still with you : 24

15 4 0
                                    

Ji-Han sudah berada di perbatasan Myeong-dong. Dia berjalan di bawah jembatan itu, di sana sudah ada Jaehyun yang duduk sambil memeluk lututnya. Saat menyadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya, Jaehyun pun berdiri. Senyumnya melebar kala melihat Ji-Han datang kepadanya.

"Ji-Han–ah, aku merindukanmu.." ujar Jaehyun. Dia berjalan menghampiri Ji-Han dan memeluk gadis itu, tapi Ji-Han malah melepaskan pelukannya. Paksa.

"Aku datang kesini dengan hati yang sangat senang, tapi senangku bertukar menjadi kesedihan saat mengingat apa yang kau dan Seul-Hee lakukan kepadaku," kata Ji-Han.

Lagi dan lagi Jaehyun bungkam.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi, Ko Ji-Han!" bentak Jaehyun. Dari sorot matanya, dapat dipastikan kalau dia sangat-sangat marah.

"Jangan egois, Jung Jaehyun!" sentak Ji-Han.

"Aku akan pulang sekarang, semoga harimu menyenangkan," pamit Ji-Han.

Ji-Han berbalik dan hendak melangkahkan kakinya menjauh dari Jaehyun, tapi, tiba-tiba saja Jaehyun berlari mengejarnya, memeluknya dari belakang dengan sangat erat.

"Ku mohon... jangan tinggalkan aku..." pinta Jaehyun. Ji-Han terdiam saat mendengar isakan kecil dari Jung Jaehyun.

"Jaehyun... kenapa menangis?" tanya Ji-Han.

"Rasanya sakit..." keluh Jaehyun.

Ji-Han melepaskan pelukan Jaehyun, dia berbalik. Dilihatnya seorang Jung Jaehyun tengah menangis sambil menyentuh dadanya sendiri.

"Jaehyun, kau baik-baik saja?" tanya Ji-Han yang merasa sangat khawatir.

"Dadaku sesak, Ji-Han!" jawab Jaehyun.

"Argh... Ji-Han... aku... t-tidak tahan!" ucap Jaehyun. Tubuhnya tumbang ke tanah, dia pingsan. Sontak, itu membuat Ji-Han semakin resah.

Ji-Han mencoba membawa Jung Jaehyun ke mobilnya, tapi tubuh Jaehyun terlalu berat.

"Ko Ji-Han!" seru Jungkook yang baru saja tiba.

"Hahh... untunglah kau di sini. Ayo bantu aku membawa Jaehyun!" pinta Ji-Han.

Jungkook menganggukkan kepalanya, dia menggendong Jaehyun di belakangnya, dan berlari kecil menuju mobilnya.

"Cepat bawa dia ke rumah sakit. Ku mohon..." pinta Ji-Han dengan mata yang sudah memerah.

Jungkook diam sebentar, dia sedih melihat Ji-Han ingin menangis seperti ini.

"Baiklah..." jawab Jungkook.

🌼🌼🌼

Sekarang Ji-Han sudah berada di rumah sakit. Di temani oleh Jungkook dan juga Jin-Su, serta ayahnya Jaehyun yang ada di sini.

"Apa kau Ko Ji-Han?" tanya ayah Jaehyun.

"Ya, aku Ko Ji-Han," jawabnya.

"Jauhi Jaehyun," desaknya secara tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Karena dia harus menikah dengan Aikawa Maru," jawab ayah Jaehyun.

"Aikawa Maru? Kau serius, Tuan Jung? Bahkan, dialah yang membuat karir anakmu hancur!" ketus Ji-Han.

"Aku yang menyuruhnya melakukan itu."

Jungkook dan Jin-Su yang mendengar jawaban itu membelalakkan matanya. Ayah macam apa Tuan Jung ini? Setelah jawaban itu, yang ada hanya keheningan, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, hingga dokter pun keluar dari ruangan Jaehyun.

"Keluarga, Jung Jaehyun?" tanya dokter itu.

"Saya!" jawab ayah Jaehyun dan Ji-Han serempak. Dokter itu nampak kebingungan, tapi akhirnya dia memilih ayah Jaehyun untuk mengikutinya.

Saat ayah Jaehyun masuk ke ruangan dokter. Ji-Han pun masuk ke dalam ruangan Jaehyun. Dia lihat Jaehyun tengah terbaring dengan alat bantu pernapasan.

"Kau sakit apa, Jung Jaehyun?" lirih Ji-Han.

Ji-Han duduk di bangku yang sudah disediakan, digenggamnya tangan kiri Jaehyun. Mata Ji-Han tak bisa berpaling dari wajah Jaehyun, berharap pria itu bisa segera sadar.

"Besok... ulang tahun hubungan kita yang ke empat bulan," ucap Ji-Han.

🌼🌼🌼

Di ruangan Dokter Na. Tuan Jung mendengarkan semua penjelasan dari dokter itu.

"Jantungnya sudah sangat lemah, Tuan Jung. Kemungkinan Jaehyun hanya bisa bertahan sampai kurang dari dua bulan lagi," jelasnya.

"Apa tidak ada jalan lain, Dok?" tanya Tuan Jung frustasi.

"Ada, yaitu transplantasi jantung. Tapi ini sangat mustahil dilakukan untuk waktu dekat, karena pendonor hanya bisa diberikan oleh seseorang yang baru meninggal dalam waktu minimal enam jam, harus ada kecocokan darah juga," jelasnya.

"Apa tidak bisa diberikan oleh orang yang masih hidup?"

"Bisa, tapi... orang itu akan meninggal," jawab Dokter Na.

"Baiklah, saya akan mencarikan pendonor untuk Jaehyun."

🌼🌼🌼

Kembali ke Ji-Han, dia merasakan jari jemari Jaehyun bergerak dan juga melihat kelopak mata Jaehyun perlahan terbuka.

"Ji-Han..." panggilnya pelan.

"Jangan bicara, kau sakit," tegur Ji-Han.

Jaehyun melepaskan alat bantu pernapasan yang dipakainya.

"Pakai lagi! Kau sesak!" suruh Ji-Han ketus.

"Nafasku sudah tidak sesak saat melihatmu ada di sini," kata Jaehyun sambil tersenyum simpul.

"Berhenti berbual, istirahatlah... aku akan pulang," ucap Ji-Han.

"Nanti saja, aku masih merindukanmu," cegahnya.

Ji-Han yang tadinya ingin berdiri pun kembali duduk. Sepertinya dia harus bermalam di sini.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Tuan Jung dengan pakaian formalnya sedang berjalan menghampiri Ji-Han dan juga Jaehyun.

"Ko Ji-Han, saya ingin berbicara denganmu sebentar," pinta Tuan Jung.

Jaehyun memandang ayahnya itu dengan tatapan penuh kebencian. Dia menggenggam tangan Ji-Han dengan sangat erat, seolah mengisyaratkan agar Ji-Han tidak boleh mengikuti kemauan ayahnya.

"Bisa kau pergi, Tuan Jung?" pinta Jaehyun.

"Jaehyun, sudahlah..."

"Aku akan berbicara sebentar dengan ayahmu. Jangan khawatir, oke?" lanjut Ji-Han. Jaehyun menganggukkan kepalanya pelan, dia percaya apapun yang dikatakan Ji-Han.

Dia pun keluar dari ruangan bersamaan dengan Tuan Jung. Jungkook dan Jin-Su hanya saling memandang melihat pemandangan itu.

"Hyeong, bukankah tadi mereka bertengkar?" tanya Jungkook. Jin-Su menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apapun. Mereka masih terperangah.

TBC

srry, sibuk bgt akhir akhir ini :(

Still With You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang