8. Permintaan Maaf

43 2 0
                                    

Haii happy reading!!

Jangan lupa bintangnya! Karena itu sangat berarti buat aku💛💛

***

8. Permintaan Maaf

"Lionnnnn mau kemana buru buru amatt," panggil Vanno dari kejauhan. Lelaki itu baru saja menyelesaikan tugasnya. Sedangkan kembaran beda rahimnya itu masih sibuk mengurusi kejelasan hubungannya dengan seseorang.

Leon tidak membalas.

Seorang siswi menyambar Vanno yang sedang berjalan,menghalangi langkah Leon dengan air mineral dan beberapa makanan ringan. Yang dihalagi hanya membelokkan sedikit langkahnya kemudian lanjut berjalan.

"Kak titip ini buat Kak Leon,"ujarnya yang di balas senyuman oleh Ben. Kemudian siswi itu tersenyum ke arah Leon.

"Gue ga ada?!!"seeu Vanno bertanya.

"Ada kok,"balas siswi itu.

"Bruk!" perempuan itu tersenyum sampai sampai tidak melihat ada pilar besar di depannya.

Dengan sigap Vanno langsung membantu siswi itu untuk berjalan dengan benar."Eh gak papa?"

Ia hanya tersenyum, pandangannya terus menatap Leon kemudian menggeleng, lalu melanjutkan langkahnya.

"Woii!!" Vanno menunjukkan beberapa snack dengan memo yang tertuju pada lelaki di hadapannya untuk mengalihkan pandangan sahabatnya,"noh snack dari cewe barusan,"ujar Vanno.

Leon tetap tak acuh,langkahnya sudah jauh berada di depan Vanno,"Ngga mau nih??"tanya Vanno. Tak ada jawaban,"YAUDAH BUAT GUEE MAKASIH!!"

"Rejeki orang ganteng,"ujar Vanno pada dirinya sendiri, kemudian merebut plastik berisi makanan ringan juga air mineral dari tangan Ben.

"Gue yang harusnya tanya gitu ke kakak,kak lo ngga papa??" terdengar suara perempuan dari arah kejauhan.

Ya itu tujuan Leon sejak tadi.

"Ga jelas apanya sih?"

"Ya–"

Leon menarik lengan perempuan yang ada di depannya agar berbalik menghadapnya.

Ia berbalik."Ish kebiasaan deh."ujar Kyla

"Panggil baik baik kan bisa," tambah perempuan itu

"Bukannya gue udah bilang sama lo buat ngga main sama dia," bisik Leon tetapi masih bisa didengar oleh Kale yang berdiri tak jauh dari keduanya.

"Gue denger," kata Kale.

"Lo ngelarang gue juga gak beralasan kan? terus buat apa Gue dengerin." Kyla melengos pergi meninggalkan ke duanya.

Leon menatap punggung perempuan dengan kuncir kuda yang perlahan mulai menghilang ditelan oleh jarak. Kembali menatap ke arah lelaki yang ada di dekatnya.

"Modal lo ngejauhin Kyla dari Gue itu apa sih?"tanya Kale.

"Gue ga mau hal yang sama terjadi lagi,"jawab Leon yang kini berpindah ke hadapannya.

"Dari sekian banyak cewek yang Gue deketin,kenapa Kyla?" Leon terdiam, pasalnya ia juga tidak tau.

"Bedain antara masa sekarang dan masa lalu, Kyla bukan dia, gue udah kenal sama Kyla jauh sebelum gue kenal sama lo,"jelas Kale tidak terima.

"Oh ya, Gue ga pernah nganggep Kyla lebih dari adik, jadi jangan pernah apa apa in Kyla, atau lo harus berurusan sama Gue,"Kale menatap manik hitam milik lelaki di hadapanya kemudian melanjutkan perkataannya,"lagi." Kemudian berlalu, meninggalkan Leon yang masih berdiri di trotoan.

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang