8

375 114 479
                                    

Beberapa Mobil besar berhenti di depan Rumah.

Leon mengamati mobil-mobil itu. Beberapa preman yang waktu itu bertemu Leon dan Tian keluar dari Mobilnya.

Mereka langsung menembak Zombie-zombie yang berusaha mendekati Mereka.

Gawat!

Leon langsung meminta Mama, Reyno dan Cia untuk bersembunyi. Mereka semua langsung kocar-kacir mencari tempat berlindung.

Mama menyembunyikan Reyno di dalam koper besar.

“Jangan berisik ya, No. Tahan sebentar aja.”

“Iya, Mah.”

Mama menresleting dan mengunci koper. Lalu meletakkan Koper itu di atas Lemari kaca dengan sekuat tenaga.

Setelah menyembunyikan Reyno. Ia masuk ke dalam lemari untuk bersembunyi.

Leon mengajak Cia untuk pergi ke belakang dan bersembunyi di atas genteng.

Mereka berdua tengkurap di atas genteng.

Krieet...

Pintu Rumah terbuka. Beberapa Preman itu masuk dan menggeledah isi Rumah.

Pria berkacamata itu mengecek suhu sofa dengan telapak tangannya.

Masih anget.

“Kenapa?” tanya Temannya.

“Ga, gapapa.” jawabnya.

“Gua yakin banget kalo ada orang di Rumah ini.” ucap si Rambut Bob.

“Emang ada bukti?” tanya rekannya.

“Noh,” ia menunjuk asal.

“Apaaan?”

“Rumahnya rapih, ga ada debu. Kayak masih ada penghuninya. Liat aja kamar mandinya juga masih basah.”

“Udah cepet cari lagi!”

Mereka semua mulai mencari-cari lagi.

Pria berkacamata itu mengecek semua lemari yang ada di Kamar. Sudah 3 buah pintu lemari yang sudah ia cek. Sekarang adalah pintu lemari terakhir.

Jantung Mama rasanya seperti mau copot. Bulir-bulir keringat, keluar dari pori-pori tubuhnya.

Pintu Lemari sudah sedikit terbuka. Mama makin harap-harap cemas. Ia menahan napasnya kuat-kuat.

Pria berkacamata itu sudah membuka lebar pintu lemari. Terpampang jelas Mama yang ada di dalam Lemari dengan wajah yang dibasahi keringat dinginnya.

Pria berkacamata itu menempelkan satu jari telunjuknya di bibirnya.

Ia mengisyratkan Mama untuk diam dan jangan takut kepadanya.

Ia juga menunjuk ke arah Nametagnya ‘Malik’.

“Tanggal 1 Januari besok, Tim penyelamat dari Malaysia akan datang ke daerah ini.” ucapnya tanpa bersuara.

Mama menyimak jelas informasi darinya.

“Menjauhlah dari kelompok Kami.” lanjutnya setelah itu ia menutup kembali pintu lemari.

“Gimana? Ada ga? Lama banget lu disini?” tanya salah satu rekannya yang baru saja ikut masuk kedalam kamar.

“Ga ada.” ia mengajak rekannya untuk keluar.

"Ga ada tapi lama banget lu disitu." Curiga temannya.

“Tadi gua liat banyak tikus di balik kasur.”

“Jendela kamarnya aja banyak jaring laba-laba, nih ampe nempel di jari-jari gue.” ia menjejeli jarinya kepada rekannya itu.

ZiYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang