Halo!
Nungguin?
Oke sebelum baca part ini ada baiknya pencet bintang dulu, kalau udah baru lanjut
Happy reading!!
***
10. Bukan benalu
Koridor panjang menuju ruang musik begitu sepi. Kyla berjalan menyusuri koridor sepi itu, ya siapa juga yang mau istirahat di situ, dekat dengan ruang guru, tak bisa melihat siswa laki laki yang sedang bermain basket di lapangan outdoor. Koridor itu hanya di isi mereka yang hendak ke toilet terdekat kantin atau ke ruang guru. Ngomong ngomong ruang guru Kyla masih bergeridik ngeri jika mengingat kejadian kemarin.
"Kyla!" seru seseorang yang tidak asing lagi di telinga Kyla. Beberapa kali gadis itu meneriaki nama Kyla.
Yang dipanggil namanya langsung berbalik menghadap sumber suara. Claretta Jonelle, cewek blasteran luar negeri dengan bulu mata lentik yang kerap kali Kyla sebut dengan Kakel sewot itu berjalan menghampirinya. Seperti biasanya ia tidak sendiri, ia selalu membawa babu babu baru setiap harinya, namun ada satu babu yang selalu ikut dalam aksinya, yaps Gisel.
Kyla diam ditempat kemudian menjawab panggilan itu,"ya?"
Retta memperhatikan Kyla dari ujung kaki hingga kepala kemudian terkekeh kecil. "Cewek kaya lo ternyata bisa ya nempel nempel sama anak moswanted, bikin siswi lain pada iri lagi. Goodjob!" Retta lalu mengacungkan jempolnya namun ketidaksukaan terpancar di matanya.
"Caper," tambahnya lagi. Sedangkan babu babunya hanya tersenyum mengejek.
"Ngomongnya jangan belibet, kalau cuma mau ngejekkin gue ntar aja habis bel pulang. Gue duluan," ujar Kyla menyudahi.
"Gue belum selesai!" seru Retta marah.
"Telinga lo kemana sih?!! dipake anjing!" Retta menarik kerah seragam belakang Kyla , sedangkan yang di tarik menahan kerah bagian depan seragamnya agar tidak mencekik lehernya.
Gadis itu berbalik. "Kenapa sih kak?" tanya Kyla masih dengan nada sabar.
"Kalau orang manggil itu nyaut jangan diem aja,"ujar salah satu babu Retta.
"Maaf tapi jika hal yang mau dibicarakan itu tidak penting, bisa di bicarakan setelah pulang sekolah," balas Kyla sesopan mungkin.
"Lo berani sama gue, ha?!!" Detik itu juga Retta bertindak ia menarik kasar lengan atas Kyla.
Kyla meringis saat merasakan jeratan kuku kuku indah milik kakak kelasnya tertancap di tubuhnya.
"Ck apa apaan sih." Kyla berontak, berusaha melepaskan cekalan Retta. Saat hampir berhasil membebaskan tubuhnya, kedua babunya yang melihat pergerakannya langsung ikut menghentikan aksi Kyla membuat Retta semakin menguatkan genggamannya padanya.
"Sakit!"
"Ngomong baik baik bisa, gausah pake tarik tarik!!" sergah Kyla menaikkan nada bicaranya satu oktaf lebih tinggi. Namun kakak kakak kelasnya tidak memperdulikan hal itu seakan tidak perduli dengan konsekuens yang akan mereka terima nantinya. Atau tidak ada.
"Diem," final Gisel.
"To the point kak gausah main tarik tarik gini," ujar Kyla tidak mau berhenti.
Retta menghentikan langkahnya kemudian menatap tajam kearah Kyla. "To the point?"
"Oke."
"Lo itu cabe, kegatelan sama Leon juga anak mostwanted lainnnya dan gue ga suka itu!"tegas Retta lalu kembali melanjutkan langkahnya tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyleon
Teen Fiction[ Update sesuai mood ] "Ada masa lalu yang belum selesai, juga hati dan logika yang tak sinkron." 27-12-20 🌻💛