🐣Surat Cerai🐣

4.9K 161 1
                                    

WAJIB Follow sebelum membaca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

Kehilangan memang peristiwa yang selalu orang hindari. Kehilangan orang yang kita sayangi adalah luka yang paling dalam, Ica membenci kehilangan. Ia sudah kehilangan seorang pria yang ia sayangi, semangat hidupnya, dan juga anaknya.

Seolah semesta melarangnya untuk mencicipi kebahagiaan karena dikelilingi orang yang disayangi. Menatap nanar ke luar jendela mobil, menghiraukan suara musik yang keluar dari radio itu.

Ia sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, setelah di rawat inap dalam waktu seminggu. Ia kira Sehun akan menjemputnya, ternyata seorang supir yang dikirimkan oleh Sehun.

Pandangannya kosong saat masuk kedalam rumah megah nan mewah itu. Tidak ada kebahagiaan didalam rumah ini, hanya terdapat kesedihan dan juga misteri.

Ia mengernyit saat pintu kamarnya terbuka, apakah Sehun lupa untuk menutup pintunya saat berangkat bekerja?

Dengan perlahan pintu besar itu ia buka. Matanya mendadak panas saat yang ia lihat adalah Sehun yang sedang berciuman panas dengan Angel.

Kedua pasangan itu melepaskan tautan bibirnya saat mengetahui ada Ica yang memergokinya. Ica tertawa dengan suara besar, yang menggema diseluruh sudut ruangan.

Dengan sekejap tawanya hilang, berganti dengan kesunyian dan panasnya atmosfer didalam kamar itu.

Dengan sorot tenang Ica berhadapan dengan Angel. Tangan kanannya mencekik leher Angel dan mendorongnya hingga terbentur tembok.

Sehun gelagapan, ia berniat memisahkan keduanya namun kakinya malah tersandung kaki ranjang yang membuat jari klingkingnya nyut-nyutan.

"Lo harus mati!" ucapnya dengan sorot tenang, terus mencekik leher Angel dengan keras.

Wajah Angel sudah memerah karena kehabisan napas. Ia menatap manik mata Ica yang memancarkan aura tenang tapi menyimpan dendam.

Wajahnya datar saja, tidak menggambarkan ia sedang geram atau pun bahagia. Datar, seperti sedang tidak melakukan kegiatan apapun.

Cekikkannya terlapas kala tubuhnya didorong kuat oleh Sehun, sampai jatuh ke karpet bulu.

"Uhuk-uhuk-uhuk!!" Angel mengibaskan tangannya, memberi pasokan udara untuk paru-parunya.

Ica kembali berdiri dengan raut datar, "Kita mulai semuanya dari sini." gumamnya, yang mendengar hanya Angel yang menatapnya dengan sorot angkuh.

"Lebih baik kamu keluar dulu Angel. Biar saya yang bicara kepada Ica," menuntun Angel keluar dan menutup pintu kamar mereka dengan rapat.

"Apa yang kamu lakukan, Syakira Keisha?!" bentak Sehun.

Ica diam saja, ia mengerjapkan mata saat Sehun berbicara dengannya dengan suara yang keras. Tak menyangka bahwa Sehun akan meneriakinya seperti ini.

"Apa kamu ingin menjadi pembunuh, hah?!"

Pembunuh

Pembunuh

Pembunuh

Kepalanya merasa berputar diatas awan. Ia meringis dan memegangi kepalanya, mendudukkan tubuhnya diatas kasur.

"Jangan bersandiwara kamu!"

Ica tetap meringis, tidak mengubris bentakan Sehun.

Icaaa woy!

Hai cill

Idih, sopan lo begitu?

Cil lo burik bat siii ahhahaa

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang