20. Setelahnya

20 2 2
                                    

Hellaw Kaw!

Ga pake basa basi langsung aja ke bawah,

Votenya dulu dong,

Happy Reading!!

***

20. Setelahnya

Kyla yang awalnya berlari kini sudah menghentikan langkahnya, ia tercekat mendengar panggilan itu. Lagi dan lagi ia tidak berhenti untuk merutuki dirinya. Cewek itu ragu untuk berbalik, namun satu tepukan keras di pundaknya membuat Kyla membalikkan badannya.

Dan setelah melihat siapa orang itu Kyla langsung dapat kembali bernafas dengan lega.

"Kak Le lo apa apaan sih, kalau Gue jantungan gimana?" tanya cewek itu melebih-lebihkan, "ikut ikuttan Kak Leon segala lagi." Lawan berbicaranya malah menyengir.

"Iya iya maaf, abisnya lucu juga nama lo jadi Kayla," kata Kale sambil kembali melangkah.

"Kyl, lo ada masalah apa sama Leon?"

Kyla langsung memusatkan pandangannya ke arah pemuda di sampingnya, sedikit jeda, kemudian menggeleng. Menurut Kyla masalahnya ikali ni tidak terlalu penting untuk di bicarakan dengan Kale.

"Gitu ya, oke, fine!" Kale langsung melangkah lebih cepat sambil memasang raut marah yang sangat terlihat jelas dibuat buat olehnya.

"Ga jelas lo." Walau berkata begitu Kyla tetap berlari menyetarakan langkahnya dengan Kale.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Kale saat melihat Kyla di sampingnya.

"Ya pulang lah, tadi pagi yang ngajak bareng siapa? gue juga ga ada ongkos kalau naik bus, hehe," jawab Kyla sambil mengulas senyum. Sejujurnya ia ada ongkos cuma lagi gamau keluarin aja.

Kejadian dua minggu yang lalu membuat Kyla harus kembali berpisah dengan Tulang. Padahal ia sudah berusaha keras untuk membujuk Pak Bon juga Bi Ines, namun hal itu sia sia keduanya tetap membuka mulut tentang kaki Kyla.

Melihat tingkah yang terlihat dilebih lebihkan membuat Kale gemas, ia meremas kedua tangannya di depan wajah Kyla seolah olah yang ia remas adalah wajah cewek itu. Berbeda dengan Kyla yang sedikit merasa aneh dengan sikap Kale yang baru ini, sebenarnya sudah terbiasa, namun tetap tidak bisa di pungkiri kalau cewek itu rindu sosok Kale yang kalem seperti dulu.

"Cepet jalannya." Kyla mendorong bagian belakang tubuh Kale karena pemuda itu tiba tiba berhenti di tengah jalan hanya untuk menunjukkan rasa gemasnya.

"Jir Kyla udah sama Kale aja, bukannya tadi dia bikin heboh di lapangan sama Leon ya?" cibir salah satu murid dari gerombolan siswi yang sedang menunggu jemputan di dekat pintu utama SMA Penjunjung.

Kyla tidak menanggapi, cewek itu berusaha bersikap tak peduli walau videonya di lapangan tadi pasti sudah menyebar ke setiap sudut sekolah.

Kedua telapak tangan Kale tertaut pada telinga Kyla membuatnya menoleh ke pemilik tangan itu. Kale tidak bersuara namun pergerakkan mulutnya masih bisa di cerna oleh Kyla, pemuda itu seakan-akan bilang "jalan aja."

Tanpa mereka sadari dua pasang mata telah memperhatikan mereka sejak mereka ada di koridor sekolah.

Sesampainya di parkiran Kale langsung melemparkan satu helmnya kepada Kyla, untung saja cewek itu sedang siap di tempatnya jadi dengan mudah helm itu dapat tertangkap.

"Kak ntar mampir supermarket dulu gapapa kan?" tanya Kyla saat sudah berada di atas motor Kale.

"Hooh, pegangan," suruh Kale membuat Kyla berpegang pada helm milih Kale.

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang