31. Tentang Prioritas

67 14 2
                                    

Selesai solat isya' di masjid terdekat, Virgo dan Zee makan di sebuah kios pecel lele.

"seharian ini lo agak diem deh, ga seberisik biasanya, kenapa??" tanya Virgo yang membuka obrolan

"gapapa kok, biasa aja"

"lo gasuka gue ajak jalan ya?? Kenapa ga nolak aja??"

"eh, engga kok,"

"engga apa?? Ngga suka??"

"ih, bukan gitu, bukannya gasuka, tapi.."

"tapi apa??"

Zee menatap Virgo sejenak,

"tadi lo bilang ini kencan kan??"

"terserah lo mau anggap apa"

"emangnya kalo sama temen ada istilah kencan??"

Virgo diam, mencoba mencerna perkataan Zee. Apa maksudnya Zee masih menganggapnya hanya sebagai teman,

Akhirnya tak ada lanjutan dari obrolan itu, Virgo yang jadi bingung karena perkataan Zee, dan Zee yang juga bingung karena kodenya salah dimengerti.

Di perjalanan pulang mereka juga cuma diam, sampai Zee yang tak tahan dengan keheningan itu mulai membuka suara,

"lo kenapa sih Go??"

"apanya yang kenapa??"

"kenapa sekarang jadi diem gini, ga enak tau suasananya"

"ya emang mau ngomong apa??"

Mendengar itu, Zee mengerucutkan bibirnya kesal

"kalo tadi gamau ikut kenapa ga nolak dari awal aja sih Zee??"

"lah, kok jadi bahas itu sih?? Gue mau"

"lo keliatan beda tau ga hari ini, kalo ga nyaman bilang aja, gue ga bakal deketin lo lagi"
"lo aja masih nganggep gue temen kan??"

"ha??" Zee jadi bingung sendiri, beberapa detik kemudian dia menepuk bahu Virgo kesal,

"lo kenapa sih selalu mukul tiap gue bonceng, gue turunin juga nih"

"lagian lo bego"

"lah, apaan?? Gue ga ngapa-ngapain ya"

"bukan itu maksud kalimat gue yang tadi Go"

"emangnya ada sesama teman yang kencan, kencan kan bukan buat teman" ucapnya sudah greget karena Virgo yang ga nyambung-nyambung

"ha??" Virgo malah masih cengo,

"tau ah, males jelasin" ucap Zee final, Virgo pun ikut diam,

Sampai di depan gerbang kos,

"makasih" ucap Zee malas setelah turun dari motor

"sama-sama" baru saja Zee mau masuk, Virgo menahan tangannya

"buru-buru banget"

"apalagi sih??"

"bisa tungguin gue ga??"

"ha?? Nungguin lo disini?? Mau ngapain??"

"bukan, tungguin gue sampe gue bisa buat lo jadi prioritas gue"

Zee tertegun karena ucapan Virgo, apa maksudnya..

"gue baru sadar tentang kode lo tadi, lo yang gamau cuma jadi 'teman', gue sempet salah paham"
"tapi buat saat ini, prioritas gue cuma kuliah, biar cepet lulus"
"gue serius suka sama lo, tapi kalo lo gamau gue juga gabisa maksa"

Zee menatap Virgo, orang di depannya ini sungguh tak bisa ditebak, Zee meraih tangan Virgo tapi masih belum berbicara sama sekali

"mau??" tanya Virgo lagi

Zee mengangguk,

"mau" jawabnya menunduk, Virgo tersenyum

"jangan nunduk kalo gitu" Zee pun mendongakkan kepalanya menghadap Virgo

"mau!! Gue mau nungguin lo!!" serunya dengan suara sedikit tinggi

"eh, biasa aja dong, dimarahin tetangga nanti kalo berisik" ucap Virgo tertawa renyah, sementara Zee cuma nyengir

Virgo mengusap rambut Zee,

"gue balik ya??" Zee mengangguk

"hati-hati" kini Virgo yang mengangguk, lalu segera melajukan motornya

"jangan lupa mimpiin gue ya Go!!" seru Zee saat Virgo mulai menjauh, Virgo jadi tersenyum mendengarnya.

Zee masuk ke kosan,

"hah?? Sebulan lebih?! Kok lo ga cerita sih?!" Anya berkacak pinggang di depan Diva yang duduk di sofa, Diva hanya diam

"Je, udahlah gausa pake teriak-teriak" Faye pun mencoba mencairkan suasana

"Diva tuh lagi ada masalah, harusnya dibantu dong, bukannya malah diomelin" Fila pun membuka suara

Akhirnya Anya duduk di samping Diva,

"lo kalo punya masalah kenapa ga pernah cerita sih Div??" kini nadanya sedikit pelan,

"ada apasih??" Zee yang daritadi cuma nonton pun akhirnya bertanya

"cowonya gaada kabar, udah sebulanan lebih" jawab Natasha

"si Lenno"

"iya"

"coba posthink aja deh, siapa tau emang beneran sibuk kan??" Natasha mencoba menenangkan, padahal dia juga tau sebulan itu kan ga sebentar

"iya, mending fokus sama ujian minggu depan, lupain dulu masalah ini, oke??" Zee sudah duduk di sebelah Diva juga mencoba memberinya semangat.

THE SIX OF US [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang