Hai Kaw!!
Sebelumnya mau minta maaf dulu soalnya ga update'' jadi alasan Zii ga up itu karena ada tugas sekolah yang gatau harus ngerjain yang mana dulu, singkatnya ditunda ahahahaha.
Oke oke yuk baca.
Masih betah kan bacanya?
Yuk deh sebelum lanjut bole dong Votenya, itung itung ninggalin jejak <3
Happy reading Kaw!
***
28. Luluh
Kate telah menyudahi pertandingan juga evaluasinya hari ini. Sore ini Valen langsung menjemput Kate dan mengajaknya bermain ke apartemen Ben, tidak lupa dengan empat kotak pizza, dan satu kardus air mineral tanggung dalam rangka kemenangan tim basket putra juga tim basket putri SMA Penjunjung siang tadi. Namun hanya inisiatif Kate saja.
"Di bales gak?" tanya Kate pada Valen yang sudah berada di dalam lift menuju lantai apartemen milik Ben.
Valen menggeleng, "Udah gapapa langsung aja, lagi pada sibuk main kali."
Keduanya sejak tadi sudah menunggu balasan dari sang pemilik kamar, tapi tetap saja tidak ada balasan.
Ting
Valen menekan bel pintu kamar yang ada di hadapannya saat ini. Selang dua puluh detik Ia kembali menekan bel itu. Tidak ada balasan dari dalamnya akhirnya membuat Valen berteriak memanggil Ben, sembari menggedor gedor pintu.
"KAK BEENN MAIN YUK! KAK! HYUHUUU! KAAAAAAAKK! KAMI DATANG MEMBAWA SESERAHAN! BENUAA BUKAAA! CEPETAAAN DEH BUKAAA! PE—"
Seruan milik Valen terhenti ketika pintu terbuka dan bukannya menemui Ben di balik pintu itu, ia malah mendapati Leon yang terlihat seperti bangun tidur.
"Berisik," ujar pemuda itu dingin, "ngapain lo pada?"
"Mam-pir sekalian main ben-tar," jawab Valen sedikit gugup sambil memajukan beberapa kotak pizza di tangan Kate.
Dengan tatapan malasnya akhirnya Leon memberikan jalan agar keduanya bisa masuk.
Baik Valen maupun Kate sama sama memusatkan perhatiannya pada lebam lebam pada wajah tampannya juga perban yang membalut kaki sebelah kiri pemuda itu.
"Kak itu—"
"Benua ga ada." Leon melangkah menuju lantai atas ruangan itu, lalu ia kembali turun membawa kunci mobilnya.
"Lo sendiri mau kemana? ini nih Kate bawa pizza, tadi Penjunjung menang." Usaha Valen untuk membuat kondisi lebih cair gagal, karena Leon tidak mempan jika tidak bersama dua sohibnya. Selama di SMA, Valen memang dekat dengan pemuda itu, begitu juga Kate, makanya mereka sehabatan. Tapi dekat bukan berarti bisa dengan mudah mencari topik kan? apalagi lawan bicaranya sejenis batu bergerak. Walaupun ada vase dimana Leon begitu ribut, tapi untuk saat ini dari raut wajahnya sepertinya cowok itu malas, dan Valen tidak mau mengusiknya.
"Yah Kate ga rame dong," bisik Valen, "Kyla mau gak? sepi banget anjir, mana kita bawa empat kotak lagi."
"Di read doang," balas Kate sembari menunjukkan roomchatnya.
Melihat itu Valen langsung mengirim banyak pesan pada Kyla, menghela nafas malas, menyandarkan tubuhnya pada sofa.
"Lo mau kemana?"
Suara berat milik Ben mengintrupsi seisi ruangan.
Sebuah kurva singkat terlukis di wajah Valen, itu artinya tidak ada yang akan pergi terlebih dahulu sebelum mereka menghabiskan waktu disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyleon
Teen Fiction[ Update sesuai mood ] "Ada masa lalu yang belum selesai, juga hati dan logika yang tak sinkron." 27-12-20 🌻💛