4

565 191 819
                                    

Tian berjalan menuju Rumah Winnie, ia baru saja selesai membuang jasad Perempuan yang ia bunuh tadi di Kebon milik Orang.

Di jalan, ia mendegar suara ricuh dari sebuah Rumah ke Rumah yang lainnya.Sepertinya Zombie telah menyerbu daerah sini. Matanya berkaca-kaca, ia tidak bisa menolong semua orang. Kini ia menyimpan rasa dendam.

Ga bakal gue maafin lu berdua.

Ia buru-buru kembali, takut terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan.

"Kamu ga kenapa-kenapa kan, Kak?" tanya Mama.

"Hm, iya Wini ga apa-apa kok, Mah."

"Tian keluar sebentar." ucap Mama seakan tau kalau Anaknya ini ingin menanyakan tentang Tian.

Pokoknya gua harus ucapin sekarang.

Pintu Rumah terbuka, nampak Tian dengan Wajah lusuhnya.

Winnie membranikan tekatnya untuk mengucapkan kata 'Terimakasih' kepada Tian.

"Kok ga di kunci pintunya?" tanya Tian dengan nada kesal.

"Kalo ada yang masuk selain gue gimana?" Tian langsung mengunci Pintu. Kemudian Ia memeluk erat Winnie. Lagi-lagi Winnie mengurungkan niatnya.

Lah, bocah ngapa dah?

"Jangan pernah tinggalin gue. Gue akan selalu ngejaga lu apa pun yang terjadi, karena cuma lu yang gue punya."

"Hey!" Winnie melepaskan pelukan secara paksa. Tian kaget dengan tingkah Winnie.

"Jangan ngawur." ketus Winnie.

Mama hanya tertawa kecil melihat tingkah Anak gadisnya.

"Tan, Aku ijin tinggal di sini boleh?"

Winnie kaget dengan pertanyaan Tian, ia bahkan lebih kaget dengan jawaban Mama. Karena Mama mengijinkan Tian untuk tinggal di sini sampai semuanya aman.

Winnie memberikan segelas Teh hangat yang ia buat barusan.

Tian merubah posisinya, yang tadinya tiduran menjadi duduk. Ia meraih segelas teh yang baru saja di buat oleh Winnie. Lalu ia meminum sedikit dan meletakannya di atas Meja kecil berwarna Kuning.

"Makasih," ucapnya yang hanya di jawab dengan deheman.

"Makasih ya, Semalem lu udah nolongin gua. Mungkin kalo ga ada lu, gua uda—"

"Ya sama-sama, pokoknya gue bakalan jagain lu semua sekuat tenaga gue." jawab Tian yang memotong pembicaraan Winnie.

"Pokoknya gua berusaha buat jaga diri gua sendiri. Lebih baik mati jadi manusia daripada mati jadi Zombie."

Winnie merasa penasara dengan keadaan di luar sekarang. Ia mengajak Tian untuk melihat sebetar keluar.

"Ga, sampai kapan pun Kita semua ga boleh keluar." tolak Tian. Ia tidak melepaskan genggamannya.

"Kapan pun nya itu kapan?" tanya Winnie sedikit meledek. Lalu ia melepaskan tangannya secara paksa.

"Hah? Apaa? Gue ga ngerti."

"Sama, Gua juga ga ngerti." Winnie tertawa terbahak-bahak. Mulutnya langsung di tutup Tian.

"Ssst,"

Ewrhh...

Ceklek...

Terdengar suara seseorang yang membuka pintu pagar. Winnie dan Tian langsung mengintip melalui jendela. Mereka menelan salivanya kasar. Yang benar saja, pelaku yang membuka pintu pagar adalah Satpam yang sudah menjadi Zombie.

ZiYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang