still with you: 25

16 4 0
                                    

Sudah satu bulan lamanya Jaehyun berada di rumah sakit ini. Tugas kuliahnya terbengkalai semua, untungnya ada Ji-Han yang mengerjakan semua tugas itu, pastinya tanpa diketahui Jaehyun, apalagi Dosen. Keadaan Jaehyun semakin memburuk, kesempatan untuknya hidup normal pun juga sangat sedikit. Terkadang, Ji-Han menangis sepanjang malam, hanya karena terbayang wajah pucat Jaehyun dan juga tubuh pria itu yang semakin kurus.

"Ji-Han–ah, ada Jungkook di bawah," tegur Jin-Su.

"Baiklah ..." sahutnya malas.

Ji-Han sudah bersiap-siap untuk menjenguk pria tampan itu. Dia yang awalnya mencoba tidak peduli kepada Jaehyun, akhirnya mengakhiri egonya itu. Terlalu egois, jika dia meninggalkan Jaehyun di saat seperti ini.

Sesampainya di ruang tamu, Ji-Han mendapati Jungkook yang tengah tersenyum simpul kepadanya. Ada perasaan aneh di dalam benak Ji-Han saat melihat raut wajah pria itu, tapi dia tak ingin memikirkan hal itu. Yang menjadi prioritas utamanya sekarang adalah Jung Jaehyun seorang. Dia sudah melupakan sosok Jeon Jungkook.

"Ayo ..." ajak Jungkook, sembari menarik pelan tangan gadis itu agar mengikutinya.


Kini mereka ada di dalam mobil. Menikmati jalanan kota Seoul yang selalu ramai oleh pengendara dan trotoar yang memperlihatkan orang-orang yang tengah berbincang dan juga menjajakan dagangannya.

"Jungkook–ah, ayo beli bungeoppang!" seru Ji-Han.

Jungkook pun menghentikan mobilnya di dekat sebuah kedai kecil yang menjajakan bungeoppang. Ji-Han dan Jungkook keluar dari mobil. Pria bermarga Jeon itu hanya terkekeh kecil melihat Ji-Han yang memakan wafel bentuk ikan dengan isi cokelat di dalamnya. Dia akui, jajanan ini memang sangat enak, hanya saja ... jika makan terlalu banyak, maka dia akan mual, karena terlalu banyak memakan makanan manis. Berbeda dengan Ji-Han, dalam waktu 2 menit, dia sudah menghabiskan lima bungeoppang.

"Apa sudah selesai?" tanya Jungkook, yang sudah jengah menunggu gadis itu memakan wafel tersebut.

"Satu lagi!" jawabnya, masih dengan mengunyah makanan itu.

Sesuai janjinya ... Ji-Han memakan satu wafel dan akhirnya dia menyudahi semuanya.

"Berapa?" tanya Jungkook ke penjualnya.

"30.000 won," jawab paman penjual bungeoppang.

Jungkook memberikan selembaran uang kepada penjual itu. Saat ia hendak menghampiri Ji-Han, dia melihat Ji-Han menahan tangisan. Bisa dilihat dari matanya yang berkaca-kaca.

"Kya! Ada apa?" tegur Jungkook, khawatir.

"Jae-Jaehyun ..." lirihnya.

"Kya! Bicara yang benar ... apa yang terjadi?!" kesal Jungkook.

Meskipun Jaehyun adalah saingannya, tapi dia tetap mengkhawatirkan pria malang itu.

"Dia ... harus mendapatkan donor jantung secepatnya!" kata Ji-Han.

Deg!

Jungkook tiba-tiba jadi bimbang. Apa yang harus dia lakukan? Hatinya sakit saat melihat Ji-Han yang menangis begini. Jika dia membiarkan Jaehyun meninggal, dia jahat. Jika dia membantu Jaehyun untuk hidup, maka dia akan kehilangan Ji-Han. Apa dia boleh egois?

"Jungkook–ah, kenapa diam saja?! Antar aku ke rumah sakit!'' sentak Ji-Han.

"Y-ya ..." Jungkook berjalan mengikuti Ji-Han, pikirannya benar-benar kalut.

🌼🌼🌼

"Aku sudah memutuskan ... aku akan mendonorkan jantungku untuk Jae—"

"Dokter! Detak Jantung Jung Jaehyun berhenti!" Jungkook, Ji-Han, bahkan Tuan Jung tertegun. Apa mereka tidak salah dengar?

"Maksudmu?!" tanya Tuan Jung.

"Bukan saatnya berdebat. Saya akan memeriksa Jung dulu, permisi!" Dokter Kang berlari cepat, memasuki ruangan Jaehyun. Alat monitor itu juga hanya mengeluarkan satu suara yang panjang, bukan suara bersautan seperti biasanya.

Dokter Kang bersama perawat itu terus berusaha menggunakan alat yang sudah ada di rumah sakit itu, sedangkan Tuan Jung dan dua pemuda itu hanya mampu menundukkan kepala mereka. Ji-Han merasa takut, Tuan Jung merasakan sesal dan Jungkook merasa senang, tapi juga sedih. Entahlah, dia tidak tau.

Tak lama dari itu, Dokter Kang keluar dengan raut wajah malasnya. Sungguh, Ji-Han sudah siap mendengarkan segala hal yang memungkinkan sekarang.

"Jung Jaehyun ... tidak bisa di selamatkan ..." ungkapnya.

Ji-Han termenung, air matanya lolos begitu saja. Tuan Jung menarik kerah kemeja Dokter Kang, menatap mata pria itu dengan tajam.

"Apa yang kau bicarakan?! Anakku tidak selemah itu!!!" pekiknya.

"Tolong tenang!" seru perawat pendamping itu.

Tenang? Apa yang harus ditenangkan? Jung Jaehyun ... pria kesayangan seluruh dunia itu meninggalkan dunia ini. Selamanya.

Jungkook memeluk Ji-Han, dia tau perasaan Ji-Han. Dia tak tega melihat ini, bahkan, Tuan Jung yang awalnya egois pun menjadi sedih saat kehilangan begini.

"Jangan menangis ..." bisik Jungkook.

"Jungkook ... aku tidak sempat mendengar suaranya untuk yang terakhir, aku ingin mendengar suaranya lagi ... aku ingin melihat wajah cerianya lagi ... apa boleh?" tanya Ji-Han sambil menangis.

Jungkook diam. Dia tidak tau harus menjawab apa. Dia tidak tau jawabannya ...

🌼🌼🌼


Maru terperangah melihat artikel yang muncul di beranda insta-nya sekarang.

Artis Jung Jaehyun meninggal dunia, akibat penyakit jantung bawaan.



Penyanyi sekaligus model, Jung Jaehyun dinyatakan meninggal hari ini, pukul 14.23 Waktu Korea Selatan. Diduga, selama satu bulan ini, Jung Jaehyun koma karena penyakit jantungnya kambuh dan di rawat di rumah sakit ternama Korea yang tidak dapat disebutkan di sini. [12/14/18]


Maru menutup mulutnya tak percaya. Ia jadi merasa bersalah sekarang. Apa yang sudah kulakukan ...?




TBC


Mau bobo

Still With You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang