🐣Pasar Malam🐣

4.1K 152 6
                                    

WAJIB Follow sebelum membaca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

Suasana dirumah Sehun begitu meriah karena adanya Samudra yang begitu bawel dengan celotehan cadelnya, membuat siapapun akan gemas akan tingkahnya.

Peristiwa kembali ijab Kabul sudah berlalu tiga bulan lalu. Kini mereka akan pergi ke pasar malam yang berada di depan komplek mereka. Sehun dan Samudra sudah bersiap dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung keduanya.

Sebenarnya pasar malam itu di adakan saat hari weekend saja, buka pukul 09.00-24.00.

Abraham sudah kembali ke Amerika sesudah menghadiri acara ijab kabul Sehun. Ia tidak bisa meninggalkan perusahaannya dalam waktu lama, jadi ia memutuskan kembali.

Mereka menunggu Ica yang sedang berdandan. Tumben sekali wanita itu dandan dengan waktu yang cukup lama, padahal mereka hanya pergi ke pasar malam.

Lain dengan Ica yang sedang ketar-ketir sendiri dimeja riasnya, menatap lamat tespect yang ia genggam sekitar 2 menitan. Tak lama, dua garis merah muncul, membuat Ica terjengkit kaget.

Ia hamil lagi?

Wanita itu menutup mulutnya tidak percaya. Ini gara-gara Sehun yang selalu mengajaknya bermain setiap Samudra tidur duluan, atau menginap dirumah neneknya. Memang berpuasa 3 tahun itu cukup berbahaya untuk Sehun.

Merasa telah ditunggui lama oleh suami dan anaknya, Ica merapikan kembali hijabnya dan mengambil tas. Ia menuruni tangga dengan cepat, dapat ia lihat wajah cemberut Samudra, yang kesal karena menunggunya lama.

"Umi ama amat!" Protesnya.

"Yaelaah namanya juga cewek! kuy lah," memasuki mobil yang sudah Sehun siapkan, Ica memangku Samudra.

"Kenapa kamu lama sekali?" Tanya Sehun, menggenggam tangan Ica.

Ica tampak berpikir sejenak. Ia akan memberitahu Sehun bahwa dirinya sedang hamil anak kedua, tapi nanti saja, setelah mereka pulang dari pasar malam, "Liptin-nya kena gigi, jadi lama bersihinnya," ucapnya asal dan membalas genggaman hangat suaminya.

Samudra mendongak menatap ibunya, "Umi na antik anget. Ayo oto!" Membuka layar i-pad dan mengarahkan kamera ke arah mereka berdua.

"Papa gak diajak?"

Samudra cengengesan dan langsung mengambil gambar ketiganya. Sehun yang sibuk menyetir, bibirnya tersenyum tipis. Ica yang bergaya mulut terbuka dengan dua jari, dan Samudra yang wajahnya begitu dekat dengan kamera, menampilkan deretan gigi mungilnya.

Tangan mungil nan lincah itu segera mengutak-ngatik ipad. Menjadikan foto tadi sebagai wallpaper utama.

Mereka sampai, Samudra digendong oleh Sehun dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggenggam tangan istri bahlulnya, takut hilang.

Samudra terlihat antusias dengan mencoba berbagai permainan. Seperti memancing ikan-ikanan, mengambil ikan cupang dengan saringan dalam waktu 5 menit, dan melempar bola agar terkena tumpukan gelas.

Ada dua bola lagi yang tersisa, Samudra telah melempar satu bola dengan sebisanya tapi tetap tidak kena.

"Semangat!" Ucap Ica, menyemangati anaknya.

Sehun terkekeh dan membantu Samudra melempar bola.

Dugh!

Bola itu memantul, dan mengenai kepala Ica. Membuat ibu anak satu itu meringis, "Kampret, bapak, anak, sama aja. Sama-sama noob!"

"Maaf. Apakah itu sakit?" Ucap Sehun mengelus dahi Ica dengan rasa bucin karatan.

"Ngga. Sini biar Umi yang lempar, auto gacor!" Mengambil alih bola yang berada digenggaman Samudra dan melemparnya dengan dendam kesumat.

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang