still with you: 26

19 3 0
                                    

Sedih. Itu yang dirasakan oleh Ji-Han sekarang. Ia ikut mengurus pemakaman Jung Jaehyun, sebelum pria itu benar-benar dimasukkan ke dalam peti berwarna putih. Tuxedo berwarna hitam ia kenakan, dulu Ji-Han pernah mengkhayal melihat Jaehyun memakai tuxedo seperti ini dan dia memakai gaun pengantin, tapi ... semuanya hanya khayalannya, Jaehyun memang memakai tuxedo, tapi bukan dalam acara pernikahan, melainkan pemakaman. Itu membuatnya sedih. Air matanya terus keluar, disambut isakan pilu yang keluar dari bibir mungilnya.

"Sudahlah, Ji-Han–ya ... biarkan Jaehyun tidur dengan tenang," ujar Sun-a.

"Tidak bisa ... aku ingin dia hidup. Kau tau? Ini tidak bisa ku percaya, waktu itu dia berbincang denganku, memandang ayahnya kesal, lalu tertawa bersamaku. Tapi sekarang ... dia ..." Ji-Han menggantung kalimatnya, ia memandang wajah pucat Jaehyun yang terbaring. Jaehyun tetap tampan walaupun wajahnya pucat.

"Berhenti menangis, Ko Ji-Han!" sentak Jin-Su yang sedari tadi hanya berdiam diri.

"Kenapa?!! Apa masalahmu, huh?!!" balas Ji-Han tak kalah kencang dari sentakan Jin-Su.

Jin-Su berjalan mengarah ke adiknya itu, lalu memeluknya erat-erat. Ji-Han pun hanya mampu menangis dan meremat jas hitam yang dipakai Jin-Su.

"Sudahlah ... selain aku tak suka melihatmu menangis pilu begini, Jaehyun pasti lebih tidak suka lagi melihatmu begini ..." jelasnya.

"Tapi, aku—"

"Sstt ... sudah, oke? Kita harus memakamkan Jaehyun sekarang. Ayahnya sudah menunggu," jelas Jin-Su.

Ji-Han hanya menggangguk pasrah, air matanya sudah tidak menetes, tapi dia masih sesenggukan. Sun-a pun mengikuti mereka dari belakang. Setelah mereka bertiga keluar, Ayah Jaehyun dan Jungkook masuk ke ruangan itu, mengangkat peti Jaehyun  dengan dua petugas lainnya. Ya, Ayah Jaehyun dan Jungkook memaksa agar mereka yang membawa peti Jaehyun sampai ke liang lahat.

"Ji-Han, bukankah Jungkook pria yang baik? Kau bisa saja meni—"

"Aku hanya ingin Jaehyun, Sun-a. Jika kau menyukai Jungkook, kau saja yang menikah dengannya," sela Ji-Han.

Sun-a bungkam. Wajah Ji-Han terlihat menyeramkan, tapi juga menyedihkan disaat yang bersamaan.

"Ayo ke mobilku!" ajak Jin-Su.

Sun-a dan Ji-Han mengikuti Jin-Su, lalu masuk ke dalam mobilnya. Selama perjalanan ini, Ji-Han melihat banyak sekali orang yang berkumpul di sepanjang jalan hanya untuk melihat mobil jenazah Jaehyun lewat. Ji-Han bisa melihat berapa banyak fans Jaehyun yang ikut menangis. Lagi, air matanya jatuh melihat itu. Sebanyak ini orang yang menyukai Jaehyun, dan sebanyak ini pula orang-orang yang kehilangan Jaehyun. Sun-a prihatin melihat keadaan temannya itu, yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah memeluk gadis itu.

🌼🌼🌼

Ayah Jaehyun dan Jungkook memasukkan peti dengan tanda salib itu ke dalam tanah. Sekali lagi ... Ji-Han hanya mampu menangis dan terus menyebutkan nama Jaehyun. Dulu saat neneknya Ji-Han meninggal, dia hanya menatap orang-orang yang menangis dengan tatapan bingung, kenapa mereka menangis? Bukankah ini hanya kasus orang meninggal? Sekarang dia mengerti ... orang-orang menangis saat orang yang dekat dan mereka sayangi pergi, maka orang-orang itu akan menangis, seperti dia sekarang.

"Ji-Han, berhenti menangis ... nanti kepalamu pusing," tegur Sun-a yang masih setia merangkul pundak Ji-Han dan membiarkan gadis itu bersandar.

Tak ada jawaban dari Ji-Han. Sun-a merasakan genggaman tangan Ji-Han yang tadi meremat bajunya sekarang terlepas, ia hanya bisa mendengar isakan kecil dari gadis disampingnya.

Still With You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang