Diva membuka lokernya, ia mengerutkan kening saat mendapati sebuah surat di dalam sana. Surat?? Diva menghela nafas. Sudah lama sekali ia tak menerima surat dari para penggemarnya. Dulu dia sering sekali menerima 'surat cinta' di lokernya yang diletakkan bersama coklat, bunga, atau hadiah lainnya, tapi saat ini hampir semuanya sudah tau kalau Diva punya pacar.
Tapi hari ini, siapa orangnya.
"kantin yuk Div," tiba-tiba Natasha sudah ada di samping loker
"eh-iya" ucap Diva, Natasha memperhatikan kertas yang ada di tangan
"love letter??" ia pun mengambilnya
"udah lama gaada yang ngasih kan??" Diva mengangguk"yauda ayo tadi katanya mau ke kantin"
***
Di kantin..
"ga lo baca??" tanya Natasha menunjuk surat yang ada di depannya
"buat apa??"
"biasanya juga ga pernah gue baca, gue kan dah ada Lenno""kalo gitu gue aja yang baca" ucap Natasha bersemangat.
Memang selalu seperti itu, kadang yang membaca malah Zee atau Anya. Lagipula kan, gaada gunanya juga Diva baca.
"Div.." ucapan Natasha tertahan setelah membaca isi surat itu
Diva menaikkan satu alisnya,
"ini.." ucap Natasha lagi
"apasi Nat??" Natasha menatap Diva
"Zee suka kan sama kak Daniel??" Diva mengangguk
"kayaknya kali ini emang beneran suka deh, dia gapernah kayak gitu soalnya kalo bilang suka sama cowo"
"ini.. surat dari kak Daniel" Diva melebarkan matanya, lalu merebut surat itu.
"kok bisa?? Kok dia tau letak loker gue?? Terus kok bisa dia sampe kesini, dia kan bukan mahasiswa sini??" banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala Diva, dan kenapa Diva yang Daniel suka. Padahal Zee menyukainya.
"gue juga gatau"
"bisa aja gasih kalo surat ini palsu, maksud gue kali aja ada yang nge-prank gue kan??"
"bisa aja sih, tapi kalo bener kak Daniel gimana??"
"duh, jangan dong, serba salah kan gue jadinya" ucapnya bingung
"yaudalah, semoga aja ga deh" Diva mengangguk
Mereka melanjutkan makan, tak lama fokusnya kembali teralihkan.
"itu Calvin kan??"
Natasha mengedarkan pandangannya, lalu menemukan sosok Calvin bersama dua orang temannya.
"gamau samperin??"
"mau ngapain??"
"yah, ngobrol tentang yang kemarin" Natasha diam
"seenggaknya kalo lo gasuka, jangan kasih harapan ke dia"
"gue harus gimana??"
"kalo gasuka tolak aja Nat"
"tapi dia kan ga nembak gue"
"iya juga ya. Tapi seenggaknya lo bilang lah kalo gasuka. Maksudnya biar dia ga nunggu gitu, biar pasti" Natasha pun kembali tak bia menjawab Diva
"sebenarnya gaada salahnya juga loh, kalo lo mau buka hati buat dia. Calvin kelihatan baik. Dan kalo soal masalah yang ada di mantan ketiga lo itu, kayaknya lo ga perlu khawatir. Gue jelas banget ngeliat kalung salib melingkar di lehernya."
Empat kali Natasha gagal dengan kisah cintanya. Mantan pertamanya toxic, yang kedua gabisa setia, yang ketiga malah beda agama. Sejak itu Natasha sudah lelah dengan ketidak beruntungannya soal cinta, tapi setelahnya ia malah menemukan orang yang sangat cocok untuk dirinya, bisa dibilang yang tepat. Beberapa bulan mereka pacaran, tapi ternyata tak berjodoh juga. Cowo itu menikah dengan orang lain karena dijodohkan orang tuanya.
***
Pulang kuliah, Diva masih memikirkan tentang surat itu. Kalo memang benar itu Daniel, bagaimana nanti ia akan menghadapi Zee.
"hai" sapa seseorang, Diva menghela nafas.
'kenapa harus ketemu sih' – batinnya kesal
"maaf kak aku duluan ya, buru-buru nih" ucapnya
"eh, bentar.. kamu udah terima suratnya kan??" tanya
"kak, maaf ya sebelumnya,tapi aku udah punya pacar. Aku bakal maklumi karena mungkin sebelumnya kakak gatau. Tapi beneran, aku gabisa" Daniel hanya diam saat Diva meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIX OF US [Completed]
Fiksi Remaja❗JUDUL SEBELUMNYA : Girl Friend Or Girlfriend ❗ "LDR berat juga ya ternyata.." - Anya "Baru tau lo, Lo mah masih mending cuma beda kota. Lah gue, udah beda benua" - Diva "Gue lebih jauh kali, pernah tuh LDR beda tuhan" - Natasha "Gue yang beda peras...