22. Bukan Cenayang

66 12 3
                                    

Hari ini Zee tak ada kelas pagi, tapi dia sudah pergi pagi-pagi sekali hanya karena tak ingin bertemu dengan sahabat-sahabatnya. ia hanya berkeliling kampus tanpa tujuan. Setelah selesai kuliah, ia kerja part time seperti biasa. Tapi kali ini dia pergi tanpa pulang dahulu ke kosan, tentu saja dengan alasan yang sama.

Zee menghela nafas duduk di sebelah Virgo.

"kenapa lo?? putus cinta??" Zee menoleh ke arah Virgo, mengerutkan keningnya

"lo cenayang ya?? Kalo gitu ramalin dong, sekarang jodoh gue dimana?? Lagi ngapain?? Terus dia siapa??" Virgo memandangnya dengan tatapan datar.

"gue cuma nebak kali, mana bisa ngeramal kek gitu. Gaboleh percaya gituan, Zee"

Zee memanyunkan bibirnya,

"tapi, itu artinya tebakan gue bener dong," Zee mengangguk

"emang bener ya kata orang-orang, cinta pertama itu ga pernah berhasil" Virgo mengedikkan bahunya

"ga semuanya"

"orang-orang juga bilang, cinta pertama itu susah dilupain kan Go??"

"tapi bukan berarti gabisa kan?? Lagian lo mikirin banget sih omongan orang"

"ga juga sih, tapi kayaknya bener aja gitu, sesuai sama apa yang gue rasain"

"emangnya gimana sih ceritanya?? Lo ditolak??" Zee mengangguk

"dia suka sama sahabat gue"

"yang mana?? Sohib lo kan banyak"

"ya ada lah pokoknya, mau tau banget sih lo"

"yee.. nanya doang kali"

"sahabat gue gasalah sih sebenarnya, tapi gue malu aja"

"malu kenapa?? Karena tuh cowo lebih suka sama sahabat lo??"

"ya enggak lah, gue tuh gasuka aja dikasihani, gue paling ngerasa ga mampu kalo kayak gitu."
"dia tau kalo cowo yang gue suka, sukanya sama dia. Tapi dia gabilang karena gamau gue sakit hati"
"gue emang bakalan sakit hati sih, tapi kalo kayak gini malah lebih kecewa sama dia"

"jadinya sekarang musuhan??"

"ga musuhan juga lah, lagi marahan aja"

"bagus deh kalo gitu"

"kok bagus??"

"kan ga sampe musuhan" Zee hanya mengangguk
"bicarain aja baik-baik dulu,"

"iya tau,"

***

"bicara sekarang juga!!" ucap Anya penuh penekanan

Saat ini, mereka semua sedang ada di ruang tamu. Natasha sudah menjelaskan masalahnya.

"kalian tuh jangan kayak anak kecil gini lah, udah sama-sama dewasa kan, masa berantem perkara cowo sih" yang lain hanya diam dan setuju dengan ucapan Anya

"Zee, jangan salahin Diva dong karena kak Daniel sukanya sama dia. Lo juga Div, lo kenapa sih gapernah mau ceritain masalah lo??"

"lo selalu kayak gini tau ga, dan bikin semuanya berantakan karena salah paham"

"Je, udah dong, jangan marah-marah. Kita pergi aja yuk, kasih mereka ruang buat ngobrol, biarin mereka selesaiin masalah mereka sendiri" ucap Faye menengahi. Mereka pun pergi dari ruang tamu.

Hanya tersisa Diva dan Zee disana, keheningan cukup lama menghampiri mereka.

"maaf" ucap Zee membuka obrolan
"ga seharusnya gue salahin lo karena kebodohan gue sendiri" mendengar itu, Diva segera menghampiri Zee dan memeluknya, dia menangis, air matanya itu sudah dia tahan sejak dimarahi Anya tadi.

"gue juga minta maaf, gue ga ada maksud buruk sama lo" ucapnya pelan

Zee mengelus punggung Diva, mencoba menenangkannya.

"gapapa kok, udah lewat juga. Mengkin emang bukan jodoh gue aja" ucap Zee sedikit terkekeh

"gausa nangis lah Div, kemarin gue emang emosi. Sekarang udah gapapa kok."

Diva melepas pelukannya,

"maaf ya, gue orangnya emang kayak gitu, tapi gapapa. Perjalanan cinta gue masih panjang. Pasti bisa nemuin orang yang lebih baik lagi" Diva mengangguk.

Dari masalah ini, memang tak ada yang diuntungkan. Zee yang bertepuk sebelah tangan, dan Daniel yang tentu saja tertolak karena Diva sudah memiliki pacar.

THE SIX OF US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang