35. Sama-Sama Tegar

31 1 0
                                    

Happy Reading!

Hi Siders <3

***

35. Sama-Sama Tegar

Leon pikir akan mudah menghapus bayang-bayang tentang Lyodra dari kepalanya sejak gadis berkuncir kuda itu hadir dalam kesehariannya. Ia pikir, mimpi buruk yang selama ini menghantui benaknya akan perlahan pergi. 

Bukan karena pemuda itu tidak mau lagi berurusan dengan kawan lamanya, tapi tentang fakta bahwa Lyodra tidak pernah menerima dirinya lebih dari hubungan mereka saat ini. 

Bukannya menghapus, kehadiran Kyla dalam hidupnya semakin hari membuatnya merasakan de javu. Apalagi tentang hari ini, pemuda itu melihat dari balik kerumunan apa yang telah terjadi. Bagaimana Kyla dengan berani mencekal leher milik Retta. 

Leon tau, ia tidak bodoh lagi. Pemuda itu juga sadar betul penyebabnya, oleh karena itu Leon memilih untuk tidak menemui keduanya. Terlebih ketika ia sadar dirinya tengah diperhatikan oleh Retta. Gadis licik itu tidak akan diam saja jika tau yang ia lakukan di ruang kelas tadi.

Siang ini, Leon memutuskan untuk pergi dengan mobilnya, meninggalkan mata pelajaran terakhir untuk pergi menemui Lyodra.

Setelah mimpinya semalam yang berputar di kepalanya hingga ia harus mengonsumsi seperempat pil tidur, pemuda itu akan lebih tenang setelah bertemu dengan orangnya, langsung. Tentunya tidak lupa ia menyempatkan diri mampir ke toko buku terdekat, untuk membawakan Lyodra novel baru.

***

Setelah mengantarkan bunda ke parkiran, Kyla kembali ke dalam sekolah dengan tangan kanannya masih meremat sisi rok abu-abunya yang koyak. Gadis itu berusaha menulikan pendengarannya sepanjang lorong, walaupun sudah bukan jam istirahat tetapi lantai bawah dipenuhi oleh murid kelas sepuluh yang tengah pelajaran olahraga. 

"Permisi," 

Beberapa siswi yang tengah menghalangi pintu toilet mengarahkan pandangan pada Kyla, kemudian menyingkir memberikan jalan agar gadis itu bisa masuk. 

"Itu yang tadi bikin ribut ga sih?

Empat orang siswi itu memang sudah sedikit menjauh dari pintu toilet, tetapi suara mereka masih terdengar jelas hingga ke dalam bilik tempat Kyla berada.

Kyla menutup kloset kemudian duduk di atasnya. Gadis itu berusaha menguatkan dirinya, walaupun suaranya masih bergetar setelah ia keluar dari ruang BK tadi. 

Sambil menatap ke sisi roknya, ia memikirkan berbagai kemungkingan-kemungkinan buruk. Apa ia akan ditarik lagi ke dalam ruang gelap? atau mungkin Retta akan menyuruh dayang-dayangnya menyiramnya dengan air pel, atau-

Tok...tok..tok..

Kyla membuyarkan lamunannya saat mendengar ketukan di penghalang biliknya, pasti apa yang ia bayangkan tadi akan terjadi. Mungkin di mulai dari labrakan.

"Kyla!"

"Kate?" balas Kyla dari dalam saat merasa tidak asing dengan suara di luar.

"KYLA LO JANGAN MATI PLEASE!! AYO KELUAR KITA NGOMONG BAIK BAIK!!" Dan yang satu ini sudah pasti Valen.

Gadis itu mengeluarkan kepalanya terlebih dahulu, lalu mengecek sekitar.

"Lo ngapain sih?" 

Kyla menggeleng kemudian keluar sepenuhnya dari bilik kecil itu.

Dengan merengutkan kedua alisnya, Valen menunjuk ke sisi tubuh Kyla yang terekspos, "Nenek Lamvir?" tebak Valen.

Kyla menggeleng, "Gue sendiri." Jawaban itu kemudian membentuk tanda tanya besar yang tergambar jelas di wajah kedua temannya. 

KyleonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang