33. Ikuti

8.8K 852 64
                                    

🦋 PM 🦋

Baru saja sehari menjalani masa kerjanya sebagai seorang sekretaris. Syifa sudah banyak sekali mendapatkan tugas yang lumayan banyak. Bahkan bisa di bilang, tugas yang Syifa kemban lebih dari seorang sekretaris baru.

Dan yang membuat dirinya harus menghela nafas berkali-kali, ialah ulah dari sekretaris utama, yaitu Clara. Ada apa?

Karena Clara menjadi sekretaris utama, ia di ringankan pekerjaannya. Dan itu adalah perintah dari Dewi, bukan berarti juga Dewi ingin membebani Syifa. Tidak. Mungkin saja, karena Clara adalah sekretaris utama yang lebih mengutamakan keperluan CEO mudanya yaitu Reyhand.

Dewi hanya tidak ingin, keperluan Reyhand apa-apa mendadak. Dan pekerjaan kantor juga terbengkalai. Maka dari itu, Dewi mengambil jalan yang seperti ini.

Kalian jangan berpikir bahwa Reyhand tidak ada pergerakan untuk membantah ucapan Dewi. Sudah seribu satu kata yang Reyhand lontarkan, untuk membuat keadilan. Namun, kalian tahu sendiri bukan? Kekuasaan Dewi di atas segalanya.

Dan dengan hati yang harus di paksakan menerima, Syifa pun akhirnya menyetujui ucapan Dewi. Bukan hanya Syifa, Reyhand dan Clara juga. Namun bedanya, Reyhand dengan setengah hati, jika Clara dengan sepenuh hati.

Yes, aku bisa selalu di deket Rey deh, batin Clara.

"Syifa," panggil Clara.

"Iya mbak Clara?" sahut Syifa.

"Hmm, saya boleh minta tolong?"

Syifa yang sedang mengetik sesuatu di layar laptop, akhirnya berhenti. "Tolong apa, ya mbak?"

"Gini, kayanya saya aus deh. Boleh ambilin minum?"

Reyhand yang juga sedang mengetik menjadi gagal fokus. Yang tadinya sedang hikmat-hikmatnya menjadi CEO di hari pertama ini. Karena mendengar ucapan Clara, mengapa dirinya panas.

"Hei, ada OB. Kenapa harus Syifa?" Protes Reyhand.

"Maaf Bos, saya masih banyak pekerjaannya." Alibi Clara.

"Kamu pikir Syifa nggak?!" Tukas Reyhand.

"Pekerjaan Syifa, 'kan nggak terlalu penting Bos."

Hei, tidak penting katanya? Bahkan pekerjaan yang di kerjakan Syifa lebih penting dari pekerjaan Clara. Tapi nenek lampir itu mengatakan dengan sepenuh hati jika pekerjaan Syifa tidak terlalu penting.

Lama-lama bisa stres Reyhand, jika memiliki sekretaris seperti Clara. Niat hati ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, eh malah jadinya seperti orang kesakitan.

Warning guys, saat di kantor panggilan untuk Reyhand berbeda lagi. Semua karyawan termasuk sekretarisnya, harus memanggil Reyhand dengan sebutan 'Bos'. Awalnya ingin memanggil Pak, namun Reyhand sedikit tertekan. Alhasil, mereka semua memanggilnya dengan sebutan 'Bos'.

"Hmm, udah Bos nggak papa biar Syifa buatin, ya mbak?" tutur Syifa. "Bos juga mau?" Tawar Syifa.

Reyhand hanya menggelengkan kepala, seraya menampilkan wajah muramnya. Ia tidak suka, jika gadisnya jadi bahan pesuruhan. Syifa sekretarisnya, harusnya hanya ia yang boleh menyuruh-nyuruh Syifa.

Possessive Majikan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang