PART 6

362 51 10
                                    

Yeayy GLORINNO update, siapa yang gak sabar nungguin nih?

Parti ini Glo nya gak muncul dulu ya. Soalnya Glo lagi manja-manjaan dulu sama author:v

Dah ah, gaje.

Selamat membaca!
Happy reading<3

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Siang ini, seperti biasa Gea sudah berada di rumah sakit tempatnya bekerja. Sedari tadi tak henti-henti ia mendapatkan pasien, tetapi tak membuatnya lelah. Karena pasiennya sedari tadi merupakan anak-anak. Apalagi bagi Gea yang sangat menyukai anak kecil, pekerjaannya tak terasa berat.

Mungkin karena Gea yang memiliki sikap lemah lembut dan keibuan membuat anak-anak yang tak takut jika diperiksa olehnya.

Sekarang ia sedang menunggu pasien tetapnya, yaitu anak laki-laki yang berusia empat tahun. Hari ini merupakan jadwal check-Up nya. Anak laki-laki itu bernama Rasya.

Rasya merupakan anak yang cerdas dan ramah kepada semua orang. Ia merupakan anak yang kuat, karena bisa melawan penyakitnya. Ia menderita penyakit ginjal saat masih berusia lima bulan.

Beruntungnya, sang orang tua dengan cepat membawanya ke dokter untuk ditangani.

Pada awalnya, Rasya ditangani oleh dokter yang berada di rumah sakit Jerman. Karena ia dulu lahir dan menetap di Jerman.

Sekitar dua tahun yang lalu, ia menetap di Indonesia. Dan sejak beberapa bulan ini menjadi pasien tetap di rumah sakit tempat Gea bekerja, dengan Gea sebagai dokternya.

Memang Rasya sudah tak menderita penyakit ginjal, tetapi orang tuanya merasa terus konsultasi ke dokter merupakan hal yang perlu dilakukan.

Sekarang Gea sedang duduk di ruangannya bersama Septi, suster yang juga merupakan temannya.

"Jadi dok, sampai sekarang dokter masih nungguin sahabat dokter itu?" tanya Septi yang saat ini sedang duduk di brankar yang berada di ruangan Gea.

Walaupun sudah berteman sejak beberapa bulan yang lalu, Septi tetap memanggil Gea dengan sebutan dokter bila berada di rumah sakit.

Hal tersebut sengaja dilakukannya agar terbiasa, takutnya ada orang yang mendengar jika Septi hanya memanggil Gea dengan nama, tanpa embel-embel dokter.

Tetapi jika sedang berada di luar lingkungan rumah sakit, Septi tak segan-segan untuk mengejek Gea bahkan memarahinya hanya karena selalu menunggu sesuatu yang tak pasti.

Dan Gea pun tak mempermasalahkannya, baginya Septi sudah mau menjadi temannya saja itu sudah hal yang patut di syukuri.

"Ya gitu lah Sep. Aku gak tau mau gimana, ini tuh kayak tiba-tiba. Padahal aku kira dia bakal seriusin aku, eh taunya malah bawa perempuan lain." ucap Gea seraya tersenyum miris.

"Aku juga gak tau mau komen kaya gimana dok, tapi seenggaknya lebih baik dokter tanyain deh ke orangnya. Supaya jelas." saran Septi seraya turun dari brankar.

Hal ini lah yang Gea sukai dari berteman dengan Septi. Disaat semua orang yang tau pasti menyuruhnya untuk melupakan, tetapi Septi akan menyarankan yang terbaik.

Septi memang benar-benar mengerti perasaan Gea.

Septi segera berjalan ke arah pintu seraya berucap, "Semangat dok, aku tau dokter pasti bisa! Aku mau ke kantin dulu ya, udah jam makan siang nih. Dokter mau nitip apa?"

"Gak usah deh Sep makasih, aku nanti aja. Lagi nungguin Rasya nih." Ulucap Gea menolak seraya berterima kasih.

"Oke."

GLORINNO (On Going)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang