3. Jadwal Abi

727 31 0
                                    

POV Abi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV Abi

Usai sholat Jum'at, saya pergi ke kantin kantor bersama rekan-rekan kerja saya. Hari ini begitu melelahkan, syukurlah semuanya berjalan lancar. Siang ini saya senang karena tadi pagi mendapat investor baru.

"Rez, jadwal gw minggu depan apa aja ya? Gw lupa nanya" tanya ku sembari makan.

"Jadwal lu cuma ngunjungin perusahaan Farmasi hari senin lihat perkembangan pabrik baru, selain itu hanya ngurusin berkas-berkas investor baru, jadi minggu depan elu bisa nyantai dikit lah istirahat" jawab Farez, sekertaris sekaligus sahabat ku.

"Syukurlah kalo gitu, mari lanjutkan makannya" ujar saya, melanjutkan makan.

Alhamdulillah, saya bisa sedikit bersantai. Memang sebelum-sebelumnya saya disibukkan dengan persiapan untuk pertemuan calon investor baru yang tadi pagi saya temui. Ahh sepertinya bermalas-malasan dirumah menyenangkan, mengingat beberapa hari belakangan waktu tidur saya tidak teratur.

***

Saya pun pulang kerumah orangtua, meskipun kami termasuk keluarga kaya, bukan berarti saya sudah memiliki rumah, karena prinsip keluarga meskipun kami kaya selama saya belum hidup berumah tangga tetap wajib pulang kerumah orangtua. Setidaknya untuk tetap menjaga hubungan keluarga, dan juga saya masih bisa bermanja-manjaan dengan ibu, hahah.

"Assalamualaikum" salam saya saat masuk rumah.

"Wa'alaikummussalam sayang, tumben pulang cepet" jawab Bunda, yang kebetulan sedang bersantai dengan adik perempuan dan ayah saya.

"Dek minggir sana." usir saya pada adik perempuan saya, supaya saya bisa bermanja-manjaan pada Bunda

"Ish ibuuuuu, kaka nih!"adu Intan, meskipun begitu tetap menyinggir dari Bunda

"Kaka ih, ganggu adek nya aja. Lagian kamu udah tua astaghfirullah ka" ucap Bunda

"Biarin" jawab saya, sembari merebahkan kepala saya dipaha Bunda

"Makannya cari istri sana, biar bisa manja-manjaan seperti itu. Bunda tuh punya Ayah tau" ucap ayah sembari mengangkat Bunda sebelum saya merebahkan kepala dipahanya dan berpindah dipangkuan Ayah.

"Aaaaa ayah, masa cemburu sama anak sendiri sihhh, aku kan cape yahh mau dimanja Bunda" rengek saya, persis seperti anak yang minta dibelikan permen.

"Cari istri!!!" jawab ayah sewot

"Yahhh, cari istri ga gampang yahhh, kalo udah ada aku juga langsung nikah koo. Selagi belum nikah aku kan bisa manja-manjaan sama ibuuu" ujar saya merengek

"Lagian kamu mau cari istri seperti apa sih? Oh ya Ayah tau, kamu masih belum move on ya dari mantan kamu itu! Udahlah lupain aja dia, dia itu gabaik buat kamu" Ceramah ayah.

"Terserah ayah lah" jawab saya sembari pergi ke kamar.

Saya paling malas kalau sudah berdebat masalah itu. Karena bagi saya dia pergi bukan untuk putus dari saya, pasti ada alasan yang membuat dia harus pergi, saya yakin itu. (debat Abi dalam hati)

Brukkk..

Gebrakan suara pintu. Pertanda saya sedang marah

***

Ayah dan Bunda pun memilih masuk kamar

"Ayah ih kebiasaan sukanya ngungkit masalalu Abi" omel Bunda

"Lagian anak itu kalo ga ditegasin gakan kepikiran untuk menikah bun, ayah yakin pasti Abii masih berharap dia kembali" Jawab ayah sewot.

"Lagian nih yah, kenapa ngga langsung ayah kasih tau aja sih sebenarnya, kalo perempuan itu perempuan ga baik. Ayah sendiri kan yang udah selidiki semua, ayah juga punya buktinya" ucap Bunda dengan ngegas

"Gini, ayah ga ngasih tau langsung meskipun dengan bukti kuat. Ayah sebagai laki-laki tau, Abi ngga akan percaya itu karena Abi udah cinta mati sama perempuan itu, jadi cara satu-satunya menyadarkan anak itu cuma dia sendiri melihat kebusukan perempuan itu" jawab Ayah sembari memeluk Bunda

"Hmm iyah juga sih, yaudahlah sebagai orang tua kita hanya bisa berdoa untuk kebaikannya. Tapi suatu saat perempuan itu benar-benar kembali, dan Abi belum sadar-sadar. Ayah mesti kasih tau yaa" ucap Bunda

"Iyah sayang, pasti akan tiba waktunya kita memberi tahu semuanya. Lagian anak itu cinta mati, tapi tidak ada niatan mencari kebenaran kenapa perempuan pergi. Aneh. Tenang aja sayang, pasti akan ku beritahu apabila perempuan itu kembali, bagaimanapun sebagai orang tua ingin anak nya mendapat pasangan yang terbaik" ucap Ayah, sedangkan tangannya sudah bergerilya masuk mengusap perut Bunda.

"Baik lah, aku mengikuti keputusan ayah aja. By the way, tangan ayah ngapain ya" ucap Bunda dengan ngegas

"Bikin dede bayi lagi yuk, daripada menunggu cucu dari Abi kelamaan" ucap Ayah langsung menindih Bunda

"Ayahhhhhhhhhhhhhh" Teriak Bunda. Untungnya kamar Ayah dan Bunda kedap suara, jadi tidak terdengar oleh Abi dan Intan.

JodohKu Milyader (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang