Bruk!
Rizal menghantam dan menyeret mobil petugas yang membawa teman-temannya.
“Kita harus bergerak cepat.” ucap Prof. Adi yang di iyakan Rizal.
Ketika mobilnya sudah terhenti. Rizal langsung keluar dan membuka pintu mobil itu.
“Njas, Winnie, Valen!”
“Ayok!”
Anjas, Winnie dan Valen langsung keluar dari mobil itu. Tak lupa Rizal melemparkan bom asap supaya tak terlihat jejaknya.
“Disini!” teriak Prof. Adi sambil melambaikan tangan kirinya.
Mereka bertiga buru-buru masuk ke dalam mobil Rizal.Tangan kiri Winnie di tarik oleh salah satu petugas. Ia berusaha melepaskannya namun tenaga petugas itu lebih besar daripada dirinya. Ia pun menggigit tangan itu sekencang-kencangnya, bukannya melepaskan tangannya petugas itu memencit hidung Winnie sampai ia tidak bisa bernapas.
Prof. Adi langsung menyuntikan satu buah bius di lengan petugas itu. Sampai akhirnya tangan Winnie bisa terlepas darinya.
“Om, makasih.” ucap Winnie lega.
“Ayok cepet masuk!” teriak Rizal.
Mereka berdua pun langsung masuk dan Rizal menancap gas dengan kecepatan penuh, pergi kembali ke portal.
“Dua jam lagi.” ucap Winnie, matanya menatap jam tangannya. Hatinya masih gelisah, ia merasa seperti buronan yang melakukan hal jahat.
“Tenang, sebentar lagi kita pulang.” Valen merapatkan tubuh Winnie kedekapannya.
“Tadi, gue ketemu sama lu di sekolah.” ucap Valen sambil mengelus lembut pipi kanan Winnie.
“Gue kaget, gue kira itu elu dan gue baru sadar kalo itu elu di tahun ini.”
“Terus?”
“Dia minta putus.” jawab Valen.
“Serius?!” kaget Winnie lalu ia tertawa.
“Terus-terus?” tanya Winnie lagi.
“Ah lu mah, terus terus mulu.” sebal Valen lalu melepaskan dekapannya.
Ponsel Prof. Adi berdering, membuat lamunannya buyar. Ia mengeluarkan ponselnya dari kantung celananya.
Incoming Dian.
Ia menggeser ikon hijau dan menempelkan ponselnya ke telinganya.
Ia mendengar isak tangis Dian.
“Kak? Ada apa?” panik Prof. Adi.
“Pah, Ti-ti-an pah.” ucap Dian tersenggal-senggal.
“Tian kenapa?!”
“Tian kecelakaan, pah.”
Prof. Adi langsung lemas, ponselnya pun lolos terjun jatuh ke bawah.
“Om Tian kenapa?” tanya Winnie.
“Tian kecelakaan.” jawab Prof. Adi dengan tatapan kosong.
“Ayok kita ke rumah sakit sekarang!” pinta Winnie.
“Ga, kalian harus pulang. Waktu yang kalian miliki ga lama lagi kan?” larang Prof. Adi.
“Aku bisa ngebut kesana om.” ucap Rizal yang masih fokus menyetir.
“Tapi kayaknya ga deh, coba kalian liat ke belakang.” ucap Anjas yang membuat mereka semua menengok belakang.
Para petugas masih mengikuti mereka lagi. Entah kapan mereka akan berhenti mengejar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiYA (END)
HorrorNyatanya kami tak pernah terpikir kalau ini terjadi. Masa iya? 🎖 #1zombie : 10 Mei 2023 #1panik : 2 Agustus 2021 #1serangan : 2 Agustus 2021 #1panic : 2 Agustus 2021 #1badpeople : 4 Agustus 2021 #1maya...