🐣Dikejar Anjing🐣

5.1K 277 18
                                    

°Maaf membuatmu menunggu lama^^

°Percayalah, nahan gak up itu lebih sulit daripada nahan gak ngungkapin rasa kedia:v

WAJIB Follow sebelum membaca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

Sehun terbangun saat merasakan kasur disampingnya sudah hampa, tidak ada gadis pemalas itu sebelahnya.

Ia terduduk dikasurnya, menggusak kedua matanya perlahan. Pandangannya jatuh pada seseorang yang tertidur diatas sajadah dengan masih menggunakan mukena putihnya.

Ia sedikit tertegun. Bagaimana bisa ia yang sebagai kepala keluarga justru lalai dalam mengerjakan ibadah lima waktunya.

Lantas Sehun turun dari atas ranjang, berniat membangunkan Ica.

"Hey. Gadis pemalas!" Ia menepuk pipi Ica pelan.

Ica melenguh, ia membuka matanya dengan malas, "Apaan?!" Ujarnya tak santai.

"Bagaimana bisa kamu tertidur setelah solat tanpa melepas mukena?"

Ica menguap lebar, "Daripada tidur sampai pagi, kelewat solat?" Lalu menghempaskan tubuh ringkihnya dikasur besar tanpa melepas mukena putihnya.

Sehun tertampar, terperosok, terjungkal, terpental, terngesot, tertonjok, terguling, tertendang, tergedubrak.

Pria matang itu berdeham menghilangkan rasa gugupnya, "Kamu benar-benar gadis pemalas!" Hardiknya.

Ica berdecak, ia menutup matanya menggunakan sebelah tangannya, "Berisik."

"Seharusnya kamu lebih produktif. Kamu sedang mengerjakan skripsi bukan?"

"Males, ribet."

"Apa kamu sudah mengajukan judul skripsi?"

"Dah. Lom di ACC."

Sehun yang baru bangun tidur sudah dibuat jengkel itu menarik paksa tangan Ica, "Pergilah ke depan komplek. Belikan saya sarapan bubur."

Ica berdecak, kembali menghempaskan tubuhnya dikasur, "Males."

"Kamu harus ke kampus, bukan?" Pria itu berkacak pinggang seperti ibu yang sedang membangunkan anaknya.

"Hm..."

Sehun memijat pelipisnya. Bisa-bisanya ibunya menikahkan dirinya dengan gadis pemalas dihadapannya ini.

"Jika kamu mau membelikan saya bubur didepan komplek, saya akan bawakan brownies coklat lumer setelah pulang bekerja."

Ica langsung mengulur tangannya, meminta uang.

Sehun tersenyum puas dan mengambil dompet kulit buaya daratnya, mengeluarkan selembar uang berwarna biru.

"Cepat." Lalu pergi masuk kedalam kamar mandi.

Ica berjalan dipinggir trotoar sembari menendang krikil kecil. Ia menguap lebar, tangan kirinya ia masukkan kedalam hoodie berwarna abu-abu itu. Sedangkan tangan kanannya menenteng plastik berisi dua sterofoum bubur.

Dengan hati yang terus memisuh Sehun, ia menedang krikil itu. Seharusnya sepagi ini ia masih tertidur pulas, bukan membeli bubur didepan komplek.

Hatinya pagi-pagi ini dongkol sekali, tanpa sadar ia menendang kuat batu krikil itu hingga mengenai kepala anjing yang sedang berjemur dibawah sinar matahari.

Kakinya mundur beberapa langkah saat Anjing itu menatapnya tajam. Ia meneguk saliva-nya berat.

Guk guk guk!

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang