🌼🌼🌼
Dua hari berlalu. Hari ini, Kamis 29 Juli 2020, Ji-Han mengantar Jaehyun ke bandara bersama Jungkook.
"Huft.. sayang sekali, padahal baru beberapa hari kita resmi pacaran." Kecewa Jaehyun. Ji-Han tersenyum dan mengacak-acak rambut Jaehyun.
"Tidak apa-apa, saat kau pulang kita akan menghabiskan waktu bersama!."
Jaehyun menganggukkan kepalanya. Ji-Han memperhatikan wajah Jaehyun, ada yang aneh. Ia pun menyentuh wajah Jaehyun yang terlihat pucat.
"Apa kau sakit?." Tanya Ji-Han khawatir. Jaehyun menggelengkan kepalanya dan menjauhkan tangan Ji-Han dari wajahnya. Ia melirik Jungkook dan menghampiri nya.
"Jika aku tidak kembali, tolong jaga Ji-Han. Aku memberikan nya pada mu." Bisik Jaehyun. Jungkook kaget mendengarnya, ingin rasanya ia melompat senang, tapi ia harus menjaga image nya.
"Baiklah, tanpa kau beri pun aku akan merebut nya." Balas Jungkook dengan raut wajah dinginnya.
"Kalian berdua bicara apa?." Tanya Ji-Han. Jungkook dan Jaehyun pun kembali bersikap seperti biasanya, beda nya Jungkook terlihat senang san Jaehyun terlihat sedang menahan tangis.
"Tidak apa-apa. Aku akan masuk sekarang, kau pulang lah bersama Jungkook." Ucap Jaehyun. Ji-Han sedikit bingung, tapi ia membiarkan Jaehyun masuk ke dalam.
"Jungkook kalian.."
"Kami hanya berusaha berteman." Ucap Jungkook tiba tiba. Jungkook menggendong Ji-Han secara tiba-tiba.
"AAAA!." Teriak Ji-Han, kaget.
"Haish, teriakan mu kencang sekali!." Ucap Jungkook, lalu memasukkan Ji-Han kedalam mobil.
Jungkook pun menyetir mobilnya menuju sebuah kedai kimchi dia Myeongdong.
"Kenapa kita kesini?." Tanya Ji-Han. Jungkook tidak menjawab, melainkan langsung menghentikan mobilnya dan turun meninggalkan Ji-Han yang masih bingung. Ji-Han pun turun, menyusul Jungkook yang sudah ada di dalam kedai.
"Astaga.. apa ini Ko Ji-Han?. Kalian sudah dewasa, kalian punya anak berapa sekarang?." Tanya pemilik kedai yang memang sudah mengenal Jungkook dan Ji-Han sejak lama. Ji-Han dan Jungkook saling menatap.
"Anak?." Tanya Jungkook dan Ji-Han serempak. Bibi pemilik kedai itu pun juga ikut kebingungan.
"Ah.. maafkan bibi, bibi kira kalian sudah memiliki anak. Ternyata belum ya? Tidak apa-apa nanti juga kalian akan memiliki anak." Ucap bibi pemilik kedai. Oh.. Jungkook paham sekarang, bibi pemilik kedai berfikir bahwa Jungkook dan Ji-Han sudah menikah. Jungkook memeluk pinggang Ji-Han, membuat Ji-Han agak terkejut.
"Iya, kami belum memiliki anak. Tapi bibi tenang saja. Ji-Han nanti akan memiliki anak anak yang tampan seperti ku dan cantik seperti nya!." Balas Jungkook. Ji-Han hanya diam, ia mengerti sekarang. Ji-Han pun melepaskan pelukan Jungkook, membuat bibi pemilik kedai kebingungan.
"Ada apa Ji-Han? Kenapa kau malah melepaskan pelukan suami mu? Apa kalian bertengkar?." Tanya nya. Jungkook tersenyum.
"Ya, dia sedang ngidam, Bi." Jawab Jungkook. Ji-Han memukul lengan Jungkook.
"Tidak, bi. Bahkan kami belum menikah!." Ucap Ji-Han.
"Belum menikah? Jadi kau hamil diluar nikah?." Tanya bibi dengan tatapan mengintimidasi. Ji-Han menggelengkan kepalanya cepat.
"Bahkan aku tidak hamil!." Jawab Ji-Han. Bibi pun menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, maaf kan bibi yang mengira kalau kalian sudah menikah." Ujar bibi. Ji-Han pun menganggukkan kepalanya, berbeda dengan Jungkook yang terlihat kesal.
"Apa-apaan kau tadi!." Kesal Ji-Han, setelah mereka duduk di meja mereka. Jungkook mengedikkan bahunya.
"Lupakan Jaehyun." Suruh Jungkook. Ji-Han membelalakkan matanya, terkejut dengan apa yang dikatakan Jungkook barusan.
"Haha, maksud mu?." Tanya Ji-Han bingung. Jungkook memejamkan matanya dna membukanya perlahan, ia akan mengakui perasaannya sekarang.
"Aku menyukaimu sejak kelas 2 SMP sampai sekarang, aku mohon lupakan Jaehyun dan aku tidak akan membatalkan perjodohan kita." Ungkap Jungkook. Ji-Han terdiam, ia menatap wajah Jungkook, mencoba mencari letak kebohongan dari wajah Jungkook. Ji-Han terkekeh, ia yakin Jungkook sedang bercanda.
"Jungkook, bercandaan mu sangat tidak lucu." Jawab Ji-Han.
"Aku tidak bercanda." Balas Jungkook. Ji-Han diam, detik berikutnya ia pun keluar dari kedai itu. Itu Jungkook tak mengejar nya, ia tau hal ini memang akan terjadi.
"Sepertinya aku tidak punya harapan lagi." Gumam Jungkook sembari tersenyum kecut.
🌼
Jaehyun sudah tiba di Jepang. Ia ke Jepang karena dipanggil oleh ayahnya.
"Ayah, sudah ku bilang aku tidak ingin menikah dengan nya!." Tolak Jaehyun. Satu minggu yang lalu ayahnya menelepon kalau Jaehyun harus ke Jepang untuk membicarakan perjodohannya dengan anak rekan bisnis Ayah nya.
"Kau harus menikahi nya Jung Jaehyun!! Jika bukan karena ayahnya, kau tidak akan sesukses ini!!." Paksa Ayahnya Jaehyun. Jaehyun teringat dengan Ji-Han, ia mencintai gadis itu, tidak mungkin ia mengkhianati Ji-Han.
"Ayah, aku sudah mencintai gadis lain!! Dan kau menjodohkan aku dengan seorang gadis yang bahkan belum pernah ku lihat wajahnya!!!." Bentak Jaehyun.
Plak!!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Jaehyun. Jaehyun menatap tak percaya kepada Ayahnya, seumur hidup, ayahnya tak pernah bermain fisik dengannya.
"M-maaf Jaehyun, ayah tidak se-."
"Hanya demi ketenaran kau menampar putra mu?! Ayah macam apa kau!! Pantas saja ibu memilih ma-."
Plak!!
Satu tamparan mendarat lagi di pipi Jaehyun. Mata Jaehyun panas, ia berlari keluar dari apartemen Ayah nya dan mengendarai mobilnya menuju jembatan. Ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan keluar dari mobil.
Ia duduk di pembatas jembatan. Ia melihat kebawah. Ia teringat ibu nya yang bunuh diri karena ayahnya yang terus memaksa ibu nya menjadi seorang model. Jaehyun menjadi model pun sebenarnya juga dipaksa oleh ayahnya.
"Ibu, aku mencintai seorang gadis. Tapi ayah menjodohkan ku dengan wanita yang tidak kucintai, apa yang harus aku lakukan? Tetap mengejar cinta ku atau harus tunduk kepada ayah?." Gumam Jaehyun. Jaehyun tak bisa lagi membendung air matanya. Ia menyentuh dada nya yang tiba tiba sesak. Jaehyun cepat cepat kembali ke dalam mobil dari pada ia pingsan di pembatas jembatan dan jatuh ke bawah.
"Argh.." ringis Jaehyun. Penyakit jantungnya kambuh. Jaehyun memiliki kelainan jantung sejak lahir, penyakit nya itu bisa kambuh saat dia syok, takut, ataupun kelelahan. Ia mencari obat di dalam mobil, namun ia tidak menemukan nya. Jaehyun pun keluar dari mobil, melihat-lihat siapa tau ada yang bisa menolongnya, namun tidak ada satu orangpun disana. Ya wajar, karena memang hari sudah larut, sangat jarang ada orang yang lewat dijembatan itu jika sudah selarut ini.
"S-sakit.." Gumam Jaehyun. Ia terduduk sambil memegangi dada nya yang semakin sesak.
'aku harus tetap sadar, aku.. tidak boleh pingsan' Batin Jaehyun.
TO BE CONTINUE
hm.. apakah ini tand tanda ada yang meningsoy?
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You [END]
FanfictionJungkook, lelaki 24 tahun itu berjuang agar perempuan yang dijodohkan dengannya mencintai nya, sekaligus berjuang agar perjodohan mereka tetap berlangsung. Ji-Han, gadis itu adalah perempuan yang dijodohkan dengan Jungkook, berbalik dengan Jungkook...