23. Dinner

28 0 0
                                    

Happy reading !

***

23. Dinner

 Dinner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Angin malam mulai terasa di tungkai Kyla membuat cewek itu menautkan kedua kakinya berusaha menghambat dinginnya angin yang masuk. Ia mengeluarkan ponselnya mengecek room chat WhatsApp yang sudah ia tinggalkan sejak sore tadi, tidak ada pesan lain selain dari grup chatnya dengan Valen juga Kate. Padahal ia berharap Laras menyuruhnya untuk segara pulang. Cewek itu masih terjebak bersama Leon, ia ingin segera pulang tapi di sisi lain Ia juga penasaran tentang Lyodra. Saat ini Ia hanya berharap hoodie yang ia kenakan sekarang dapat menutupi identitasnya.

Dari arah dalam Mamang datang dengan dua mangkuk Bakmie ayam di tangannya. Aroma minyak wijen yang selalu menjadi favorit Kyla itu akhirnya dapat kembali masuk kedalam penciumannya.

"Ngilang lama, balik balik udah bawa cowok aja," kata Mamang sembari meletakkan dua mangkuk yang ia bawa ke meja.

Kyla menyerengit mendengarnya, "Bukan cowok Gue."

"Jangan malu malu gitu dong," lanjut Mamang kemudian langsung melesat pergi meninggalkan keduanya.

Kyla melayangkan pandangan pada Leon, cowok itu tidak bereaksi sama sekali, hanya memandang mangkuk bakmienya dengan raut datar.

"Gih deh kalau mau cerita," ujar Kyla sambil membersihkan sumpit yang ia dapatkan dari Mamang dengan tisu.

"Lyodra itu teman Gue sejak kecil, mungkin kalau ngga ada dia hidup Gue pasti sepi, banget." Leon mulai membuka suara membuat Kyla manatapnya serius siap mendengarkan apa saja yang akan keluar dari mulut cowok itu.

"Dua tahun lalu, jalan tiga minggu di awal semester dua kelas sepuluh, Kale mulai gabung sama kita. Gue senang dapet temen baru, ga monoton Lyodra aja. Tapi ga lama setelah itu, perhatian Lyodra mulai terarah hampir sepenuhnya ke dia."

Tepat setelah Leon mengatakan hal itu rautnya langsung berubah, dari yang awalnya datar menjadi tidak suka. Tapi ia tetap menyeruput Bakmienya.

"Jangan bilang Lo cemburu?" tebak Kyla yang langsung di benarkan oleh Leon.

Dari pandangan cowok itu ketika menatap Lyodra di ruangannya tadi, Kyla sudah dapat tahu persis kalau Leon memiliki perasaan lebih dari sekedar teman pada Lyodra.

"Lo mau tau kan penyebab Lyodra kekurung di rumah sakit jiwa itu?" Kyla mengangguk.

"Kale alasan utama Lyodra kayak gitu." Kyla tertegun saat mendengar nama Kale.

"Awalnya Gue kira cowok itu bisa jaga Lyodra baik baik, awalnya Gue kira cowok ramah kayak dia ga mungkin nyakitin Lyodra, Gue kira mereka-" cowok itu menggantungkan kalimatnya saat matanya menangkap seseorang berdiri di balik gelapnya malam sembari mengarahkan ponselnya ke arah keduanya.

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang