Alhamdulillah PART 14 up yeayy!!
Bacanya pelan-pelan aja ya, biar gak cepet abis wkwk.
Maaf ya kalo ada typo!
Oke, jangan lupa bahagia yaaa!!
Selamat Menikmati!
Happy reading!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waktu telah menunjukkan pukul 21.07 WIB. Gea sedang dalan perjalanan pulang ke rumah, dengan diantar Jamed tentunya. Tadi setelah acara makan malam, mereka sempat mengobrol sebentar di ruang keluarga sebentar.
Setelah sampai di depan rumah Gea yang tidak terlalu mewah, Gea segera membuka sealt-bet nya. "Gue masuk ya Med, makasih buat makan malamnya." Ucap Gea sebelum akhirnya Jamed menahan pergelangan tangannya yang akan membuka pintu mobil.
Jamed memutar tubuh sehingga menghadap ke arah Gea sepenuhnya, "Ehm.. Ge. Gue mau ngomong bentar, disini juga gakpapa kok." Jamed mulai melepaskan tangannya dari tangan Gea.
Dengan menaikkan kedua alisnya, Gea menunggu ucapan Jamed selanjutnya.
"Gue gak tau, mau mulai darimana. Tapi yang jelas gue udah suka sama lo dari awal kita ketemu. Dan seiring berjalannya waktu, gue mulai cinta sama lo Ge. Lo mau kan jadi cewek gue?" Jamed tampak menghela nafas lega setelah selesai dengan pernyataan cintanya.
Gea tampak terkejut diawal, tetapi ia dapat mengubah raut wajahnya kembali. "Med, maaf ya. Maaf, aku gak bisa nerima cinta kamu. Aku.."
Jamed tampak menunduk, tetapi kemudian ia mengangkat kepalanya kembali. Seraya tersenyum ia berkata, "Gue tau kok Ge, lo cinta sama sahabat lo kan?" Jamed segera menatap ke depan, tampak jelas kekecewaan dijawahnya.
Sedangkan Gea tampak terkejut, karena Jamed yang dapat mengetahui perasaannya. "Kok kamu tau?!" Jamed terkekeh, tetapi tetap dengan ekspresi kecewanya.
"Keliatan kali Ge! Ya udah, gakpapa kalo lo gak nerima gue. Tapi kalo lo berubah pikiran bilang gue ya! Karena gue akan selalu nunggu lo!" Jamed tersenyum dan menatap Gea dalam.
"Jangan gini Med. Kamu pantes dapetin orang yang bisa mencintai kamu dengan tulus!" Gea menampakkan wajah tak enaknya.
"Iya iya. Nanti gue coba, sekarang masih belum bisa. Ya kali baru aja jatuh cinta sama lo langsung cinta sama orang lagi. Itu mah fakboy." Jamed terkekeh sambil mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Apa?" Tanya Gea dengan alis bertaut saat Jamed menyerahkan kotak persegi bewarna biru gelap berukuran sedang ke hadapannya.
"Ini lo terima! Tadinya sih mau gue pakein kalo lo mau jadi cewek gue. Tapi karna lo tolak... eh ini beneran lo nolak gue Ge?!" Tanya Jamed masih tak yakin karna ia ditolak.
"Maaf Med!"
"Ah udah lah, nih lo terima! Kalo lo berubah pikiran, lo pake ya! Kalo gak berubah.... Yaudah lo simpen aja baik-baik. Itung-itung kenangan dari orang ganteng. Hahaha." Seraya meletakkan kotak tersebut ke pangkuan Gea.
"Eh Med! Kamu simpen aja deh, aku gak perlu ini."
"Ucapan lo barusan kaya menjelaskan kalo lo gak bakal berubah pikiran Ge." Ujar Jamed lemah seraya menyandarkan kepala di stir.
"Maaf Med. Maaf. Ya udah aku simpen deh. Kalo gitu aku masuk ya! Sekali lagi maaf." Membuka pintu, Gea kembali memutar tubuh untuk melihat Jamed.
Mengucapkan sampai jumpa, Gea segera masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Jamed dengan segala patah hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORINNO (On Going)✔️
Teen FictionDIMOHON UNTUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA<3 Mencintai seseorang yang berjanji untuk menjadikan kita wanita satu-satunya tetapi malah melupakannya sangatlah menyakitkan. Jika hati tak mampu menepati lebih baik jangan berjanji. Sesungguhnya patah hati pali...