PART 2

639 62 1
                                    

Alhamdulillah aku sempat up lagi.
Nah, part ini konflik udah mulai keliatan ya. Tapi tenang, masih ringan kok. Karena puncak konfliknya nanti mwehehe.

Intinya kalian baca aja ya!
Semoga sukaa!

Kalau gak bagus plis jan hujat qaqa.

Happy reading 🎉🎉

09.30 wib

Matahari sudah menampakkan diri secara terang-terangan, orang-orang juga sudah berlomba-lomba mencari uang. 

Tetapi berbeda dengan seorang gadis yang masih bergelut dengan selimutnya. Enggan untuk beranjak ataupun sekadar membuka mata.

Drttt.. Drttt..

"Enghh.. " lenguh Gea khas bangun tidur.

Segera ia meraba ponselnya yang berada di atas nakas samping kasurnya.

Tit.
"Halo?" ucap Gea dengan suara seraknya.

"Ge, jangan bilang lo baru bangun! Ya ampun Gea, ini udah jam berapa? Pamali anak gadis belum bangun jam segini. Apalag--"

Tut.

Belum selesai seseorang di seberang sana berbicara atau lebih tepatnya berceramah Gea sudah memutuskan sambungan secara sepihak.

Dengan kesadaran yang masih setengah Gea melanjutkan tidurnya kembali.

Hingga di menit ke lima ia baru ke alam mimpi suara gebrakan yang berasal dari pintu kamarnya yang terbuka menyadarkannya kembali, kali ini kesadaran yang sepenuhnya.

Menampakkan sesosok yang berdiri dengan tangan yang berkacak di pinggang. Pandangan yang berkilat marah dan nafas yang menggebu seolah menyadarkan Gea kembali akan janji nya semalam.

Flashback on~

Saat ini di waktu yang menunjukkan pukul 21.04 wib, seorang gadis masih setia bercengkerama dengan seorang pemuda di telepon.

"Iya, janji gue. Eh, asal lo tau aja ya gue tuh udah jarang bangun siang sekarang. Apalagi kalo jadwal di rumah sakit lagi kosong, gue tuh seringnya bantuin bi Marni di dapur." sombong Gea sambil memainkan ujung rambutnya.

"Elah, begitu aja belagu lo. Beneran ya lo gak telat bangun! Pokoknya kalo gue telepon, lo harus langsung turun. Gue tunggu di depan gerbang rumah gue!" ucap Glo mengingatkan.

Jangan heran dengan Glo yang menunggu di depan gerbang rumahnya. Karena diingatkan kembali kalau mereka adalah tetangga. Yang memiliki rumah tepat bersebelahan.

Dengan cepat Gea berkata, "Tenang aja lo, gue bukan Gea empat setengah tahun yang lalu. Gue adalah dr. Geanna Alexandra, dan gue ingatkan kalo gue udah terbiasa tanpa ada yang bangunin gue dengan gebrak pintu kamar gue." terdengar kekehan dari seberang sana.

"Iya iya Ge, serah lu dah. Gue baru tau kalo makin tua lu makin sombong ye." canda Glo dengan tawanya yang Gea yakini kalo sekarang wajahnya semakin bertambah tampan berkali-kali lipat.

"Harus dong sombong itu. Gak sombong gak dapet pahala." ucap Gea seraya membaringkan tubuhnya, karena sedari tadi ia memang sudah di atas kasurnya.

"Gimana caranya sombong dapet pahala? Ngaco lo ah. Aturan tu sombong dapet dosa." ucap Glo dengan nada heran.

"Ya iyalah Glo. Coba aja deh lo pikir. Kalo misalnya gue sombong, terus orang yang gue sombongin sakit hati. Pasti kan tuh orang bakal gibahin gue ke orang-orang. Otomatis pahala mereka ke gue dong dan--"

GLORINNO (On Going)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang