23. Gagal

13.3K 1.2K 26
                                    

🦋 PM 🦋

Malam hari yang lumayan dingin, angin semilir menerpa wajah Syifa. Ia kini sedang menunggu kedatangan Hiko, yang katanya akan menjemputnya.

Syifa sengaja, bicara pada Hiko. Agar ia menjemputnya lebih jauh sedikit dari area rumah majikannya. Syifa tidak ingin, ada gosip yang tidak-tidak.

Ia harus tetap waspada, jika melakukan hal-hal seperti ini. "Kok lama, ya?" Kini Syifa sudah memeluk-meluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Sedetik kemudian, ia merasa tubuhnya hangat. Dan ia juga merasa ada sepasang tangan yang memeluknya erat, dari belakang. Kurang ajar sekali Hiko, ternyata dia sudah sampai sedari tadi.

Kenapa, tidak memberi tahu Syifa?

Dan sekarang dengan kurang ajarnya, ia main peluk-peluk Syifa. Syifa pun memberontak untuk mencoba lepas dari pelukan lelaki itu. "Lepas!"

"Ssutt, diam honey!" bisik lelaki tersebut.

Wah, suara ini? Suara ini adalah suara milik kekasih aslinya. Ya Reyhand, siapa lagi. Ternyata Reyhand yang memeluknya, kalau tahu tidak perlu Syifa berontak. Hihi!

"Berani-beraninya kamu, pergi sama cowok lain. Tanpa sepengetahuan saya!" Tangannya semakin erat memeluk tubuh Syifa.

"Ma-maaf Rey, ta-tapi aku ..." Ia bingung harus melanjutkan ucapannya seperti apa.

"What?"

"Rey lepas dulu, nanti ada yang liat."

"Khem, nggak papa bagus malah. Biar semua orang ngira kita macem-macem di pinggir jalan, terus mereka nikahin kita." Ya ampun, sudah cetek sekali pikiran Reyhand.

Syifa pun mau tidak mau, harus berlaku lembut agar kekasihnya mengerti. Tangan Syifa mengusap lembut tangan kekar Reyhand, yang sedang memeluk tubuhnya.

"Rey, kamu kan anak dari keluarga terpandang. Masa iya, kamu dapet kasus yang memalukan kayak gitu."

Benar, Reyhand sedikit demi sedikit mengendurkan pelukannya. Dan menghadapkan Syifa, ke arahnya. "Kamu jangan pergi dari saya, ya? Saya nggak tau lagi, kalo kamu nggak ada di sisi saya."

Ternyata, masih ada orang yang amat mencintai dirinya. Meskipun tidak mendapatkan cinta yang lama dari kedua orang tua, tapi Reyhand sudah cukup bagi Syifa.

Syifa menampilkan senyum terbaiknya.
"Iya, sayang." Seraya mengelus rambut legam Reyhand.

Reyhand tercengang, dengan perlakuan Syifa. Apa lagi panggilan yang ia lontarkan pada Reyhand. "Apa-apa? Kamu manggil saya apa tadi?" Reyhand mencoba mendekatkan telinganya ke depan bibir Syifa.

"Iya, Reyhand." Alibi Syifa, seraya menahan tawa.

"Enggak kok, tadi kamu bukan gitu manggil sayanya!"

"Iya gitu Rey, Reyhand."

"Nggak, tadi kamu bilang 'iya, sayang'. Kayak gitu!"

"Haha, apaan sih orang nggak juga."

"Ih males lah, ulangi nggak ayo cepetan ulangi." Reyhand menggelitiki Syifa dengan jari-jari besarnya.

Possessive Majikan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang