still with you: 05

27 8 0
                                    

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Di sofa ruang tamu terdapat Ji-Han, Jin-Su, Ayah dan juga Ibu nya. Sejak tadi mereka diam saja, mereka menunggu Ji-Han menjelaskan semua yang terjadi pada nya dan Jaehyun. Jungkook? Ia memilih pulang, alasannya karena tidak mau pengasuh nya menunggu nya lama.

"Jelaskan kepada Ayah, siapa lelaki bernama Jaehyun itu tadi?." Tanya Ayah Ji-Han.

"Dia model pria terkenal untuk saat ini dan aku menyukainya." Jawab Ji-Han. Ayahnya Ji-Han terkekeh.

"Apa kau lupa? Kau itu sudah dijodohkan dengan Jungkook sejak kecil, kau dan Jungkook pun setuju saat itu, lalu kenapa kau mengkhianati Jungkook?.."

"Ah.. tidak, kau juga mengkhianati kepercayaan Ayah dan Ibu." Sambung Ayahnya Ji-Han. Ji-Han menunduk, ia tak berani menatap tiga orang dewasa yang ada dihadapannya sekarang.

"Tapi kami saling mencintai.." Cicit Ji-Han pelan, tapi, masih bisa didengar oleh orang didepannya ini.

"Ji-Han ssi, yang Ayah kata kan memang benar dan kau sudah membuat Ayah kecewa." Balas Jin-Su. Ia tak habis pikir dengan adiknya, awalnya Ji-Han mengiyakan perjodohannya dengan Jungkook, sekarang ia malah berkhianat.

"Sebenarnya, aku tidak mencintai Jungkook dan aku hanya mencintai nya sebagai adik dan kakak." Ujar Ji-Han. Jin-Su merasakan sesak di dadanya.

"Lalu, kau anggap apa aku ini?!." Tanya Jin-Su. Ji-Han melirik Jin-Su sekilas dan kembali menundukkan kepalanya.

"Aku hanya mengganggap mu sampah kecil yang tak bisa aku buang." Jawab Ji-Han ringan. Jin-Su berdiri dan menghampiri Ji-Han, ia menarik rambut Ji-Han. Tentunya Ji-Han tak tinggal diam, ia membalas dengan cara menjambak rambut Jin-Su.

"HEI!." Teriak Ayahnya Ji-Han, membuat mereka semua terkejut, untung saja tidak ada yang memiliki riwayat sakit jantung disana.

"Kalian sudah besar, berhenti bertindak seperti anak kecil!." Ucap Ayah. Jin-Su dan Ji-Han pun berhenti berkelahi dan menundukkan kepala mereka. Ayah memijat pelipisnya pelan, ia pusing setiap pulang melihat anak nya yang tak pernah aku, tapi jika ia keluar kota, ia akan merindukan keributan yang terjadi karena kedua anaknya.

"Sayang ku, ayo kita ke kamar. Aku benar benar pusing melihat dua onggokan daging tak berguna ini!." Ucap Ayah sembari berjalan, diikuti oleh istrinya dibelakang.

"Kak? Apa kau memikirkan apa yang ku pikirkan?." Tanya Ji-Han tanpa menoleh ke Jin-Su.

"Ya, aku memikirkan nya." Jawab Jin-Su, mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak.

Still With You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang