14. 1128

17 4 0
                                    

Hii kaw!!

Apa kabar? Semoga baik baik aja

Gimana sama visualnya, sukak? seserver ga kita? btw temennya Leon sama Kyla masih kosong, belum aku cari visualnya. Jadi kalau mau kasih masukan, komen aja langsung ")

Buat yang lupa alur mending balik ke part 13 minggu kemarin kan ngga update hehe.

Happy reading kaww!!

***

14. 1128

Langkah Leon terhenti saat ponselnya berdering. Ia menetralkan nafasnya yang sudah tidak karuan.

"Halo tante," ujar Leon mengawali.

"Leon, kamu gapapa?" tanya Laras dari sebrang sana mendengar suara nafas Leon yang satu satu.

Bahkan wanita yang jelas jelas statusnya orang lain saja peduli padanya. Tidak, ini kali pertama dalam hidupnya setelah ia beranjak menjadi lelaki dewasa, seseorang bertanya mengenai kondisinya.

Leon terdiam sejenak menjauhkan ponselnya menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.

"Aku gapapa tan," balas Leon.

"Semuanya baik baik aja kan nak?" suara dari sebrang sana kembali terdengar.

"Iya," jawab Leon singkat.

"Tante, Leon matikan dulu ya, ini masih di jalan," lanjut cowok itu bohong.

Sesudah itu Laras langsung mengiyakan kemudian mematikan panggilan itu.

"WOY, SINI LO!" panggil Valen yang sudah muncul di ujung bercabangan jalan.

Leon menyugar rambutnya yang sudah setengah lepek.

"Udahan nyet tebar pesonanya. Bosen gue," kata Valen.

"Panas," balas Leon kemudian melanjutkan langkahnya.

"Ini Lo sendirian?" Tidak ada jawaban. Leon terus melanjutkan langkahnya, berhenti di depan kamar bertuliskan 1128. Mengambil ancang ancang siap menendang pintu di depannya sebelum suara nyaring milik Valen terdengar

"HEEEH MAU NGAPAIN LO?!!"

"Volume lo, kamar lain ada orangnya," ketus Leon membuat Valen nyengir nyengir tidak jelas sambil mengatakan maaf.

"Lo mau ngapain?" tanya Valen lagi.

"Buka lah, gimana sih."

"Emang bener ini?"

"Bisa diem?" Suara dingin, ketus, berat khas milik pemuda di depannya itu membuat Valen diam tak berkutik.

Sebelumnya Kate sudah menelfon pemuda itu, memberikan nomor kamar sesuai daftar yang ada di data tamu hotel itu.

"E-EEHH," suara milik Valen lagi lagi menghentikan pergerakan Leon.

"Ck apa?!"

"Gausah tendang tendang, ribut tau." Valen menaikkan tangannya, sebuah kartu berwarna putih dengan logo hotel di tengah tengahnya muncul.

Leon mengusap kasar rambutnya sambil menghembuskan nafas kasar. "Lo dari tadi megang itu?"

Valen balas mengangguk.

"Kenapa ga langsung lo buka." Leon langsung mengambil kartu itu dari tangan Valen membuka pintu yang ada di depannya.

"Ya mana Gue tau kalau ini kamarnya." Tidak ada jawaban membuat Valen menyadari ia sudah tinggal sendirian di situ. Sedangkan Leon, pemuda itu sudah masuk terlebih dahulu ke dalam kamar gelap itu.

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang