu diperbolehkan pulang, ayo makan dulu, habis itu kita pulang," ucap Talita tersenyum miris melihat keadaan anaknya yang sekarang.

Sehun menatap ibunya datar, lalu mengangguk.

Talita pun menyuapi Sehun dengan bubur yang sudah disediakan pohak rumah sakit, "Ini sudah tiga tahun, Sehun. Tidakkah kamu terpuruk terlalu lama? sehabis kamu sehat, akan Mamah carikan istri baru. Jangan khawatir," mengelap sudut  bibir anaknya yang belepotan karena bubur.

Sehun diam saja, tidak bergeming. Pikirannya terus melayang kemana-mana, membuat kepalanya sedikit pusing.

Alfa berkemas barang-barang Sehun yang dibawa ke Rumah Sakit untuk dibawa pulang.

"Apa schedule saya hari ini?" tanya Sehun, datar.

Alfa mengambil ipad dan melihat jadwal Sehun, "Hari ini kosong karena Pak Sehun harus istirahat."

Sehun mengangguk, "Besok?"

Alfa kembali mengulir layar ipad, "Besok ada meeting yang membahas tentang proyek kita yang berada di Bogor, lalu makan siang bersama Pak Agami, sehabis itu survei proyek kita yang berada di Jakarta Utara. Tidak terlalu padat, karena Pak Bromo menyuruh saya untuk membatasi pekerjaan Bapak."

Sehun menghela napasnya. Ia duduk ditepi brankarnya dan memainkan ponselnya, sesekali matanya melirik layar ponsel Alfa.

"Siapa itu?"

Alfa tersentak dan langsung menunjukkan layar instagramnya. Foto itu menggambarkan Ica yang sedang mencium pipi gembul seorang anak laki-laki sebelah kiri, dengan seorang pria yang juga mencium pipi sebelah kanan bocah laki-laki itu.

Mereka seperti keluarga bahagia yang sedang merayakan ulang tahun anaknya yang ke 2 tahun. Tunggu, apakah itu baby piyik, anaknya?

"Bukankah ini pak Ibrahim?" tanya Sehun pada Alfa.

"Bukan. ini pak Abraham, pengusaha yang berasal dari Amerika." Jelas Alfa.

Sehun mengernyit, "Bukankah dia yang pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan kita?"

Alfa mengangguk, "Rupanya kita salah. Itu adalah Abraham bukan Ibrahim, Ibrahim nama kakaknya yang sudah meninggal karena mencangkokkan hatinya beberapa tahun silam."

"Dan sepertinya ini postingan bulan lalu," lanjut Alfa kembali menggulir layarnya.

Sehun memegang kepalanya yang terasa berat. Jadi Abraham yang mengaku sebagai Ibrahim di depannya, menceritakan betapa Ibrahim mencintai Ica. Sedangkan dirinya justru kerap kali menaruh luka pada hati mantan istrinya itu.

Alfa dan Sehun berjalan beriringan melewati koridor rumah sakit dan memasuki lift. Sehun menyumpal telinganya dengan headset. Rambutnya yang ia kuncir dan memakai topi itu terlihat sedikit rapi.

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang