VOTE WOI!!
Canda wkwk
Vote dulu yuk, komen juga ya!~~GLORINNO~~
Seorang wanita yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit baru saja sadar. Mengerjap pelan, lalu ia mengedarkan pandangannya.
Mata hazelnya menangkap seorang wanita yang telah melahirkan serta membesarkannya sedang tertidur di sofa yang terdapat di ruangan tersebut. Kemudian, ia kembali mengedarkan pandangannya. Sambil mengingat apa yang terjadi.
Tetapi matanya berhenti saat melihat ke arah jendela. Hari tampak cerah, karena seingatnya— ah ya.. dimana lelakinya? Bukankah seingatnya ia sedang mencar—
"Eh Gea! Kamu udah sadar nak? Syukurlah! Bunda mau telpon Ayah dulu sebentar ya," Sang Ibunda baru menyadari bahwa ia sudah sadar.
Tanpa menunggu jawaban dari Sang Anak, Sang Ibu— Sandra beranjak meninggalkan ruangan.
Menghela nafasnya sejenak, Gea kembali menatap jendela rumah sakit. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ia ada di sini? Apa— sekelebat peristiwa muncul di otaknya.
"Kalo bisa besok aku juga mau-nya besok Glo. Tapi ini bukan keinginan aku, ini keinginan anak kamu."
"Yaudah sih, anak lu juga, bukan anak gue. Lagian ngapain juga gue repot-repot nyariin kebutuhan ngidam lo. Gue kan dah bilang dari awal, kalo anak itu tuh nyusahin aja. Gue gak ada urusan sama anak itu, jadi kalo lo ngidam gak usah minta bantuan gue. Gak usah suruh-suruh gue. Gue juga dah bilang kal-" ucapan Glo terpotong dengan teriakan Gea yang menggema di dalam mobil.
"Aaakkkhhhh! Glo awas!"
Ciiitttt
"Shit! Gea pegang tangan gue!"
Buagh duarh
Terduduk. Wanita tersebut terduduk dengan memeluk lututnya. Tubuhnya bergetar kala mengingat kejadian mengerikan yang baru saja ia alami. Bahkan nafasnya mulai memburu dengan mata yang terbuka lebar. Seakan jika ia terpejam maka ingatan itu akan kembali muncul.
Ceklek
"Gea! Kamu kenapa sayang? Kenapa? Ada yang sakit? Bisa nafas gak?" Sandra yang baru saja membuka pintu tak bisa untuk tidak khawatir saat melihat tubuh anaknya yang bergetar. Belum lagi keringat yang mengucur deras pada keningnya.
"B...bunda, takut." cicitnya lemah. Suaranya terdengar bergetar. Kentara sekali jika ia sedang ketakutan.
"Iya gakpapa sayang. Gak usah takut ya, Bunda di sini." memeluk erat tubuh anaknya yang bergetar, Sandra pun menangis.
Sejak kemarin ia merasa takut. Sejak mendengar telpon dari pihak rumah sakit, ia tak bisa untuk sekadar makan. Bahkan ia tak pulang untuk berganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORINNO (On Going)✔️
Teen FictionDIMOHON UNTUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA<3 Mencintai seseorang yang berjanji untuk menjadikan kita wanita satu-satunya tetapi malah melupakannya sangatlah menyakitkan. Jika hati tak mampu menepati lebih baik jangan berjanji. Sesungguhnya patah hati pali...