Follow IG penulis juga ya guys, ig : @cu_nongcu
🦋 PM 🦋
Setelah kembali dari markas besar tersebut, Syifa langsung pamit pada Reyhand untuk memasuki kamarnya. Pasti adik kesayangannya sudah menunggu dirinya. Benar saja, saat Syifa membuka pintu kamar Elki sudah berdiri di depan pintu kamar persis.
Syifa terkejut, untung saja adiknya tidak terdorong oleh pintu yang dibuka Syifa. Kemudian, Syifa pun bertanya pada Elki.
"Kiki ngapain?" tanya Syifa, sebenarnya ini masih sore sekitaran jam setengah lima-an.Dan Syifa bertanya kembali.
"Kiki udah mandi?"Elki hanya diam saja. Syifa tidak mengerti ada apa dengan adiknya ini. Mengapa adiknya tak kunjung membuka suara. Syifa pun akhirnya menurunkan tubuhnya, agar sejajar dengan Elki. Lalu, ia langsung bertanya.
"Kiki kenapa? Kok diem aja, kak Ana tanyain?"
"Kiki mau ketemu ibu!"
Deg!
Astaga, bagaimana ini? Elki ingin bertemu Sinta? Yang benar saja. Masa iya, Syifa harus membawanya ke makam. Syifa harus apa, ia harus pintar-pintar memutar otak dan melontarkan jawabannya.
"Em, kok Kiki tiba-tiba mau ketemu ibu?"
"Iya, soalnya pas Kiki tidur siang. Ibu masuk ke mimpi Kiki. Katanya mau ketemu Kiki."
Syifa membulatkan matanya. Apa ini maksudnya? Mengapa ibunya menggentayangi Elki. Bagaimana kalau Elki tahu yang sebenarnya. Tapi jika terlalu lama Syifa sembunyikan, ia takut nanti Elki lah yang malah marah dengannya. Atau ia bicara saja? Tapi, apa ia sudah siap mendapatkan konsekuensinya? Ah masa bodo, yang penting ia tidak menyesal dikemudian hari karena telat memberikan pengertian pada Elki.
Mata indah Syifa berkaca-kaca. Inikah yang harusnya ia lakukan? Apa tindakannya sudah benar? Ya, ini lah yang ter-benar. Syifa menarik nafas, kemudian langsung mengucapkan perkataan yang mungkin akan membuat Elki berpikir keras.
"Ki ... ibu--." Syifa menggantung ucapannya, lalu ia meneteskan satu tetes air mata. "--ibu udah pergi ... ninggalin kita." Syifa menarik Elki dan langsung memeluk tubuh kecil itu ke dalam dekapannya.
Ia tahu pasti Elki belum mengerti apa yang ia ucapkan. Tapi, hanya perkataan inilah yang bisa ia ucapkan. Ia tidak sanggup jika harus berucap macam-macam. Namun sejurus kemudian, Syifa terkejut dengan perkataan Elki.
"Ibu di kuburan, ya, kak?"
Deg!
Lho, bagaimana adiknya bisa tahu? Apa ia memahami apa yang di ucapkan Syifa? Ia tahu? Adiknya tahu? Ya ampun, demi apapun Syifa sangat menyayangi Elki adik satu-satunya tersebut.
Ia sangat merasa sedih dan senang dalam satu waktu. Ia sedih karena ibunya yang sudah mematahkan impian Elki, dan senang karena melihat respon Elki.
Elki menghapus air mata yang mengalir di kedua pipi Syifa dengan tangan kecilnya, kemudian tersenyum manis. "Kak, Kiki udah tau kok. Ada yang bilang sama Kiki, kalo ibu udah nggak ada. Udah di neraka," ujar Elki.
"Kiki kok ngomongnya gitu!" ucap Syifa sedikit meninggi, mendengar Elki menyebut sang ibu sudah ke neraka.
Astaga bukan neraka, tapi akhirat. Meskipun Sinta seorang pelacur, Syifa juga berharap semoga ibunya bisa masuk surga. Tapi Elki justru berbicara seperti itu.
"Kiki, siapa yang bilang?"
"Kak Oki."
Syifa mengerutkan keningnya.
"Oki siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Majikan [TERBIT]
Romance⚠️ WARNING!!! BANYAK ADEGAN PRA-BAPER, HARAP BERSABAR ⚠️ "Kenapa harus aku? Yang lain kan masih banyak." ~ Syifaana Retalia Deandra "Kalo saya maunya kamu? Gimana? Mau nolak? Silahkan, kalo bisa itu juga." ~ Reyhand Saputra Maliki × × × Bagaimana...