41. Musibah ✓

10.8K 845 72
                                    

Follow IG penulis juga ya guys, ig : @cu_nongcu

🦋 PM 🦋

Seluruh manusia yang berada di mansion milik Maliki tersebut, merasa terkejut dengan pemandangan yang di suguhkan oleh para pemeran utama dalam cerita.

Bagaimana tidak terkejut? Para ART merasa heran dengan keberadaan Syifa yang ikut duduk di meja makan khusus para majikan. Apa Syifa tidak salah makan? Mengapa ia berani sekali? Atau ada suatu hal apa yang menyebabkan dirinya menjadi pemberani seperti itu.

Namun nyatanya, bukan Syifa lah yang pemberani. Tapi ia duduk di meja makan bersama majikan, ya karena paksaan dari yang punya rumah sendiri. Syifa juga tak tahu mengapa dirinya di tempatkan disini.

"Maaf Tuan, Nyonya. Syifa pindah aja, ya makannya?" tanya Syifa tidak enak hati.

Ia juga masih memiliki perasaan, yang bisa di bilang tidak enak dengan para ART lain. ART lain berpikir, apa mungkin mentang-mentang Syifa sudah menjadi seorang sekretaris dirinya berani makan bersama majikan? Tidak tahu malu.

Please mungkin anda syirik.

"Ehh, nggak usah. Udah makan di sini aja. Mulai sekarang kamu bukan lagi pembantu di rumah ini. Kamu sekretaris Syifa," ujar Mayva.

Benarkan, dugaan para ART lainnya. Ada salah satu ART yang merasa sangat benci melihat pemandangan di depannya ini. Menurutnya, majikannya tidak adil. Mengapa hanya Syifa yang di puja-puja, mengapa yang lain tidak?

"Kenapa cuma Syifa sih, mentang-mentang udah jadi sekretaris terus sekarang ikut-ikutan nimbrung sama majikan? Nggak tau malu!"

"Siapa yang nggak tau malu?" Suara berat nan dingin masuk tanpa izin ke gendang telinga milik ART itu.

Namanya Nina, dialah salah satu ART yang merasa sangat iri dengan Syifa.

Saat mengetahui suara siapa yang barusan berbunyi. Ia pun langsung menunduk takut, mengapa juga mulutnya ini asal ceplas-ceplos. Giliran sudah seperti ini, nasibnya yang ngelos.

"E-eh maaf Tu-tuan," cicit Nina gugup.

Ia benar-benar sangat ketar-ketir sekarang. Semoga Tuhan sedang berpihak padanya. "Siapa?" tanya Reyhand kembali.

"B-bukan siapa-siapa Tuan."

Brak!

Reyhand memukul lemari di sebelah Nina, membuat Nina terkejut dan sedikit shock. Lalu para manusia yang sedang sarapan bersama langsung bergegas menemui keributan yang terjadi.

"SIAPA?!"

"Reyhand!" ucap Mayva dengan suara yang menggunakan nada tinggi. "Ada apa lagi, nak?"

Terlihat rahang tegas milik Reyhand masih mengeras. Pertanda emosinya belum stabil. Sejak tadi malam, memang Reyhand masih di kelubungi oleh emosi. Sepertinya Reyhand harus berobat. Jika terus-terusan seperti ini, kasihan dirinya sendiri.

"Pecat dia Ayah!" ujar Reyhand santai masih dengan tatapan dinginnya.

"Ada apa?"

Possessive Majikan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang