🐣Hina🐣

3.5K 165 6
                                    

WAJIB Follow sebelum membaca, silahkan tinggalkan jejak☆

♧♧

"Kenapa kamu diam saja sedaritadi?" Sehun memakai kaos oblong putihnya.

Ia baru selesai mandi dan baru pulang dari pekerjaannya diluar kota. Sehun datang pun Ica hanya diam saja, gadis itu seperti tidak menanggapi ocehannya.

"Gak papa." Jawabnya singkat.

"Gue mau ke minimarket depan komplek dulu. Lo mau nitip?" Mendongakkan kepalanya, melihat Sehun.

Sehun menggeleng, "Tidak. Saya mau berolahraga, kamu pergi sendiri, tak apa, 'kan?"

Ica mengangguk, "Dah biasa."

~~~

Berjalan ditrotoar sore hari seorang diri. Ica memakai tudung hoodie-nya yang berwarna ungu lylac. Pikirannya melayang kemana-mana. Alih-alih berbelanja, Gadis itu memilih duduk dibangku taman. Ica memikirkan apa saja yang dilakukan suaminya sampai berbohong soal projek kerja sama, ternyata liburan bersama Angel.

Membeli pembalut dan berbagai camilan. Gadis itu berbalik, hendak membayar dikasir.

"Hay," Angel hadir dengan senyuman iblis dibibirnya.

Ica menatap datar wanita didepannya ini, tak berniat membalas sapaannya.

Merasa dihiraukan. Angel justru dibuat kesal, "Apakah kamu tidak ingin bertanya, apa saja yang telah dilakukan oleh suamimu saat pergi keluar kota?"

Ica memutar bola matanya, "Buang waktu. Minggir," Menabrak bahu wanita itu dengan keras.

"Ngomong-ngomong. Sehun sangat gagah saat bermain denganku diatas ranjang," Lalu terkekeh.

Gadis itu berhenti berjalan. Membalikkan tubuhnya, menghadap Angel sepenuhnya. Ia langkahkan kakinya mendekati wanita kurang kerjaan yang mengganggu hidupnya.

Setiap langkah maju yang diambil Ica, dua langkah mundur yang diambil Angel. Gadis itu terkekeh, kentara sekali jika wanita jalang dihadapannya ini sedang ketakutan.

"Lo orang penting, pinter, kaya, punya segalanya, derajat tinggi dimata orang. Lo cerita kek gitu ke gue?" Jedanya, lalu tersenyum miring.

"Tanpa lo sadari. Lo udah ngecap diri lo sendiri, murahan. Mau diajak tidur sama suami orang, derajat lo rendah dimata gue. Lo orang bodoh yang mengakui dirinya murahan, lo orang miskin iman dan harga diri, lo juga orang yang udah gak punya apa-apa termasuk mahkota lo sendiri. hidup lo, cuma hama," Berbalik badan, hendak pergi.

"Dan lo juga orang yang paling hina," Berjalan meninggalkan Angel yang membeku, menahan amarahnya.

Ica memakai tudung hoodie-nya. Hujan deras membuatnya harus pulang dengan basah kuyup, hari ini benar-benar sial.

Berjalan menaiki anak tangga, gadis itu melewati ruang gym suaminya. Melihat Sehun yang sedang mengangkat barbel berukuran kecil ditangan kanan.

Selepas mandi, ia memilih bergelung dibalik selinut tebal saja. Tidur adalah cara ampuh melupakan semua masalah, meski hanya sejenak.

Sehun memasuki kamar bernuansa putih tulang itu. Ia melihat Istrinya sudah bergelung selimut. Bingung dengantingkah laku istrinya, ia memilih mandi dan makan malam saja.

"Syakira Keisha. Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya sehun.

Pria itu masih memakai sarung dan juga kopiahnya, baru selesai solat isya. Tidak ada jawaban dari istrinya, karena masih terlelap.

"Kamu belum makan apapun sedari tadi." ujar Sehun.

Ica tetap diam, padahal ia sudah bangun.

"Kamu menginginkan sesuatu? biar aku ambilkan. Tadi kamu bermain hujan, kamu harus makan sesuatu agar tidak jatuh sakit," Membelai rambut istrinya yang mengembul.

Drrrtttt Drrrttt

Sehun mengangkat telponnya dan menjauh.

Sehun kembali dengan terburu-buru, "Saya harus pergi, kamu jangan lupa makan malam."

Lalu pergi meninggalkan istrinya.

Ica membuka selimutnya. Matanya sudah sembab, itu karena ia menangis dibalik selimut tebal yang sedari tadi menutup tubuh dan juga kepalanya.

Ica mengusap airmata nya dengan kasar. Apa-apaan ia menangis hanya karena suaminya lebih mementingkan selingkuhan. Karena malas melakukan apapun, Ica kembali tidur sampai pagi tiba.

~~

"Rumah Anda begitu sepi. Apakah Anda belum memiliki istri?"

Sehun berjalan mendahului rekan kerja samanya itu. Ia menggiring tamunya keruang tamu yang sangat luas dan juga lebar.

"Istri saya masih berkuliah. Mungkin sebentar lagi ia akan pulang," Ucap Sehun kepada seorang pria yang mempunyai lesung pipi itu.

"Mbak Cika. Tolopng buatkan kopi dan juga camilan untuk kami," Titah Sehun.

Pandang pria itu tak lepas dari foto besar prewedding yang tertempel didinding, "Tidak. Saya minum Susu saja," Pintanya.

Sehun mengangguk, " Kopi susu satu dan susu coklat satu beserta camilan nya."

Setelah ART itu melaksanakan perintahnya. Suasana menjadi hening.

"Istri anda cantik sekali," Puji Pria itu, tersenyum melihat wanita dengan gaun putih yang menjuntai panjang.

Sehun tersenyum tipis, "Ya, begitulah."

"Apakah pak Ibrahim belum memiliki istri?" Tanya Sehun.

"Belum. Saya masih mencintai seorang wanita dari dulu hingga sekarang." Jelasnya.

Sehun mengangguk, "Saya dengar-dengar Pak Ibrahim mencangkokkan hati untuk seseorang."

Ibrahim mengangguk, "Ya. Saya hampir mati, jika saja orang tua saya tidak segera membawa saya pergi ke Amerika untuk penanganan lebih lanjut. Bertahun-tahun saya disana, merelakan seseorang yang sangat saya cintai menikah dengan orang lain," Menatap Sehun dengan tatapan penuh arti.

Jiwa kepo Sehun meronta-ronta, "Untuk siapa Anda mencangkokkan hati?"

Ibrahim tersenyum tipis, "Untuk seseorang yang sangat berarti bagi saya," Memalingkan wajahnya, menatap foto berbingkai besar itu.

Sehun terdiam. Lelaki dihadapannya ini benar-benar mencintai seseorang dengan tulus.

Ibrahim memalingkan wajahnya. Melihat Sehun dengan senyuman tipis yang tidak pernah luntur, "Apakah Anda mencintai istri Anda sendiri? Saya dengar-dengar Anda dijodohkan oleh Pak Bromo?"

Saat Sehun hendak menjawab, Ibrahim memotong ucapannya.

"Jika sudah mencintainya, ungkapkanlah. Jangan sampai terlambat, jangan sampai dia merasa bahwa pernikahan ini hanyalah sia-sia. Dan jangan seperti saya, yang telat mengutarakan perasaan."

"Ba-"

Ibrahim bangkit dari duduknya, "Kalau begitu saya pamit dulu. Sepertinya kita mulai akrab, saya harap pertemanan kita bisa sampai lebih jauh lagi."

Sehun pun berdiri. Ia tersenyum, "Baik. Terimakasih atas kunjungannya Pak Ibrahim," Menjabat tangannya dan mengantar Ibrahim sampai depan pintu

T

erimakasih sudah membaca sampai akhir. terimakasih juga sudah setia menunggu cerita ini. jangan lupa tinggalkan jejak☆

Tertanda, pecinta senja

Tangerang. 9 Februari 2022
21:17WIB



Sarangekk💛

Males, ribet. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang