30

165 27 69
                                    


Rumah Prof. Adi di sergap petugas berseragam hitam. Prof. Adi memperhatikan nama yang tertera di seragam itu. ‘TRANS-IMIGRASI’

Trans-Imigrasi?

Prof.Adi mengrenyitkan dahinya.

“Siapa saja yang berkontak langsung dengan perempuan itu?” tanya salah satu petugas.

Karena tak mendapat jawaban, ia memerintahkan anggotanya untuk mengecek keluarga Prof. Adi dengan alat bantuan.

Setelah selesai, ia membawa Prof. Adi dan Tian pergi serta menyemprotkan cairan disenfektan di seluruh ruangan rumah Prof. Adi.

“Heh kalian ngapain nyemprot-nyemprot rumah saya?!”

Valen masih terus berlari dan menghindar dari kejaran mereka. Drone di atas kepalanya juga tak berheti-henti mengikutinya. Bahkan drone yang berada di belakangnya mengeluarkan peluru yang nyaris saja mengenai tubuhnya.

Mata Winnie menelusuri setiap jalan yang di laluinya. Sampai akhirnya ia menemukan Valen yang sedang berlari menghindari kejaran drone dan para petugas.

“Eh itu Valen!”

Anjas memberhentikan mobilnya yang berada di tengah perempatan jalan.

Brugh!

Pipi mulus Valen terbentur mobil milik Anjas. Ia langsung tumbang.
Reflek Winnie menutup mulutnya kaget. Ia dan Anjas langsung membuka pintu mobil dan keluar untuk menolong Valen. Mereka berdua menggotong Valen dan memasukannya ke dalam mobil dengan terburu-buru.

Setelah selesai mereka berdua bergegas masuk ke dalam mobil. Anjas langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi membuat beberapa pengendara membunyikan klakson karena marah.

Ia bahkan tidak berhenti saat lampu merah menyala. Pikirannya adalah kabur dari mereka.

Para petugas itu masih mengincarnya dengan melacak lokasinya dari drone yang masih setia berada di belakang mobil milik Anjas.

“Lu ga ada sesuatu buat ngancurin itu drone?” tanya Winnie dan Anjas menggeleng.

Winnie menghembuskan napasnya kasar. Ia membuka tali sepatunya berniat menghancurkan benda itu dengan sepatunya.

“Heh! Mau ngapain?” tanya Anjas.

“Di bawah lu ada batu bata, cepet ambil!” lanjutnya.

“Kenapa ga bilang?” ketus Winnie.
Winnie menarik laci yang berada di bawah bangku. Ada dua buah batu bata, ia mengambil kedua batu itu dan pindah ke bangku belakang.

Winnie membuka kaca mobil dan mengeluarkan setengah badannya. Ia menimpuk drone itu dengan sekuat tenaga. Timpukannya tak meleset, Drone itu jatuh dan hancur.

Valen yang baru sadar ia langsung terkejut melihat sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah kiri.

“Win awas!” teriaknya. Ia menarik cepat tubuh Winnie.

Selang beberapa detik, mobil yang mereka tumpangi tertabrak dan terseret beberapa meter.

Mereka semua mendapatkan luka baru dari kejadian itu.  Kaca mobil di bobol dan  di buka secara paksa. Mereka juga di keluarkan secara paksa.

Anjas memberontak ketika ingin di masukkan ke dalam mobil oleh para petugas. Ia langsung mendapatkan suntikan bius di lehernya.


Prof. Adi dan Tian lolos dari pemeriksaan, mereka tidak terkena virus apa pun.

“Apa yang membuat dia menemui mu?”

Prof. Adi menggeleng. “Saya tidak tahu.”

“Kalau kau menemukan mereka ber-empat, cepat lapor kesini.” petugas itu menyeringai, lalu memberikan satu buah kartu nama.

ZiYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang