07. Natasha's Daddy

122 15 0
                                    

Sabtu pagi..

Mereka berenam sedang bersih-bersih. Faye dan Zee di halaman depan, Natasha dan Fila di halaman belakang, Faye di ruang tamu sementara Diva memasak di dapur.
.
.
Di halaman depan..

Seorang pria paruh baya turun dari mobilnya lalu memasuki gerbang kosan. Zee memincingkan matanya, pasalnya dia tak tau pria ini siapa, pakaiannya rapi dan terlihat seperti orang yang sangat berwibawa.

Pria itu berjalan seakan tak melihat ada Faye dan Zee di sana, saat ia hendak masuk kosan, Zee segera berlari dan menghadangnya. Ia merentangkan kedua tangannya sehingga tak memberikan ruang untuk pria itu bisa lewat.

"om siapa?? Di kosan ini dilarang menerima tamu laki-laki" ucapnya lantang, Faye pun menarik tangannya,

"ga sopan Zee,"

"kalian ini siapa?? Mana Natasha??" tanya pria itu

"om siapanya Natasha??" Zee malah balik bertanya

"Zee" tegur Faye lagi
"om papanya Natasha??" tanyanya kemudian

"iya, dimana dia"

"om bisa tunggu sebentar, saya panggilkan Natasha dulu"

"kan ga boleh nerima tamu laki-laki" – bisik Zee pada Faye

"beliau kan keluarganya Natasha, Zee" – jawab Faye ikut berbisik

"tidak apa-apa, saya tunggu disini saja" Faye pun mengangguk lalu segera pergi ke dalam untuk memanggil Natasha.

Tak lama, Natasha pun keluar..

"Daddy??" ucapnya sedikit terkejut, pria itu diam

"masuk mobil" ucapnya tegas, Natasha pun segera mengikutinya untuk masuk ke dalam mobil
.
.
.
Di sebuah cafe..

Tak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan. Natasha bisa melihat jelas aura kemarahan di wajah daddy-nya itu.

"kenapa ga izin??" tanya daddy-nya

"daddy peduli??"

"Nat, stop being childish" tegas daddy-nya
"bisa-bisanya kamu ga izin tentang hal sebesar ini??"
"dan kamu tanya kenapa daddy peduli?? Nat, ini daddy, daddy kamu. Bukan orang lain"

"bahkan daddy baru tau setelah tiga tahun" ucap Natasha

"daddy baru tau karena kamu ga cerita, dan kamu merasa ga adil karena itu?? Come on, bukannya seharusnya daddy yang merasa seperti itu."
"jangan salahkan orang lain untuk rasa kesepian kamu disini"
"we've invited you to go with us, right??"

"aku suka Indonesia, aku lahir di Indonesia. Jadi kenapa aku gabisa tinggal di Indonesia juga, with mom, and you.."

"yeah, that's your answer"
"kamu bisa tinggal di Indonesia. Tapi kalo kamu nyuruh daddy dan mommy untuk tinggal juga, itu sulit, Nat"
"please.. don't be selfish. Kamu udah dewasa, seharusnya ngerti keadaan daddy. Dan jangan buat masalah dengan bikin daddy khawatir. Daddy pasti ngizinin kamu kok buat ngekos. Tolong jangan rusak kepercayaan daddy dengan mengulangi hal seperti ini lagi" Natasha tertunduk, menahan isak tangisnya

"you know I love you, right??"

"I'm sorry" ucap Natasha akhirnya, masih tertunduk. Daddy-nya menghela nafas panjang

"it's okay" ucapnya menenangkan putri semata wayangnya itu.
"would you like to meet your mom??"

"is she here??" tanya Natasha kembali. Daddy-nya pun tersenyum lalu memandang kearah lain. Natasha mengikuti arah pandangnya. Mommy nya sedang duduk di meja lain tak jauh dari mereka. Ia melambaikan tangannya kearah Natasha sambil tersenyum.

Natasha pun menghampirinya, ia kira mommy-nya tak datang, karena ia tak melihat mommy-nya itu sejak daddy-nya menjemputnya dari kosan.

Natasha memeluk mommy-nya,

"miss you so much" ucap mommy-nya

"miss you more, mom"
"aku juga minta maaf sama mommy,"

"it's okay darling, yang penting kamu bahagia. Kamu sehat-sehat kan??"

"Nat punya banyak sahabat yang selalu ada buat Nat" mommy mengecup keningnya.

"syukurlah, maafin kami juga ya, yang jarang ada waktu buat kamu. Semoga kamu juga bisa ngerti dengan keadaan" Natasha mengangguk mendengar ucapan mommy-nya, memang tak seharusnya dia merahasiakan hal itu selama tiga tahun. Karena sebenarnya, orang tuanya bahkan lebih perhatian dari yang ia kira.

THE SIX OF US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang