🐣Karma🐣

6.4K 324 47
                                    

Selamat hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Lekas pulih negaraku, umurmu semakin bertambah😍💛.

•Kalian ikut lomba? atau gak diadain lomba? kalo dirumah aku gak diadain sih wkwkwk

WAJIB Follow sebelum baca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

"Woi!" Meira berlari kala melihat Ica yang baru turun dari mobil hitam mengkilat.

"Apaan?!" Tanya Ica malas dan menguap lebar.

Mereka berjalan beriringan dikoridor.

"Oma lo udah dikubur?" Tanya Ica.

Meira memang cuti kuliah dua minggu karena neneknya yang sakit dan ia baru mendengar bahwa neneknya minggu lalu baru saja dipanggil tuhan.

Meira mengangguk lesu.

"Lo kok ga ikut dikubur?"

Meira memukul lengan Ica pelan. Membuat si empunya meringis pelan.

"Tadi yang nganter lo siapa?"

Ica melirik Meira sekilas, "Om gue." Lalu kembali menguap lebar.

"Om Arlan?" Tanya Meira tak percaya.

Ica hanya mengangguk lalu menaruh tasnya dimeja, dibuatnya untuk bantal.

Meira duduk disebelah Ica dengan ribuan pertanyaan dibenaknya, "Om Arlan mobilnya bagus banget. Perasaan dia suka pake mobil Avansa."

"Ganti skin." Ucap Ica asal.

"Lo lama banget gak masuk masuk. Kirain gue, lo kebawa peti nenek lo didalemnya." Ica kembali berbicara dengan mata terpejam, berniat untuk mengalihkan pembicaraan.

"Kampret. Harusnya gue yang nanya, tiga hari kemarin lo kemana aja?!"

"Nikah."

"Kocak lo. Gue nanya bener-bener." Meira tertawa tak percaya akan alasan Ica, padahal Ica sudah menjawab jujur. Ah malas sekali memikirkan ketidakpercayaan Meira.

Ia memilih tidur saja, dari pada repot-repot menjelaskan semuanya kepada Meira.

Jam pelajaran sudah berakhir. Meira dan juga Ica sudah stay di stan mie ayam.

"Pesen sono, gue yang bayar." Titah Ica, menidurkan kepalanya ditumpukan tangan.

"Abis open BO ya, lo~" Menunjuk Ica dengan muka slengeannya.

"Gue dikasih jajan dua ratus ribu sama suami gue. Sana cepet, nanti keburu abis." Mendorong lengan Meira.

Sudah biasa Meira yang selalu mengantri jika mereka membeli makanan. Ia sudah ikhlas, dari pada Ica yang ia suruh malah tertidur saat mengantri. Benar benar gadis pemalas.

"Halu lo!" Lalu berjalan memesan makanan mereka.

Ica kembali merapatkan matanya, namun sebuah toelan dihijabnya membuat ia terusik. Dengan malas ia membuka mata dan terlihatlah Devano, dengan gaya SWAG menoel noel kerudung putih Ica.

Ica mendengus dan membalikkan kepalanya, membelakangi Devano.

"SAYANG BANGUN DONG. MASA AKU NYA DICUEKIN." Teriak Devano tak tahu malu.

Ciee~

Mendapat sorakan dari seantaro kantin membuat dirinya merasa menang.

Ica menegakkan duduknya, menatap Devano malas. Makhluk seperti ini wajib ia musnahkan. Mengganggu, merepotkan, memalaskan hidupnya saja.

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang