17. Fisika dan lupa

13 4 0
                                    

Eyoo-! kaww

Monmaap ye minggu kemaren ga update hehe

Jangan lupa ninggalin jejak, sebelum lanjut!

Happy reading kaww!

***

17. Fisika dan lupa

"Leon!" Suara bariton milik Kale terdengar membuat Kyla yang sudah berada dibagian kelima dari anak tangga langsung membalikkan badannya, dan menghampiri Leon yang sudah tergeletak di lantai.

"Kak!" Kyla berusaha menyadarkan pemuda itu. 

Beberapa pasang mata yang sudah memperhatikan Leon dari arah atas tercekat melihat hal itu.

Kale datang bersama Retta juga Bu Rani, pemuda itu dengan sigap langsung memapah Leon. "Kyl lo bisa bantu gue?" Kyla mengangguk, sebelum ia membantu Leon suara nyaring milik Retta terdengar, cewek itu tidak tinggal diam.

"Gue aja, awas!" Retta hendak mendorong Kyla namun usahanya terhenti karen Bu Rani menyuruhnya untuk tetap mengepel koridor. 

"Bu, saya mau bantu Leon!" bantah Retta.

Bu Rani tidak mengindahkan, guru dengan perawakan bongsor itu tetap pada pendiriannya. "Biarkan Kale sama Kyla yang ngurus! kamu lanjutkan! jangan bantah lagi." 

Mendengar itu Retta memandang ke arah Kyla dongkol walau tidak ada yang menyadarinya. "Gue pastiin setelah ini semua, gue ga bakalan biarin lo tenang, Kyla." Ia meletakkan gagang pel di lantai kemudian pergi begitu saja.

"Retta!" seru Bu Rani mengisi koridor, namun bukannya berbalik Retta malah mengacungkan jari tengahnya ke arah Bu Rani. Guru bahasa Indonesia itu menghela nafasnya, ada saja murid seperti Retta disekolah terpandang seperti ini.

Kyla,Kale, juga Leon kini telah berada di UKS putra, membaringkan Leon diatas  kasur kemudian mencari minyak angin yang sekiranya bisa segera mengembalikan kesadaran Leon. Setelahnya Kyla langsung keluar karena itu bukan tempatnya, dan lagi cewek itu malas jika harus menunggu sampai Leon bangun. 

Keheningan datang ketika Kyla meninggalkan Kale di ruangan itu sendiri dengan Leon yang masih belum sadar. Sesekali cowok itu menerka apa yang terjadi pada Leon sembari terus mendekatkan botol minyak angin ke hidung Leon. Sebelumnya Kale belum pernah melihat  teman lamanya itu seperti itu. Mentok mentok hanya babak belur.

Tidak ada tanda tanda kesadaran dari Leon membuat Kale gemas ingin menyemprotkan isi dari botol yang ada di tangannya ke hidung cowok yang terbaring di kasur.

Kale beranjak dari kursi, menatap sekitar, seperti ada yang kurang. Ah! ia tau, Leon tidak bersama dua sohibnya. 

"Dengaren alone," gumam Kale. 

Hilih Alone Alone, kamu ya Alone mas, tak temeni ta? 😊

Merasa bosan Kale kemudian mengeluarkan ponselnya sekedar mengecek update an terbaru di twitter. 

Kale berdecak saat melihat Leon belum sadar juga. "Sorry ya." Dengan ragu pemuda itu meneteskan minyak angin di hidung Leon, dan benar saja tidak memakan waktu satu menit Leon sudah menunjukkan tanda tanda sadar. Pemuda itu mengusap-usap hidungnya saat merasakan panas disana. 

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang