Natasha berjalan masuk ke kosan. Di ruang tamu ia melihat Faye yang sedang duduk dengan sebuah laptop di depannya. Dia kira temannya itu belum pulang.
"dah balik Faye" ucapnya duduk di sebelah Faye, Faye terlihat sedikit terkejut dengan itu, lalu segera menutup laptopnya. Tapi, Natasha sempat melihat isinya sekilas
"nilai lo turun??" Faye diam
"tapi bukannya nilai segitu masih tinggi ya,"
"gausa sedih lah Faye" Faye menoleh kearah Natasha"lo bisa bicara kayak gitu karena lo gaada di posisi gue," ucapnya
"orang tua lo pasti dukung semua hal yang lo mau, lo ga dituntut untuk jadi apa yang mereka mau kan,""Faye, gue kan-"
"sementara gue ga Nat, gue gabisa kayak lo, gue gabisa santai-santai soal nilai gue yang turun ini" Natasha pun kembali diam
"masalah yang lo anggap kecil itu sebenarnya masalah besar buat gue" lanjutnya lalu berdiri
"lo ngeselin tau ga" Faye pun pergi ke kamar, sementara Natasha masih diam, dia kan tak bermaksud apapunFila yang baru saja datang juga dibuat bingung karena aura yang berbeda itu.
"kenapa Nat??" Natasha menggeleng lalu segera masuk ke kamarnya, Fila pun semakin bingung dengan hal itu.
.
.
.
Besoknya..Diva, Anya, dan Zee sudah berkumpul di meja makan. Natasha melewati kamar Faye,
"dia udah berangkat tadi pagi," Natasha menghela nafas kasar
"mending sarapan dulu deh" Natasha pun mengangguk.
"ini ada apasih?? Kok diem aja, Fi.. Nat.." tanya Diva yang sadar dengan situasi. Fila pun menceritakan masalahnya
"lagian, lo kayak ga kenal Faye aja, dia kan paling sensitif kalo soal nilainya" ucap Anya
"Jeje, jangan gitu dong, Natasha nya kan jadi merasa lebih bersalah" ini Fila
"emang gue yang salah kok, harusnya liat-liat situasi dulu sebelum bicara"
"yauda lah, minta maaf aja, Faye juga ga pernah lama kan kalo marah" kini Zee pun ikut berbicara sambil memakan sarapannya
"iya, omongin aja baik-baik. Mungkin kemarin dia lagi stres makanya emosinya ga ter-kontrol" ucap Diva kemudian, Natasha pun mengangguk lalu melanjutkan sarapannya.
.
.
.
Sementara Faye, di kampus..Brak..
"ini semua gara-gara lo ya" ucapnya setelah menggebrak sebuah meja di perpustakaan. Penjaga perpustakaan sudah memperingatkannya untuk tenang, tapi ia tak peduli
"lo apa-apaan sih, ini perpustakaan" ucap lawan bicaranya
"gue ga peduli," takut mengganggu yang lain, orang itu membawa Faye ke luar.
"ngomong disini"
"lo yang udah ambil buku gue, nilai gue turun karena lo" ucapnya sedikit menekan
"buku lo?? jelas-jelas gue yang ambil duluan, dan nih.. udah dibayar, jadi ini buku punya gue lah" ucapnya sambil menunjukkan satu buku
"kenapa?? Nilai lo turun tanpa ini??" ia melanjutkan ucapannya,Faye diam sejenak..
"lo gatau masalah sebesar apa yang bisa gue dapetin karena nilai gue turun" ucapnya serius ada sedikit raut putus asa dalam wajahnya, ia pun beranjak pergi, tapi cowo itu menahan tangannya
"ikut gue" Faye mencoba menarik tangannya, tapi tak bisa. Mereka kembali masuk ke dalam perpustakaan. Keduanya duduk
"kita bisa gantian make ini, atau belajar bareng juga bisa." Ucapnya, lebih tenang.
Dia Saga, jurusan kedokteran, rival Faye dari semester 1. Mereka sama-sama pintar, tapi bukannya jadi teman malah jadi rival. Seminggu yang lalu, Faye mencari buku yang akan digunakannya untuk belajar saat ujian, tapi buku itu tersisa satu, dan Saga yang mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIX OF US [Completed]
Teen Fiction❗JUDUL SEBELUMNYA : Girl Friend Or Girlfriend ❗ "LDR berat juga ya ternyata.." - Anya "Baru tau lo, Lo mah masih mending cuma beda kota. Lah gue, udah beda benua" - Diva "Gue lebih jauh kali, pernah tuh LDR beda tuhan" - Natasha "Gue yang beda peras...