20. Hiko

15.7K 1.2K 21
                                    

🦋 PM 🦋

Kenikmatan adalah salah satu rasa yang Tuhan berikan untuk kita semua. Adanya kenikmatan yang kita rasakan, seharusnya kita mampu mengutarakannya dengan cara bersyukur. Jangan malah, kufur.

Mungkin, kesialan juga sering datang menghampiri kita, karena apa? Kelalaian yang kita ciptakan. Seperti tadi, kita hanya perlu mensyukuri segala hal yang sudah Tuhan berikan untuk kita.

Mayva, bunda Reyhand saja meskipun orang yang berkecukupan istilahnya. Ia tidak pernah kufur, ia malah terus bersyukur. "Nak, sayang," panggil Mayva, kepada Reyhand.

Sang empunya, justru sedang anteng membaca komik favoritnya. "Hm?" Dengan orang tua saja masih terdengar dingin, aneh tidak sih? Dingin tapi manja.

"Bunda mau tanya dong, Rey."

"Tanya apa, bun?"

Ngemeng-ngemeng, ini sudah memasuki hari ke tiga. Dimana Reyhand harus di rawat di rumah sakit. Dan juga, belum bisa melepas rindu dengan Syifa.

Dua hari belakangan ini, Reyhand selalu meminta Bundanya untuk berbicara kepada sang dokter. Agar mengizinkan dirinya kembali kerumah, atau kalau bisa hanya di rawat jalan.

"Kamu suka sama cewek yang model-an kayak apa?"

"Kayak orang."

Bundanya melongo, mengapa jawabannya seperti lelucon begitu? "Haha ... kamu nih ah, bercanda aja. Serius Rey, bunda nanya serius."

"Bunda kira aku sule?"

"HAHA ..." Semakin keras saja Mayva tertawa. "Kamu di luar negeri sekolah apa sih? Haha ... sekolah kelawakan, ya?"

"Bun," tutur Reyhand terdengar seperti rengekan.

"Haha, iya-iya maaf. Abisnya kamu lucu, masa bunda nanya jawabannya 'kayak orang'."

"Bunda lah yang aneh, dimana-mana nyari pasangan, ya yang kayak orang, bun. Masa setan."

"Ih amit-amit, jangan sampek Bunda dapet menantu hantu."

"Iya lah, nanti nggak kerasa nikmatnya."

Wait! Sebentar, Mayva nge-lag.

"ASTAGFIRULLAH, REYHAND!"

🦋🦋🦋

Di lain tempat, ialah mansion Maliki. Bude Imah sedang berbincang-bincang dengan, Syifa. Taman belakang lah tempat mereka berseru-seru.

"Syifa, kamu kemarin seharian ngejagain Tuan muda, ya?" tanya Imah.

Syifa menganggukkan kepalanya.
"Iya, bude."

"Gimana, kamu takut nggak?"

Lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Takut kenapa? Ia malah merasa senang, bisa berduaan dengan kekasih barunya.

"Oh iya Syif, anak bude ada yang mau kenalan sama kamu katanya."

Syifa agak terkejut, pasalnya ia belum pernah bertemu dengan anak bude Imah. Tapi, mengapa tiba-tiba bude Imah bilang anaknya ingin bertemu.

Possessive Majikan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang