23.

910 32 4
                                    

"Kamu yakin nak? Meski pun Abi udah nyakitin hati kamu, Bunda masih berharap kamu tetep jadi mantu Bunda" Ujar Bunda sayu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yakin nak? Meski pun Abi udah nyakitin hati kamu, Bunda masih berharap kamu tetep jadi mantu Bunda" Ujar Bunda sayu.

Saat ini Bunda dan Ayah sedang berkunjung ke Yogyakarta, untuk menjemput Intan karena masa liburan akan usai. Serta memberikan berkas perceraian, untuk Anin tanda tangani.

Jujur saja, di dalam lubuk hati terdalam meskipun Abi telah berkhianat, Anin masih mencintai nya hingga kini. Merindukan sikap manja suaminya, merindukan setiap ekspresi yang dikeluarkan oleh Abi bila bersama dengan Anin. Namun, ketika Anin ingat kembali pengkhiatan itu, rasanya Anin ingin cepat cepat mengakhiri nya di mata hukum, dan memilih melanjutkan hidupnya sebagai seorang janda muda.

Dring... Dring...

HP Anin berbunyi, pertanda ada yang menelpon. Anin pun melihat siapa yang menelpon nya, ternyata Bagas. Anin pun me loudspeaker HP nya.

"Assalamu'alaikum, ka Anin dimana?"

"Wa'alaikumussalam, kenapa nanya kaka dimana gas? Ada masalah?"

"Tadi ka Abi ke rumah. Marah-marah cariin kaka, nyelonong masuk teriak-teriak. Hina kaka matre segala, akhirnya bagas tinju abis-abisan, bagas ga terima ka Anin dihina. Makannya Bagas tanya sekali lagi, kaka dimana? Ada masalah apa?"

Orangtua Abi terkejut mendengar hal tersebut, Anin melirik sedikit. Mata ayah membulat, rahangnya mengetat menahan emosi.

"Kalian berantem? Terus mamah sama bapak kemana?"

"Untungnya mamah sama bapak lagi ga dirumah. Ka Anin ga jawab pertanyaan Bagas"

"Mmm... Kaka cuma lagi ada masalah kecil aja, jangan bilang mamah sama bapak dulu ya biar kaka aja yang cerita"

"Iyah ka, yaudah Bagas tutup telepon nya. Kalo ada apa-apa kabarin Bagas."

"Iyah gas"

Anin menutup sambungan telepon nya. Menatap Ayah dan Bunda secara bergantian. "Maaf bun, kayanya keputusan Anin udah bulat. Anin mau bercerai secara resmi sama mas Abi." Ujar Anin, kemudian menandatangani surat perceraiannya.

Bunda meneteskan air mata, sedangkan Ayah masih menahan emosi. "Gapapa nak, Ayah minta maaf belum becus ngedidik Abi untuk jadi seorang suami yang baik. Maafin Ayah" Ujar Ayah dengan mata berkaca kaca

Anin menggeleng kepala, "Ngga, ini bukan salah Ayah. Ini semua udah takdirnya." Anin ikut berkaca-kaca.

Anin mengeluarkan kartu di dompetnya lalu meletakkan nya diatas meja, "Ini Ayah Anin kembalikan, mungkin benar ucapan mas Abi kalo Anin matre. Maafin Anin Ayah"

Abi berdiri, lalu mendekati Anin dan duduk disampingnya. Memenag kedua bahu Anin, "Tatap mata Ayah" Anin menurut. "Kamu Anindita Maharani, udah Ayah anggap sebagai anak Ayah sendiri. Jangan perdulikan ucapan Abi, yang memiliki kartu ATM itu Ayah. Jadi Ayah berhak untuk memberikan nya kepada siapapun termasuk anak Ayah sendiri, yaitu kamu. Ayah gasuka penolakan, terima apa yang Ayah beri, jika kamu menolak justru kamu menyakiti hati Ayah. Jadi kamu mau menyakiti hati ayah?" Tanya Ayah

JodohKu Milyader (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang