Ji-Han datang ke sebuah restoran bersama Jungkook di sampingnya. Maru menghubungi Ji-Han untuk bertemu, awalnya Jungkook tak mengizinkan, namun ... Ji-Han memaksa dan akhirnya Jungkook memilih untuk ikut bersama Ji-Han.
"Langsung ke intinya saja, aku tidak ingin kau menyebabkan masalah di kehidupan Ji-Han, lagi." Maru tersenyum kecut mendengar kata lagi dari bibir Jungkook, rasa bersalah kembali membuncah di hatinya.
"Ya, aku akan ke intinya. Ji-Han–ssi, maafkan aku ... kalau saja aku tidak datang kepada Jaehyun hari itu, mungkin saja dia masih ada di sini. Jika saja aku tak datang ke kehidupannya, kalian pasti bersama," lirihnya, sungguh ... ia mengatakan ini dengan tulus.
"Aku memaafkanmu dan tak pernah merasa ini semua salahmu, dan untuk meminta maaf kepada Jaehyun, kurasa sebaiknya kau ke rumah duka dan meminta maaf langsung kepadanya," saran Ji-Han.
"Ya, aku akan kesana hari ini. Terimakasih dan maaf untuk semua hal yang terjadi." Maru berdiri, pun dengan Jungkook dan Ji-Han.
***
Maru melangkahkan kakinya memasuki rumah duka, ia dapat melihat seorang pria paruh baya duduk sambil menundukkan kepalanya. Pelan, namun pasti ... Maru mendekati Ayah Jaehyun alias Tuan Jung, setidaknya ... Tuan Jung tidak emosian seperti saat bertemu dengannya hari lalu.
Mari menaruh setangkai bunga lily di depan foto Jaehyun yang terlihat sangat tampan dengan setelan formal, di tambah senyum manis di wajahnya. Ia membungkukkan badannya di depan foto Jaehyun, kemudian duduk di sebelah Tuan Jung, meskipun tetap menjaga jarak. Ia menundukkan kepalanya, memejamkan matanya dan mengatakan betapa merasa bersalahnya dia kepada Jaehyun.
"Paman ..." panggil Maru.
"Hm?" sahutnya lemah.
"Aku tau aku juga salah satu orang yang yang bersalah. Aku ... meminta maaf atas segalanya, ya ... mungkin kau sulit menerima permintaan maafku. Jadi, ap—"
"Aku mengerti. Tidak perlu memberi apapun, cukup beri doa kepada anakku. Jung Jaehyun. Selain kau ... aku juga salah satu oknum yang memberikan kenangan buruk bagi Jaehyun," selanya.
Keduanya sama-sama diam. Ruangan itu kembali hampa. Mereka berdua merenungi kesalahan mereka dan terus meminta maaf kepada Jaehyun.
***
Satu bulan kemudian ...
Waktu berlalu begitu saja. Semua orang sudah menganggap kematian Jaehyun sesuatu yang lama, tak ada lagi tangisan dan tak ada lagi orang yang membahasnya. Tapi, gadis bermarga Ko ini tetap merindukan pria itu, ia sudah tidak peduli dengan kuliah, ia menjalani hidupnya seperti manusia pada umumnya. Ji-Han yang ceria ... kini menjadi Ji-Han yang murung dan cuek kepada orang-orang.
Bruk!
"Ko Ji-Han, berjalanlah layaknya manusia ... bukannya mayat hidup." Ji-Han mendongak, rupanya ia menabrak lengan kekar Jungkook yang sedang menempek sesuatu di dinding koridor jurusannya.
"Maaf ..." Ji-Han ingin kembali pergi, namun Jungkook segera menahannya.
"Kenapa?" tanya Ji-Han.
Jungkook mengeluarkan sebungkus cokelat dan sebuah lukisan yang sudah ia warnai. Kaget? Tentu saja Ji-Han kaget.
"Kau—""Ya, aku orang itu," sela Jungkook.
"Ha? Maksudmu? Orang itu apa?" tanya Ji-Han.
"A-aku orang yang memberimu cokelat!" jawab Jungkook dengan wajah bersemu.
"Ya ... aku tau, tapi kenapa kau memberiku cokelat hari ini? Padahal ini bukan Valentine," jelas Ji-Han.
Jungkook terpaku di tempatnya. Ia tersenyum kaku, ia lupa ... biasanya dia memberikan cokelat kepada Ji-Han secara langsung hanya saat hari kasih sayang.
"Mulai hari ini ... setiap hari akan menjadi Valentine Day untukmu." Lagi-lagi Ji-Han hanya bengong, tak mengerti ucapan Jungkook.
***
Ji-Han ada di rumah duka. Ia datang dan membuka lemari yang berisi segala kenangan tentang Jaehyun, ada sebuah piala dan dua medali emas, juga foto Jaehyun.
"Aku ... merindukanmu." Air mata Ji-Han jatuh begitu saja. Ia meraih foto Jaehyun dan mengusapnya. Lagi-lagi Ji-Han melontarkan kata yang sama, yaitu "Aku merindukanmu".Usai dari tempat itu, Ji-Han pergi ke bawah jembatan di hari ia bertemu Jaehyun sebelum akhirnya pria itu terkena serangan jantung. Ia duduk di pinggir jalan, bayang-bayang saat Jaehyun memintanya untuk tetap bersama kembali teringat.
"Maaf. Maaf. Maaf. Kumohon kembali!" Ji-Han menundukkan kepalanya, ia sangat sedih. Rasanya lebih sakit daripada saat mengetahui Jaehyun kembali berhubungan dengan Seul-Hee di waktu mereka juga menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih."Maaf ..." Kata-kata keputusan asa-an itu terus keluar dari bibir Ji-Han.
Bolehkah dia berekspektasi untuk sesuatu yang tak pasti? Ia ingin Jaehyun kembali, meskipun tak mungkin terjadi.
Denganmu aku merasa sakit, tapi tanpa kehadiranmu ... aku jauh lebih sakit. — Ko Ji-Han.
TBC
hayoloh Ji-Han.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You [END]
FanfictionJungkook, lelaki 24 tahun itu berjuang agar perempuan yang dijodohkan dengannya mencintai nya, sekaligus berjuang agar perjodohan mereka tetap berlangsung. Ji-Han, gadis itu adalah perempuan yang dijodohkan dengan Jungkook, berbalik dengan Jungkook...