Mereka semua kaget dengan cerita yang keluar dari mulut Anjas.
“Berarti semenjak bekal adek lu abis, lu sama adek lu ga makan apa-apa?” tanya Valen tak percaya.
Anjas hanya mengangguk. Ia makin sedih mengingat adiknya.
“Hm, maaf gue jadi bikin lu sedih.” Valen dengan wajah tak enaknya.
“Om, penyakitnya ga parah kan om?” tanya Winnie.
“Engga kok, dia lemas karena ga ada asupan. Nah sekarang kamu tinggal disini bisa makan apa aja yang ada disini.”
“Selagi ada makanan.” lanjut Prof. Adi.
“Iya bener tuh, kalau persediaan makanan abis. Kami bisa ambil di swalayan terdeket.” ucap Valen.
Anjas mengerutkan dahinya. “Emang buka?”
“Hm, maksudnya?” tanya Valen.
“Emangnya masih ada yang jualan?”
“Kita ngambil.” jawab Winnie enteng.
“Dosa tau.”
“Dunia kan udah berubah, kita juga ga mau kayak gini sebenernya.” sahut Malik.
“Kenapa ngeliatin saya kayak gitu?” tanya Anjas yang agak risih karena sedaritadi bola mata Winnie tak berkedip melihatnya.
“Ngedip Win, ngedip!” Valen menjentikan jarinya di depan mata Winnie.
“Apaan sih anjir!” sewot Winnie.
“Gue udah ganteng gini masih aja ngelirik yang laen.” protes Valen membuat yang lain terkekeh. Lain dengan Winnie, ia menatap Valen dengan tatapan sinisnya.
“Apaan sih, orang gua cuma nginget-nginget. Kayak nya gua pernah liat lu sebelumnya.”
“Dimana?” tanya Anjas.
“Muka lu familiar, tapi gua ga inget pernah liat lu. Hm,tapi dimana ya?” Winnie sambil mengingat-ingat.
“Di Warnet SS!”
“Gitu aja lupa.” lanjut Anjas.
“Lu masih main warnet waktu itu?” tanya Valen yang diangguki Winnie.
“Ck, udah berapa kali gue bilang jangan maen warnet!” omel Valen. Ia ingat betul kalau Winnie sering pergi ke warnet tanpa ingat waktu.
“Apaan si, itu kan dulu!”
“Inget banget dulu lu pernah minta ajarin maen PB!” Anjas terkekeh.
“Njir, itu dah lampau bat anjir.”
“Ternyata dunia sesempit ini ya.” ucap Prof. Adi.
“Di, kamu bisa ceritain kronologis awal mula terjadinya ini semua?” tanya Kakek tiba-tiba yang membuat Prof. Adi kaget.
Prof. Adi merapatkan bibirnya, lalu ia menganggukkan kepalanya.
“Selamat sore !”
Sontak mereka semua terkejut dengan kedatangan Prof. Endang yang berada di ambang pintu kamar Anjas dengan senyum remehnya.
“Mau apa kamu?” tanya Prof. Adi dengan tatapan dinginnya.
“Ya ampun rumah kamu udah kayak tempat penampungan.” Prof. Endang terkekeh.
“Ada orang sakit, ada orang tua, ada anak kecil pula. Ck ck ck, kamu pindah profesi jadi apa mas?”
“Jadi petugas panti sosial?”
“Apapun yang aku lakuin, kamu ga berhak tau. Karena bagiku kamu bukan siapa-siapa.” jawab Prof. Adi.
Malik dan Valen buru-buru keluar takut terjadi sesuatu di bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZiYA (END)
HorrorNyatanya kami tak pernah terpikir kalau ini terjadi. Masa iya? 🎖 #1zombie : 10 Mei 2023 #1panik : 2 Agustus 2021 #1serangan : 2 Agustus 2021 #1panic : 2 Agustus 2021 #1badpeople : 4 Agustus 2021 #1maya...